NAMA
: Khairul
Ambri Nst
NIM : 101201144
KELAS
: HUT 5-D
POTENSI
KRIPIK SINGKONG DI PASAR BENGKEL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Desa
Bengkel merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Perbaungan,
Kabupaten Serdang Bedagai. Desa Bengkel merupakan sentra oleh-oleh khas
Sumatera Utara. Oleh-oleh yang menjadi andalan antara lain adalah kripik
singkong.
Potensi
terbesar yang dimiliki Sergei adalah persawahan yang memproduksi 354.355 ton
gabah dari luas lahan 68.967 hektar pada tahun 2003. Produksi ini surplus
134.115 ton yang didistribusikan ke berbagai daerah, disusul oleh ubi kayu
272.173 ton. Dari data tersebut dapat di lihat bahwa ubi kayu yang menjadi
bahan utama kripik simgkong merupakan salah satu komoditas yang di hasilkan
kabupaten serdang bedagai.
Dengan adanya sentra oleh-oleh pasar bengkel ini
secara langsung menambah pendapatan masyrakat sekitar maupun pendapatan daerah
sekitar pasar bengkel yang menghasilkan ubi kayu
Potensi Wilayah Dari Kabupaten Serdang
Bedagai
Potensi Kuliner
Serdang Bedagai merupakan kabupaten penghubung
antar kota medan dengan provinsi yang berada di sebelah selatan sumatera utara
dan merupakan jalur utama ke kota medan, jadi pasar bengkel merupakan tempat
persinggahan yang banyak didatangi oleh orang yang dalam perjalanan.
Apa yang
pertama kali hinggap di pikiran lawan bicara kita ketika mendengar kata Serdang
bedagai? Boleh jadi cerita tentang keindahan pantai cermin (padahal tidak
terletak di Kota Serdang bedagai), ramainya lalu lintas sehari-hari, karakter
masyarakatnya yang dicap kasar ataupun kalau untuk oleh-oleh hanya kripik
singkong. Pertanyaan pun lantas muncul. Apakah memang demikian citra diri yang
terbentuk selama 8 tahun lebih usia Kota Serdang bedagai? Sebelum menjawab
pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengenal lebih jauh Serdang bedagai lewat
ensiklopedia kulinernya.
Jikalau suatu
ketika kita iseng menggunakan jasa pencarian laman id.wikipedia.org dan
memasukkan kata kunci ‘makanan khas Sumatera Utara’, bersiaplah untuk takjub
melihat kekayaan kuliner yang dimiliki Sumatera Utara. Tidak kurang dari 30
jenis makanan khas tertulis di laman tersebut. Selain kripik singkong, terdapat
arsik, angsle, cimpa, cipera, dalini horbo, kidu-kidu, lappet, lemang,
lomok-lomok, nanidugu, naniura, ombus-ombus, pangsit, popia, saksang,
tanggo-tanggo, terites, tipa-tipa, tok-tok, tuak, uyen, dan lainnya.
Itu baru yang berhasil terdata.
Namun, jumlah itu pasti belum mencerminkan semuanya.
Masih di
laman yang sama pula, jumlah makanan khas yang dimiliki Sumatera Utara (Sumut)
termasuk sangat banyak, jauh menggungguli perolehan beberapa daerah di
Indonesia. Terlepas pula dari subjektivitas penulis, dari segi kelezatan,
daftar nama makanan khas yang disebutkan diatas juga boleh diadu.
Ditilik dari
sejarahnya, Kota Serdang bedagai memang memiliki heterogenitas etnis yang
besar. Walau begitu, untuk masalah selera makanan, identitas kesukuan masih
terasa sangat menonjol. Hal ini tidak malah menjadi bumerang bagi masyarakat Serdang
bedagai. Malah sebaliknya, orisinalitas tradisi kuliner yang dibawa oleh nenek
moyang tetap terpelihara dengan baik. Artinya, tidak ada pemaksaan pencampuran
bumbu atau tambahan bahan lainnya agar makanan itu sesuai dengan selera.Termasuk
soal rasa kripik singkong yang hingga saat ini cita rasanya masih terjaga.
Melihat
potensi diatas, pilihan untuk fokus pada wisata kuliner kripik singkong dan
menjadikannya sebagai salah satu kekuatan utama pariwisata Kota Serdang bedagai
bukannya tidak beralasan. Pertama, belum ada kota di Indonesia yang berani
secara terang-terangan mempatenkan kue kripik singkong sebagai “raja kuliner”
di kotanya. Kedua, tantangan yang lebih besar (terutama urusan dana) akan
diperlukan bila hanya mengandalkan wisata alam dan sejarah. Terakhir, wisata
kuliner kripik singkong dapat hadir sebagai referensi panganan utanma kepada
para pengunjung untuk menyambut Visit Sumatera utara Year 2013.
KENDALA
Belum
semuanya kripik singkong yang berasal dari Serdang Bedagai dapat dipasarkan secara
luas karena hanya bertumpu pada took-toko penjual di pasar bengkel tersebut.dan
akses jalan di daerah tersebut tidak bagus dan terlalu sempit
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Kripik singkong seharusnya
dipasarkan tidak hanya di daerah terbsebut melainkan di pasarkan di tempat lain
agar menambah jumlah produksi karena bertambahnya lokasi pemasaran dan
permintaan yang tinggi.
Saran
Pemerintah harusnya
bekerja sama dengan para pedagang untuk meningkatkan sector bisnis oleh-oleh
tersebut karena memiliki potensi besar sebagai sumber pandapatan masyarakat dan
dapat menggerakkan roda perekonomian karena berhubungan langsung dengan jenis
usaha lain.
Selain itu agar semakin meningkatkan
kualitas sentra tersebut baiknya pemerintah memperbaiki infrastruktur, sarana
dan prasarana seperti jalan, tempat parker, kamar mandi dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar