Rabu, 10 April 2013

PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU ( MORlNDA CITRlFOLIA ) SEBAGAI PRODUK UNGGULAN


Nama  : Irvan Lionel Naibaho
Nim    : 101201146
Hut     : 6D
MK     : Agroindustri

PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU ( MORlNDA CITRlFOLIA ) SEBAGAI PRODUK UNGGULAN

Dalam beberapa tahun terakhir produk olahan buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) berkembang sangat pesat karena adanya fakta empiris serta bukti penelitian ilmiah mengenai manfaat mengkudu bagi kesehatan, yaitu untuk mengobati penyakit degeneratif seperti kanker, tumor, dan diabetes. Buah mengkudu mengandung berbagai komponen yang bermanfaat bagi kesehatan, baik komponen gizi seperti vitamin, mineral, dan protein maupun komponen fitokimia yang mempunyai fungsi fisiologis bagi kesehatan, seperti xeronin, skopoletin, akubin, dan alizarin. Berbagai penelitian membuktikan adanya aktivitas antibakteri, antioksidan, antikanker, dan peningkatan kekebalan tubuh karena sifat analgesik dan sedatif dari buah mengkudu. Prospek pengembangan produk olahan mengkudu sebagai minuman fungsional cukup baik, selain karena manfaatnya yang besar, permintaannya pun diperkirakan terus meningkat dan secara ekonomi industri pengolahan sari buah mengkudu sangat menguntungkan.
Pangan fungsional dikonsumsi layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen, serta tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberikan efek samping terhadap metabolism zat gizi lainnya jika digunakan pada jumlah penggunaan yang dianjurkan. Meskipun mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, pangan fungsional tidak berbentuk kapsul, tablet atau bubuk yang berasal dari senyawa alami (Badan Pengawasan Obat dan Makanan 2001). Produk minuman fungsional yang beredar di pasaran tersedia dalam berbagai bentuk, seperti jus (sari buah), serbuk minuman cepat larut (serbuk instan), serta dalam bentuk teh herbal (the celup) mengkudu. Mengkudu termasuk dalam family Rubiaceae dan mempunyai banyak spesies, di antaranya yang sudah dimanfaatkan di Indonesia adalah M. citrifolia dan       M. bracteata. M. citrifolia dikenal sebagai mengkudu Bogor dan banyak dimanfaatkan sebagai obat.

BOTANI TANAMAN MENGKUDU
Mengkudu tumbuh baik pada dataran rrendah sampai ketinggian 500 mdpl. Tanaman ini banyak dijumpai di pantai, hutan, daerah sepanjang aliran sungai, sekitar perkampungan, dan kadang- kadang ditanam di pekarangan rumah sebagai sayuran atau tanaman obat keluarga. Dimasyarakat pedesaan, daun dan buah mengkudu dimanfaatkan sebagai lalapan atau sayuran


Gambar 1. Buah Mengkudu
Klasifikasi :
Filum               : Angiospermae
Sub filum        : Dycotiledones
Divisi               : Lignosae
Famili              : Rubiaceae,
Genus              : Morinda
Spesies            : citrifolia.
Nama ilmiah    : Morinda citrifolia.

KOMPOSISI KIMIA BUAH MENGKUDU
Buah mengkudu mengandung berbagai senyawa yang penting bagi kesehatan.  Hasil penelitian membuktikan bahwa buah mengkudu mengandung senyawa metabolit sekunder yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain kandungan nutrisinya yang juga beragam seperti vitamin A, C, niasin, tiamin dan riboflavin, serta mineral seperti zat besi, kalsium, natrium, dan kalium. Beberapa jenis senyawa fitokimia dalam buah mengkudu adalah terpen, acubin, lasperuloside, alizarin, zat-zat antrakuinon, asam askorbat, asam kaproat, asam kaprilat, zat-zat skopoletin, damnakantal, dan alkaloid (Anon 1997 dalam Pohan dan Antara 2001). Senyawa turunan antrakuinon dalam mengkudu antara lain adalah morindin, morindon dan alizarin, sedangkan alkaloidnya antara lain xeronin dan proxeronin (precursor xeronin). Xeronin merupakan alkaloid yang dibutuhkan tubuh manusia untuk mengaktifkan enzim serta mengatur dan membentuk struktur protein (Solomon 1998).
EFEK FARMAKOLOGI BUAH MENGKUDU
Berbagai penelitian telah membuktikan adanya aktivitas antibakteri dari mengkudu. Acubin, lasperuloside dan alizarin serta komponen antrakuinon lainnya terbukti mempunyai aktivitas antibakteri. Komponen-komponen tersebut dapat menghambat berbagai bakteri seperti P. aeruginosa, Proteus morgaii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, E. coli, Salmonella, dan Shigela serta dapat digunakan sebagai obat pada infeksi kulit, flu (batuk), dan demam yang disebabkan oleh bakteri. Ekstrak buah matang menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa, M. pyrogenes, dan E coli (Bushnel et al. dalam Wang et al. 2002). Menurut Younos et al. (1990), ekstrak mengkudu mempunyai efek analgesik dan sedatif. Sifat analgesik dari ekstrak mengkudu bila dibandingkan dengan morfin, mencapai 75%. Selain itu belum ada laporan yang menyatakan adanya pengaruh ketergantungan (adiktif) dan efek samping dari jus buah mengkudu. Pada binatang percobaan, jus mengkudu dapat membuat binatang tersebut lebih toleran terhadap rasa sakit. Ekstrak buah mengkudu pada berbagai konsentrasi dapat menghambat produksi tumor necrosis factor-alpha (TNF-a) yang merupakan promoter endogen
Riset Medis Tentang Mengkudu
Melalui riset intensif yang dilakukan oleh para ilmuwan di laboratorium, Mengkudu menunjukkan keunggulan yang luar biasa.Tanaman ini mengandung berbagai vitamin, mineral dan enzim, alkaloid, ko-faktor dan sterol tumbuhan yang terbentuk secara alamiah. Selain itu, daun dan akar Mengkudu mengandung asam amino utuh yang merupakan sumber protein utama. Kadar air buah Mengkudu sekitar 52 persen. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui elemen apa Baja yang terdapat di dalam Mengkudu. Studi dan penelitian tersebut telah menunjukkan adanya zat-zat menarik di dalam sari buah Mengkudu, meskipun belum semuanya teridentifikasi. Baru pada tahun 1993, seorang peneliti (Helen Sim), dalam tesis masternya yang berjudul The Isolation and Characterization of A Fluorescent Compound From The Fruit of Morinda citrifolia: Studies on 5-ht Receptor System melaporkan adanya zat-zat di dalam buah Mengkudu yang tidak dikenal oleh dia maupun teman-temannya. Sebagian besar zat-zat tersebut berhubungan dengan kesehatan dan telah dibuktikan hanya terdapat di dalam buah Mengkudu. Berikut ini adalah manfaat-manfaat lainnya dari buah Mengkudu yang sudah terbukti
secara ilmiah :
·      Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
·      Menormalkan Tekanan Darah
·      Menghilangkan Rasa Sakit
·      Anti-peradangan dan Anti-alergi
·      Anti-bakteri
·      Mengatur Siklus Suasana Hati (Mood)
·      Mengatur Siklus Energi Tubuh

