Oleh : Yaena
Adelisa Manurung/101201143
Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
perjalanan. Adanya
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara akan
berpengaruh pada konsumsi wisatawan. Pengeluaran wisatawan tertuju ke berbagai
industri dan jasa lainnya selama wisatawan berkunjung ke daerah wisata
tertentu. Dampaknya akan terlihat pada nilai belanja pengeluaran wisatawan,
sehingga akan berpengaruh terhadap kesempatan kerja, pendapatan, dan penerimaan
devisa bagi daerah tujuan wisatawan. Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi
industri yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pembangunan lain (Santri,
2009).
Indonesia merupakan negara yang kaya akan wisata alam, karena
letaknya yang strategis berada diantara benua Asia dan benua Australia.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang berpotensi sebagai wisata. Sehingga
banyak daerah pariwisata di Indonesia yang ramai dikunjungi wisatawan lokal
maupun mancanegara.
Sumatera Utara merupakan salah satu contoh tempat wisata yang
kerap dikunjungi wisatawan. Sumatera Utara memilki obyek wisata, seperti
Berastagi, Bukit Lawang, Danau Toba dan masih banyak lainnya, tetapi sangat
disayangkan banyak tempat-tempat wisata yang berpotensi menarik wisatawan belum
berkembang secara maksimal.
Sebagai salah satu
contohnya adalah Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki potensi wisata alam
yang beraneka ragam. Potensi ini terletak pada lokasi objek-objek wisata yang
menyebar pada beberapa kecamatan-kecamatannya, diantaranya terletak pada
kecamatan Sipoholon dan Kecamatan Tarutung yang mempunyai potensi pariwisata
alam. Ini disebabkan karena fokusnya masih terletak pada sektor pertaniannya
saja di banding sektor pariwisata.
Sipoholon merupakan salah satu kecamatan di Tapanuli Utara,
tidak asing lagi tempat ini terkenal dengan pemandian air panasnya. Air panas
ini berasal dari perut bumi dan selama ratusan tahun air panas ini telah
mengalir. Namun hingga saat ini lokasi dan tempat pemandian alam ini masih
belum tertata dengan baik. Karena kurangnya fasilitas-fasilitas pendukung
seperti penginapan, jalan raya, tempat parkir, sarana olahraga dan rekreasi
pemandian air panas dapat mengurangi nilai estetik yang dimiliki pemandian alam
tersebut sehingga berdampak berkurangnya wisatawan asing yang ingin berkunjung.
Untuk itu dengan adanya dukungan alam yang ada seperti Bukit Kapur, flora
dan fauna,aliran sungai Aek Sigeaon, topografi lahan yang berkontur, iklim yang
sejuk, keasrian alamnya, kemudian lokasinya sebagai salah satu lintas koridor
Wisata Medan-Sibolga ini, diharapkan nantinya kawasan ini bukan hanya sebagai
koridor wisata yang dilewati begitu saja, juga diharapkan menjadi magnet
penggerak wisata dan menjadi salah satu tujuan wisatwan favorit bagi wisatawan
lokal maupun manca negara.
1.2 Masalah
1.
Bagaimana
peran sektor pariwisata dalam struktur perekonomian di Kecamatan Sipoholon?
2.
Berapa besar keterkaitan antara sektor pariwisata dengan
sektor-sektor lainnya di Kota Bogor, baik keterkaitan dari sisi input maupun
sisi output?
3.
Bagaimana
peran sektor pariwisata dalam keterkaitannya dengan sektor ekonomi lain di
Kecamatan Sipoholon?
4.
Bagaimana
peran sektor pariwisata terhadap laju pertumbuhan output, pendapatan, dan
kesempatan kerja masyarakat?
1.3 Tujuan
1.
Menganalisis keterkaitan antara sektor pariwisata dengan
sektor-sektor lainnya di Kecamatan Sipoholon, baik keterkaitan dari sisi input
maupun sisi output.
2.
Menganalisis dampak penyebaran sektor pariwisata di Kecamatan
Sipoholon dan bagaimana pengaruhnya terhadap sektor-sektor perekonomian
lainnya.
3.
Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor
pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja
dilihat berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga
kerja.
BAB II
ISI
2.1 Potensi
Wilayah
Di
kawasan kota Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara terdapat beberapa obyek wisata air panas,
seperti : Air panas Hutabarat, Air panas Sipoholon, Air panas Sait Ni Huta dan
Air panas Ugan. Khusus air panas Sipoholon telah menjadi tempat persinggahan
(stop over) para wisatawan yang mengadakan paket perjalanan wisata ke Medan,
Parapat, Tarutung, Padang dan Sibolga.
Air panas Sipoholon atau kerap disebut masyrakat setempat adalah ria-ria merupakan pemandian alam yang
telah ada sejak ratusan tahun. Air panas ini mengandung aroma belerang yang
luar biasa dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit tertentu seperti penyakit
kulit. Lahan berkisar 3 hektar itu dapat mengundang wisatawan 50-100 orang
perhari. Para pengunjung
mayoritas berasal dari kabupaten Taput, Medan, Pekanbaru, dan Jakarta.
Pemandian air panas Sipoholon
memiliki lokasi yang sangat startegis yaitu berada di jalur lintas sumatera. Tidak
heran kalau pada musim libur permandian air panas itu dipadati pengunjung dari
pagi hingga pada malam harinya. Karena Pemandian Air panas ini mengandung unsur
belerang yang mengalir dari perut bumi dan di alirkan dengan sistem yang
sedemikian rupa, ke arah tempat-tempat penampungan rumah-rumah kedai yang
kemudian di komersilkan bagi siapa saja yang ingin mandi air panas tersebut.
Sumber mata airnya sungguh indah. Ada gua kecil
didekat sumber mata air utama. Di dalam gua ini kita bisa lihat stalaktit yang
masih aktif dan air panas yang mengalir di dasarnya. Selain sebagai tempat
wisata, lokasi ini juga merupakan tambang belerang. Masyarakat sekitar
Sipoholon mengumpulkan belerang untuk dijual.
Potensi alam itu memberikan pemasukan
kepada masyarakat sekitar, khususnya kepada sekitar 20 lebih KK sebagai pemilik
kamar/rumah pemandian air panas. Penggalian batu kapur
yang berasal dari belerang dipergunakan untuk
industri besar, batu kapur itu setelah digiling, selanjutnya akan diekspor
untuk dipergunakan menjadi barang jadi seperti piring, gelas dan bahkan untuk
pupuk kimia.
2.2 Analisis Teori
a.
Analisis Basis dan Non Basis
Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya
tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus
berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non
basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu
sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum
perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous (tidak
bebas tumbuh). Pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah
secara keseluruhan (Priyarsono,
2007).
Kegiatan ekonomi dalam sektor pariwisata ini termasuk kedalam
kegiatan ekonomi sektor basis dan non basis karena dengan adanya sektor
pariwisata di kecamatan Sipoholon banyak pengunjung mancanegarayang datang ke
Sipoholon untuk menikmati jasa pemandian
alam air panas Sipoholon dan sekaligus mendorong tmbuhnya jenis pekerjaan lain
seperti Usaha Penginapan, Restoran, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan basis
yang terjadi pemandian Air panas dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat
sekitar atau lokal. Masyarakat sekitar
juga dapat menikmati wisata di tempat sendiri. Selain menjadi ciri khas
wisata yang unik dari Kabupaten Tapanuli Utara wisata pemandianini akan
menambah nilai pendapatan masyarakat sekitar meningkat, penciptaan lapangan
kerja, dan peningkatan pendapatan suatu wilayah per kapita.
b.
Teori Lokasi
Teori ini sering digunakan untuk penentuan atau pengembangan
kawasan di suatu daerah. Lokasi usaha ditentukan berdasarkan tujuan pengusaha,
untuk mendekati bahan baku atau mendekati pasar. Inti dari pemikiran ini
didasarkan sifat rasional manusia yang cenderung mencari keuntungan yang
setinggi-tingginya dengan biaya serendah mungkin. Oleh karena itu, pengusaha
akan memilih lokasi usaha yang memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya
produksinya. Para pengusaha disekitar kecamatan Sipoholon akan memilih membuka
usaha misalnya perhotelan didekat wisata. Contoh hotel resor yang letaknya di desa Situmeang Habinsaran
sehingga para wisatawan dapat menghabiskan waktunya lebih lama di kota Tarutung
yang pada akhirnya akan memajukan sektor pariwisata kota Tarutung.
c.
Analisis Output-Input
Analisis ini melihat keterkaitan antarsektor dalam suatu
perekonomian. Dalam analisis input‐output kegiatan produksi suatu sektor akan
menghasilkan dampak ekonomi pada sektor‐sektor lainnya di dalam perekonomian
tersebut. Disatu sisi jika suatu sektor tertentu melakukan kegiatan produksi,
hal ini berarti sektor tersebut meningkatkan permintaannya terhadap hasil
produksi sektor lainnya. Di sisi lain, peningkatan output di sektor
tersebut juga menciptakan penawaran bagi sektor‐sektor lain yang membutuhkan dari
sektor tersebut.