Cara Konsumsi Mengkudu
1.    Sari (Esktrak) Mengkudu Dikonsumsi oleh Orang Dewasa dan Anak-anak
Mungkin ada yang berpikir bahwa hanya orang sakit saja yang mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu. Sebenarnya tidak demikian, orang yang berada dalam kondisi sehat dapat saja mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu termasuk anak-anak. Tetapi sebaiknya orang yang menjalani perawatan kesehatan memberitahukan pada dokternya bila ingin mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu. Dari bukti-bukti empiris diketahui bahwa sari (esktrak) mengkudu aman untuk dikonsumsi oleh anakanak, wanita hamil dan ibu yang sedang menyusui. Berapa lama mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu juga tergantung pada efek positif yang timbul setelah mengkonsumsi. Sebagian orang mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan atau lebih baru merasakan efek yang signifikan, namun ratarata hampir setiap orang mengalami adanya perubahan setelah minum dalam beberapa minggu.  Berikut ini adalah beberapa alasan yang dapat dijadikan pegangan dalam mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu:
·         Meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan dan memperbaiki kesehatan.
·         Meningkatkan kekebalan tubuh.
·         Lebih meningkatkan tanggung jawab terhadap kesehatan pribadi.
·         Membantu penyembuhan tubuh setelah menga-lami luka atau pembedahan.
·         Membantu penyerapan gizi dari makanan dan suplemen kesehatan lain yang dikonsumsi.
·         Memberikan nutrien-nutrien yang tidak tersedia dalam makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari.
2. Alasan Memberikan Sari (Esktrak) Mengkudu pada Remaja dan Anak-Anak
Ketika anak-anak memasuki usia belasan akan sangat menguntungkan bila mereka mulai dibiasakan mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu setiap hari, karena dapat membantu mengatasi banyak proses transisi atau perubahan yang sedang dialami. sari (esktrak) mengkudu dapat membantu menghaluskan kulit mereka yang mulai ditumbuhi jerawat, menstabilkan suasana hati (mood), menghilangkan sakit pertumbuhan dan mempercepat masa penyembuhan akibat kecelakaan. Bayi sehat, balita, anak-anak yang berusia kurang dari 9 tahun mungkin tidak perlu mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu setiap hari. Bila kondisi mereka sehat, daya tahan tubuh mereka sudah cukup kuat sehingga tidak memerlukan suplemen. Sebaiknya sari (esktrak) mengkudu diberikan bila tubuh mereka sedang kurang sehat

3. Waktu Reaksi Setelah Mengkonsumsi Sari (Esktrak) Mengkudu
Berapa lamakah efek atau perubahan dirasakan setelah mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu? Jawabannya tergantung pada kondisi kesehatan penggunanya. Suatu hal yang harus diingat adalah setiap orang mempunyai mekanisme metabolisme tubuh yang spesifik. Sebagian orang mungkin mengalami efek yang ditimbulkan oleh sari (esktrak) mengkudu hanya dalam beberapa hari, sedangkan sebagian lagi membutuhkan waktu yang agak lama untuk merasakan adanya perubahan yang nyata. Reaksi positif yang umumnya langsung dirasakan setelah mengkonsumsi sari (estrak) buah mengkudu adalah tubuh terasa lebih segar, tidur lebih nyenyak, siklus sistem percernaan menjadi lancar, lebih bersemangat dan gairah kerja menigkat. Selain itu ada beberapa reaksi samping atau yang disebut "reaksi pembersihan" (cleansing reaction atau detoxification crisis ), artinya yaitu proses pengeluaran zatzat racun/toksin dan zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh.
Gejala-gejala reaksi pembersihan setelah mengkonsumsi sari (esktrak) mengkudu, diantaranya adalah: keringat berlebihan, bau badan dan bau napas tak sedap, batuk, diare atau sering buang air besar, air seni (urine) berbau, sakit kepala ringan, sering buang angin, pendarahan berlebihan saat menstruasi, ruam-ruam pada kulit, beberapa kelenjar membengkak, mudah lelah, dan rasa nyeri akibat terjadi pelepasan kristal asam urat dari dalam tubuh. Apabila mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan untuk mengurangi dosis konsumsi atau menghentikan terapi dengan mengkudu untuk beberapa hari sampai gejalanya mereda atau hilang. Biasanya gejala reaksi pembersihan akan hilang dalam waktu 2 - 4 minggu.



PRODUK MINUMAN FUNGSIONAL DARI BUAH MENGKUDU
Produk olahan buah mengkudu tidak hanya berbentuk jus atau sari buah saja, tetapi juga berupa serbuk buah tanpa biji, serbuk atau kopi biji dan dikemas dalam kapsul yang banyak dijual di pasar tradisional di Jawa Tengah. Untuk sari buah, proses pengolahan yang banyak dilakukan meliputi penyimpanan buah mengkudu dikombinasikan dengan pengepresan atau hanya pengepresan saja.
Selama penyimpanan akan terjadi proses fermentasi yang akan menguraikan komponen asam penyebab aroma yang tidak menyenangkan. Hardoko et al. (2003)  menyatakan bahwa makin lama buah difermentasi maka kadar alkohol, pH, dan viskositas sari buah meningkat, tetapi kadar vitamin C, total asam, dan total padatan terlarut menurun. Pembuatan jus mengkudu banyak dilakukan oleh pabrik pengolah kelas menengah dan industri rumah tangga.  Proses pembuatan minuman fungsional buah Mengkudu :
1.      Buah yang masih mengkal (kulit buah berwarna putih transparan dan daging buah masih keras) dicuci bersih lalu dimasukkan ke dalam air mendidih selama 2 menit dan ditiriskan.
2.      Setelah dingin, buah difermentasi dengan cara dimasukkan ke dalam wadah berupa tong dari stainless steel atau wadah dari bahan lain yang tidak mudah berkarat lalu ditutup rapat. Pada 1/3–1/4 bagian bawah tong dibuat saringan penyangga serta keran pembuka di bagian bawahnya.
3.      Setelah 2 minggu cairan sari buah mengkudu akan menetes ke dasar tong, dan dengan membuka keran, jus hasil fermentasi dimasukkan ke dalam botol kemasan yang higienis dan ditutup rapat (Djauhariya 2003).
Cara lain pembuatan sari buah mengkudu adalah dengan pengepresan menggunakan pres hidrolik Dilihat dari komposisi kimianya, buah mengkudu mengandung komponen serat makan (dietary fiber) yang cukup tinggi, yaitu 3%/100 g buah yang dapat dimakan, sehingga berpotensi untuk diproses menjadi produk olahan berserat tinggi. Buah mengkudu yang digunakan dalam pembuatan produk minuman berserat tinggi adalah buah yang berwarna hijau terang, kuning terang atau bening.






Tabel 1. Komposisi kimia buah mengkudu dalam 100 g bagian yang dapat dimakan.


 
Komponen                              Kadar (%)


 
Air                                           89,10
Protein                                     2,90
Lemak                                     0,60
Karbohidrat                             2,20
Serat                                          3
Abu                                         1,20
Lain-lain                                    1


PROSPEK MENGKUDU SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL
Mengkudu mempunyai potensi yang besar sebagai bahan minuman fungsional seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan. cerahnya prospek pangan fungsional tidak hanya dari sisi masyarakat atau konsumen, tetapi juga bagi pemerintah maupun industri pangan. Dari sisi konsumen, pangan fungsional dapat mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan imunitas, memperlambat proses penuaan, serta meningkatkan penampilan fisik, sedangkan bagi industri pangan akan memberikan kesempatan yang tidak terbatas untuk secara inovatif memformulasikan produk yang mempunyai nilai tambah bagi masyarakat.


Selanjutnya bagi pemerintah, adanya pangan fungsional akan menurunkan biaya pemeliharaan kesehatan masyarakat. Menurut Milner (2000), ada tiga alasan yang mendukung meningkatnya minat terhadap pangan fungsional, yaitu tingginya biaya pemeliharaan kesehatan serta adanya peraturan yang mendukung penemuan ilmiah. Industri pengolahan mengkudu berkembang pesat dan tersebar di daerah Bogor dan Jakarta. Dalam kurun waktu 2000−2003, di kawasan Jabotabek terdapat sekitar 50 pabrik pengolahan mengkudu (Soediarto et al. 2003). Menurut Pohan et al. (2002), produksi pengolahan buah mengkudu di Bogor dan Jakarta diperkirakan mencapai lebih dari 15.000 liter/ bulan. Industri pengolahan mengkudu dunia diperkirakan juga akan terus berkembang.
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
Beberapa permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan pengembangan mengkudu sebagai minuman fungsional adalah:
1) Tingkat kematangan buah. Buah dengan tingkat kematangan yang berbeda mempunyai kandungan bahan aktif dan khasiat yang berbeda pula. Buah mengkudu mentah (hijau, mengkal, tekstur masih keras) biasanya dibuat jus untuk menanggulangi masalah pencernaan dan demam yang disertai muntah-muntah (Anonymous 1997 dalam Antara et al. 2001). Buah yang ranum dapat menyembuhkan lidah berdarah, sakit pinggang, beriberi, dan diabetes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 1987). Selanjutnya Waha (2000) dalam Antara et al. (2001) menyatakan bahwa sari buah mengkudu dapat menyembuhkan sakit kepala yang terus-menerus, rasa sakit pada otot saraf, dan nyeri sendi. Hasil analisis komponen asam lemak yang dilakukan oleh Antara et al. (2001) menunjukkan bahwa buah dengan tingkat kematangan yang berbeda mengandung asam lemak yang berbeda pula.
2) Bau yang tidak menyenangkan. Selain kandungan asam organik seperti asam askorbat yang berfungsi sebagai antioksidan, mengkudu mengandung asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprat yang merupakan golongan asam lemak. Asam kaproat dan kaprat dalam buah mengkudu menyebabkan bau busuk dan tajam menyengat, terutama pada buah matang. Untuk menetralisir bau tidak sedap tersebut dapat ditambahkan aroma (essence), asam sitrat, dan madu (Pohan dan Antara 2001), atau dicampur dengan teh dan gula. Menurut Suriawirya (2001), cara sederhana menghilangkan bau adalah dengan mencampurkan gula merah atau madu ke dalam larutan sari buah, kemudian sari buah ditempatkan dalam gelas atau botol dan disimpan 2−4 hari sampai terjadi proses fermentasi sehingga komponen asam penghasil bau terurai.
3) Proses pengolahan. Pengolahan dapat mempengaruhi komponen aktif yang terkandung dalam tanaman obat yang akan digunakan sebagai bahan pangan fungsional. Pengolahan buah menjadi produk minuman penyegar sering melibatkan perlakuan seperti pemanasan yang dapat menyebabkan kerusakan atau perubahan komponen aktif.
4) Keamanan herbal. Beberapa jenis herbal mempunyai efek samping yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Selain itu yang juga perlu diperhatikan adalah potensi interaksi dengan obat kimia dan kemungkinan terdapatnya kontaminan. Buah mengkudu mengandung mineral kalium yang tinggi sehingga penggunaannya bersama dengan obat, suplemen atau produk pangan berkadar kalium tinggi dapat menyebabkan hiperkalemia.
5) Lama penyimpanan. Makin lama produk disimpan, peluang terjadinya kontaminasi mikroba makin besar. Hasil penelitian Pohan dan Antara (2001) memperlihatkan bahwa nilai TPC selama penyimpanan cenderung meningkat. Penyimpanan sari buah dalam kemasan hingga 3 bulan masih memenuhi persyaratan dengan nilai TPC kurang dari 2 x 102 koloni/ml, sedang pada penyimpanan selama 6 bulan nilainya melonjak menjadi lebih dari 2 x 102 koloni/ml.
6) Standardisasi produk. Tanaman rempah dan obat termasuk mengkudu tumbuh atau dibudidayakan dalam kondisi yang berbeda dan pada lokasi dan musim yang berbeda. Perbedaan lingkungan geografis akan mempengaruhi kandungan bahan aktif. Oleh karena itu, diperlukan standardisasi  sehingga mutu dan khasiat produk yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.