Dalam sektor pariwisata yang menjadi input kekayaan
alam, Modal, Tenaga kerja, dan Keterampilan sedangakan outputnya adalah jasa ,
Wisatwan, Keindahan, Kepuasan yang diperoleh wisatawan.
Heriawan (2004) dalam disertasinya menganalisis
tentang peran sektor pariwisata terhadap perekonomian di Indonesia. Metode yang
digunakannya adalah Input-Output Indonesia dan SAM. Dalam penelitiannya, dia
mendefinisikan pariwisata adalah sebagai sektor hotel, restoran, angkutan dan
jasa serta sektor industri kerajinan.
d.
Analisis Keterkaitan
Keterkaitan aktivitas antar sektor dapat dianalisis dari
tabel input-output, analisis keterkaitan tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh suatu sektor pariwisata terhadap sektor industri, sektor
jasa, sektor perdagangan, sektor pertanian dan sektor lainnya dalam sistem
perekonomian. Dengan demikian dapat diukur tingkat ketergantungan antar sektor
dalam suatu sistem perekonomian serta sejauh mana pertumbuhan suatu sektor
dipengaruhi oleh sektor-sektor lainnya.
Backward Linkage menggambarkan hubungan antara suatu sektor
dengan input sektornya. Backward Linkage merupakan suatu perhitungan untuk
melihat keterkaitan antara suatu sektor dengan sektor input yang telah
digunakan dalam proses produksi. Forward Linkage merupakan suatu perhitungan
untuk melihat keterkaitan antara suatu sektor dengan sektor lainnya yang akan
memakainya sebagai input dalam proses produksi.
Keterkaitan ke belakang (BL) merupakan hubungan antara sektor
yang bersangkutan dengan input atau bahan mentah sedangkan keterkaitan ke depan
(FL) merupakan hubungan antara sektor yang bersangkutan dengan output atau
penjualan. Indikasi bahwa suatu sektor memiliki keterkaitan ke belakang yang
tinggi apabila nilai indeks keterkaitan ke belakangnya (BL) >1, demikian
pula indikasi bahwa suatu sektor memiliki keterkaitan ke depan yang tinggi
apabila nilai indeks keterkaitan ke depannya (FL) >1.
Jadi hasil analisis keterkaitan langsung ke depan dan ke
belakang terlihat bahwa sektor yang memiliki nilai FL yang tergolong tinggi
adalah jasa, perdagangan, dan industri. Tingginya nilai FL menunjukkan bahwa
sektor-sektor tersebut berperan penting terhadap sektor-sektor lain yang menggunakan
output-nya secara langsung dalam perekonomian Tapanuli Utara.
Berdasarkan nilai koefisien input setiap sektor, diketahui bahwa sektor
yang paling banyak menggunakan output dari sektor pariwisata adalah
jasa, perdagangan, industri, pariwisata, dan pertanian
Proses keterkaitan dalam sektor pariwisata dapat dilihat dari
proses sektor hulu(up stream) –
hilir(down stream). Sektor hulu dapat berupa kekayaan alam (sumber air panas),
Modal (kamar-kamar pemandian, lahan/bangunan), Tenaga kerja (pelayanan), Ketrampilan
(atraksi)
Sedangakan sektor hilir berupa kepuasan wisatawan dan keindahan.
2.3 Dampak Pengganda.
Dampak pengganda adalah dampak yang terjadi secara langsung terhadap
berbagai kegiatan ekonomi wilayah sebagai akibat adanya
perubahan pada variabel eksogen perekonomian wilayah tersebut. Dampak pengganda
yang dianalisis dalam makalah ini adalah dampak pengganda pendapatan dan
pengganda tenaga kerja. Perhitungan koefisien pengganda pendapatan bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kenaikan permintaan akhir suatu sektor dalam sistem
perekonomian terhadap peningkatan pendapatan tenaga kerja yang bekerja di
sektor tersebut.
Semakin besar nilai pengganda pendapatan suatu sektor semakin
besar pula peningkatan pendapatan masyarakat yang diperoleh dari sektor
tersebut akibat kenaikan permintaan akhir. Peningkatan pendapatan suatu sektor
akibat meningkatnya output sektor tersebut.
Peningkatan jumlah wisatawan di pemandian air panas Sipoholon
mempengaruhi jumlah pendapatan masyarakat melalui kamar-kamar pemandian ataupun
faktor pendukung lain seperti penginapan dipadati pengunjung.
Pengganda tenaga kerja merupakan besarnya kesempatan kerja
yang tersedia pada sektor sebagai akibat penambahan permintaan output. Semakin
tinggi tingkat output maka permintaan akan tenaga kerja makin meningkat. Untuk
meningkatkan pendapatan masyrakat Sipoholon maka yang harus ditingkatkan adalah
sektor pariwisatnya. Untuk mendukung berkembangnya sektor pariwisata Sipoholon
maka perlu meningkatkan sektor lain seperti sektor perdagangan dan pertanian.
Semakin banyak wisatawan yang datang maka berkembang juga sektor perdagangan
seperti meningkatnya penjulan gitar sipoholon, home industry kacang sihobuk,
dan lain sebagainya.
2.4 Kendala dan Tantangan
Pemandian alam Air Panas Sipoholon akan sulit berkembang
apabila masyarakat sekitar tidak berhenti untuk menggali batu kapur. Karena
galian-galian tersebut meninggalkan lubang besar yang dapat merusak pemandangan
bukit belerang. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kebersihan wisata pemandian karena banyak terdapat sampah yang bertebaran
disekitar bukit sehingga wisatawan yang berkunjung akan enggan berwisata kembali
pemandian tersebut. Kurangnya akomodasi sarana dan prasarana akan menyulitkan
wisatwan untuk berkunjung, tetapi kepedulian pemerintah masih sangat kurang.
Pengembangan kawasan wisata pemandian air panas menjadi
lebih baik diperlukan nantinya terdapat suatu fasilitas pendukung berupa fasilitas
penginapan,restoran, fasilitas olahraga, rekreasi pemandian air panas dan
sarana komodasi yang dapat menampung kegiatan yang akan direncanakan tampa
merusak atau merubah potensi alam yang sudah ada. Kurangnya minat wisatawan karena wisata alam Air panas
adalah wisata sektor unggulan tetapi
tidak diimbangi dengan pembangunan di
sektor lain di luar sektor pariwisata.
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
Peningkatan output pariwisata pemandian air panas sipoholon dapat
memdorong meningkatnya pendapatan masyrakat sekitar. Sektor pariwisata secara
keseluruhan memiliki keterkaitan yang cukup tinggi dengan sektor-sektor
lainnya. Hal ini berarti sektor pariwisata dapat diandalkan untuk mendorong
pertumbuhan sektor-sektor lain baik sektor hulu maupun hilirnya.
Melalui pengembangan wilayah pemandian air panas Sipoholon
setelah diaanalisis melalui terori pengganda pendapatan dan tenaga kerja. Bahwa
sektor pariwisata air panas sipoholon mampu berkembang dan memicu berkembangnya
subsekor lain.
Dengan mempertimbangkan besarnya kontribusi sektor pariwisata
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Tapanuli Utara maka pemerintah
diharapkan mengalokasikan anggaran pemerintah untuk membangun wilayah wisata
air panas Sipoholon. Selain letaknya yang strategis pemandian ini memiliki aset
yang panjang jika dikelola dengan baik.
Dalam pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata pemerintah
tidak hanya melihat dari potensi yang ada tetapi memperhatiakan dari segi
pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung serta dari segi penyerapan
tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Heriawan, R. 2004. Peranan dan Dampak Pariwisata Pada
Perekonomian Indonesia Suatu Pendekatan Model I-O dan SAM[disertasi] Sekolah
Pasca Sarjana. IPB. Bogor Liburan. Info. 2011. Air panas Sipoholon. Diakses
pada 06 Januari 2012
Mudzakir, A, K, dan A. Suherman. 2007. Analisis
Keterkaitan dan Damapak pengganda Sektor Perikanan Pada perekonomian Jawa
Tengah: Analisis Input-Output. Undip. Semarang.
Pryarsono, D. 2007. Ekonomi Regional. Universitas
Terbuka. Jakarta
Rahayu, F. Analisi Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap
Perekonomian Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Santri, A. 2009. Analisis Potensi Sektor Pariwisata
Untuk meningkatkan Kesempatan Kerja Dan pendapatan Masyarakat Provinsi Bali.
IPB. Bogor.
Waspada Online. 2010. Wisata Alam Pemandian Air Panas Sipoholon
Terancam Punah. Terbit Sabtu 16 Januari 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar