Oleh : Mahdi Saragih/101201173
Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Secara umum pembangunan ekonomi
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP (Gross National Product) perkapita atau pendapatan masyarakat
meningkat dalam periode waktu yang panjang. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi
memiliki tiga sifat penting yaitu: suatu proses yang berarti terjadinya
perubahan terus menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita
masyarakat. Dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat yang terjadi dalam
jangka panjang.
Pembangunan yang
dititik beratkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian
pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan nasional mencakup beberapa
aspek yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat dan
kesempatan kerja serta kelestarian sumberdaya yang potensial. Keberhasilan
pembangunan di Indonesia menuntut kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak
dan peranan masing-masing sektor. Salah satu sektor yang diharapkan dapat
menunjang tujuan pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian.
Peran sektor pertanian
yang merupakan dasar bagi kelangsungan pembangunan ekonomi berkelanjutan
diharapkan mampu memberikan pemecahan permasalahan bagi bangsa Indonesia, hal
tersebut dikarenakan sektor pertanian mempunyai empat fungsi yang sama sangat
fundamental bagi pembangunan suatu bangsa, yaitu (1) mencukupi pangan dalam
negeri, (2) penyediaan lapnagn kerja dan usaha, (3) penyediaan bahan baku
industri, dan (4) sebagai penghasil devisa negara (Dillon, 2004).
Potensi pertanian
sebagai leading sector dalam perekonomian ditunjukkan dengan bertahan
dan tumbuh positif semasa krisis. Agar tercipta suatu potensi pertanian
tersebut ditujukan:
1. Hasil
produksi pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto, merupakan
penyumbangan nilai tambah (value added)
terbesar dalam perekonomian nasional, diperlukan sebesar 45 persen total nilai
tambah.
2. Menyerap
tenaga kerja terbesar
3. Pemanfaatan
lahan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan
4. Terdapatnya
sarana dan prasarana dalam menunjang pertanian
Kabupaten Simalungun
sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki daerah yang cukup luas di Provinsi
Sumatera Utara (Sumut), yaitu dengan luas wilayah 4.386,60 km2 menjadikannya
sebagai daerah terluas ketiga setelah kabupaten Madina dan Langkat, serta
dengan potensi kekayaan sumberdaya yang melimpah, yakni daerah lahan pertanian
dan perkebunan yang luas. Pada tahun 2010 Kabupaten Simalungun tercatat sebagai
daerah penghasil padi terbesar di Sumut dengan luas lahan pertanian sebesar
42.344 ha. Daerah perkebunan yg luas juga terdapat di daerah ini, baik
perkebunan jagung luasnya sebesar 14.112 ha, sawit (27.155 ha) , karet
(13..280,4 ha), kopi (9.610,3 ha), kakao (5.705,26 ha), cengkeh (442,88 ha),
kelapa (2.952,38 ha), ubi jalar dan ubi kayu (14.214 ha) teh (3.500 ha) serta
komoditi pertanian lainnya, yang terdiri dari perkebunan rakyat yang menjadi
komoditas unggulan kabupaten ini.
Melihat kekayaan sumber
daya alam yang melimpah tetapi tidak diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang
meyakinkan, atau dengan fakta pertumbuhan ekonomi yang rendah, yaitu
pertumbuhan ekonomi yang selalu berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi
provinsi, maka sangat disayangkan jika potensi-potensi besar yang ada di
Kabupaten Simalungun tidak bisa mendongkrak pertumbuhan perekonomian wilayah
tersebut ketingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.
Maka dari itu setiap
pemerintah daerah harus mengetahui sektor-sektor basis yang menjadi sektor
unggulan dalam perekonomian daerah. Karena hal ini sangat erat kaitannya dengan
peningkatan pembangunan daerah dan strategi perencanaan yang matang, serta
kemampuan pemerintah untuk melihat pergeseran-pergeseran struktur ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja dari tahun ke tahun. Untuk mengetahuinya pemerintah
harus melakukan analisis terhadap sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan
dalam perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan perekonomian daerah
yang lebih besar.
1.2.Permasalahan
Berdasarkan penjelasan
diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah:
1.
Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor
basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?
2.
Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor
unggulan perekonomian Kabupaten Simalungun?
3.
Bagaimanakah perubahan dan pergeseran
sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?
1.3.Tujuan
Dari permasalahan diatas, maka dapat ditetapkan
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten
Simalungun.
2. Untuk
menentukan sektor-sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.
3. Untuk
mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah Kabupaten
Simalungun.
BAB II. POTENSI-POTENSI PENGEMBANGAN
WILAYAH KABUPATEN SIMALUNGUN
Simalungun sebagai salah satu kabupaten di Sumatera
Utara, letaknya diapit oleh 7 kabupaten/kota yaitu, Serdang Bedagai, Deli
Serdang, Karo, Toba Samosir, Asahan, Batu Bara, dan Pematang Siantar. Letak
astronomis Kabupaten Simalungun adalah 02o36’–03o18’
Lintang Utara dan 98o32’ – 99o35’ Bujur Timur dengan luas
wilayah 4.386,60 km2 yakni sekitar 6,12% dari luas wilayah Sumatera Utara dan
menjadi daerah terluas ke-3 di Sumatera Utara setelah Kabupaten Madina dan
Kabupaten Langkat.
Dalam
sepuluh tahun terakhir (2001-2010) terlihat jelas bahwa struktur perekonomian
Kabupaten Simalungun masih didominasi oleh pertanian dengan rata-rata
kontribusi terhadap PDRB sebesar 58,41%, lalu dikuti oleh sektor industri
pengolahan (16,45%), sektor jasa-jasa (10,14) serta sektor perdagangan, hotel
dan restoran (8,23%). Sementara itu sektor dengan kontribusi terkecil adalah
sektor pertambangan dan penggalian dengan rata-rata kontribusi sebesar 0,35%.
Sumber
: Abigael, 2011.
Berikut
ini merupakan beberapa komoditi unggulan sektor pertanian Kabupaten Simalungun
:
1.
Tanaman
Bahan Pangan
Kabupaten Simalungun adalah penghasil padi terbesar
di Sumatera Utara. Pada tahun 2010 Kabupaten Simalungun menghasilkan padi
sebanyak 461.294,08 ton yang terdiri dari padi sawah sebanyak 416.248,70 ton
dan padi ladang sebanyak 45.043,38 ton. Produksi padi sawah berasal dari luas
panen bersih sebesar 78.995 ha dan produksi padi ladang berasal dari luas panen
bersih sebesar 14.348 ha.
Sentra
produksi padi sawah terdapat di Kecamatan Hutabayu Raja dengan produksi
49.582,63 ton, Kecamatan Tanah Jawa dengan produksi 42.374,69 ton. Sedangkan
untuk produksi padi ladang, sentra produksinya terdapat di Kecamatan Dolok
Silau 11.962,14 ton, dan Kecamatan Purba 7.238,49 ton. Saat ini jagung
merupakan salah satu komoditi andalan bagi petani, karena disamping biaya
produksi yang relatif rendah dibanding komoditas lainnya, juga memiliki nilai
tambah yang lebih besar. Kecamatan yang menghasilkan jagung paling banyak
adalah Dolok Pardamean, Purba dan Sidamanik. Produksi jagung dari Kecamatan
Dolok Pardamean sebesar 21.774,37 ton selanjutnya di Kecamatan Purba sebesar
18.520,35 ton, sementara dari Kecamatan Sidamanik 17.709,35 ton. Berikut ini
merupakan grafik luas panen dan produksi tanaman padi/palawija di Kabupaten
Simalungun pada tahun 2010 :
2.
Perkebunan
Sektor perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar
terhadap perekonomian Kabupaten Simalungun yang mana sumbangan sub sektor
perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2010 cukup tinggi.
Tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Simalungun
baik yang dikelola oleh rakyat (perkebunan rakyat) maupun perkebunan
swasta/PTPN, seperti karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, coklat, teh, dan
lain-lain memberikan nilai yang cukup berarti bagi usaha peningkatan pendapatan
masyarakat, hal ini terlihat dari produksi yang dihasilkan oleh tanaman
perkebunan tersebut. Tanaman perkebunan rakyat didominasi oleh produksi kelapa
sawit tahun 2010 mencapai 507.949,41 Ton.
3.
Perikanan
dan Peternakan
Jenis ternak dibedakan atas ternak besar dan ternak
kecil (unggas), ternak besar terdiri dari sapi, kerbau, kambing, domba, dan
babi. Sedangkan untuk ternak kecil dibedakan atas ayam dan itik.
Pada tahun 2010 jumlah ternak yang terbanyak
dipotong untuk jenis ternak besar adalah babi dengan jumlah 45.005 ekor yang
terdapat di setiap kecamatan dari total populasi 105.329 ekor. Sedangkan untuk
populasi ternak kecil didominasi oleh ayam buras dengan populasi sebesar
1.049.231 ekor dan untuk populasi itik jumlahnya sangat sedikit sebesar 49.826
ekor. Rumah Tangga perikanan yang ada di Kabupaten Simalungun dengan jenis
usaha yang terdapat di perairan umum dan di sawah /mina padi. Jenis perikanan
yang di perairan umum seperti Danau/Waduk, Rawa-rawa, Sungai dan lainnya. Dari
usaha perikanan ini dapat memberikan produksi sebesar 67,5 ton
4.
Kehutanan
Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan
produksi, hutan lindung, dan hutan suaka alam dengan luas areal kawasan hutan
138.741,72 ha. Produksi hasil hutan Kabupaten Simalungun berupa Eucaliptus dan
Rotan. Produksi kayu terbesar pada tahun 2010 adalah eucaliptus sebesar
283.871,49 m3 dan log rimba sebesar 27.336,96 m3.
BAB III.
ANALISIS PENGEMBANGAN PERTANIAN WILAYAH
KABUPATEN SIMALUNGUN
3.1.Analisis
Location Quotient (LQ)
Berdasarkan
penelitian Abigael (2011) yang menyatakan bahwa dari hasil
perhitungan LQ pada Sembilan sektor yang terdapat dalam perekonomian Simalungun
selama kurun waktu 2004-2010 hanya terdapat dua sektor basis dan tujuh sektor
lainnya adalah sektor non basis. Dua sektor yang menjadi sektor basis adalah
sektor pertanian dengan sektor jasa-jasa. Sementara itu tujuh sektor yang
menjadi sektor non basis adalah sektor pertambangan & penggalian, sektor
Industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan,
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,
serta sektor keuangan,asuransi dan jasa perusahaan. Berikut ini adalah nilai
LQ Kabupaten Simalungun Tahun 2004-2010
:
Berdasarkan tabel nilai LQ diatas yang menjadi
sektor basis yaitu sektor pertanian dan jasa-jasa. Sektor pertanian merupakan sektor yang
mendominasi dalam pembentukan PDRB Simalungun dari tahun ketahun karena selalu
mengalami paningkatan nilai LQ. Walaupun secara kontribusi terhadap
perekonomian daerah selalu mengalami penurunan namun sektor pertanian masi
tetap menjadi kontributor terbesar dan tetap memiliki kisaran nilai LQ
tertinggi serta cenderung meningkat. Hal ini membuat sektor pertanian sebagai
sektor yang memiliki nilai LQ terbesar di Kabupaten Simalungun.
3.2.Analisis
Shift Share
Analisis Shift Share
digunakan untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun
dikaitkan dengan wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dalam hal ini, PDRB sebagai
variabel pendapatan digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Simalungun. Pertumbuhan sektor- sektor perekonomian di Kabupaten Simalungun
dipengaruhi oleh tiga komponen pertumbuhan wilayah. Ketiga komponen itu adalah Provincial
Share (Nij), Proportional Shift Komponen (Mij), dan Differential
Shift Component (Cij). Dua komponen shift yaitu Proportional Shift
Component dan differential Shift Component adalah berfungsi untuk memisahkan
unsur-unsur pertumbuhan Kabupaten Simalungun yang bersifat dari dalam wilayah
(intern) dan dari luar wilayah (ekstern). Yang mana Proportional Shift menunjukkan
pengaruh dari luar yang bekerja dalam perekonomian daerah Simalungun sementara
itu Differential Shift adalah menceritakan pengaruh faktor-faktor yang
bekerja didaerah Kabupaten Simalungun.
Berdasarkan
penelitian Abigael (2011) terdapat empat sektor dalam perekonomian Simalungun
yang memiliki nilai Differential Shift Component (Cij) positif adalah sektor
pertanian dengan nilai sebesar 84,956178, sektor pertambangan dan penggalian
dengan nilai 1,3700847, sektor listrik, gas dan air minum dengan nilai
5,1796197, serta sektor jasa-jasa dengan nilai sebesar 123,41782. Berdasarkan
nilai hasil analisis Shift Share diatas, maka keempat sektor yang memiliki
nilai positif tersebut adalah sektor dengan pertumbuhan yang cepat sehingga
keempat sektor ini adalah sektor-sektor yang sangat potensial untuk
dikembangkan dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten
Simalungun.
Sementara itu lima
sektor lain yang memiliki nilai Cij negatif yaitu sektor industri
pengolahan dengan nilai -69,88685, sektor bamgunan -1287232, sektor
perdagangan,hotel, dan restoran -25,74714, sektor pengangkutan dan komunikasi
-20,7144, serta sektor keuangan, asuransi dan jasa perusahaan -5,102695. Kelima
sektor ini adalah sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat,
sehingga kelima sektor ini adalah sektor-sektor yang kurang potensial.
3.3.Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Simalungun 2011
Sumber
: BPS Kabupaten Simalungun
Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Simalungun tahun 2011 mengalami percepatan dibanding pertumbuhan
tahun 2010 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Pada Tahun 2011, laju pertumbuhan PDRB
Simalungun sebesar 5,81 persen sementara tahun 2010 tumbuh sebesar 5,12 persen,
percepatan pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi kurun waktu
dasawarsa terakhir. Laju pertumbuhan PDRB Simalungun didorong oleh seluruh
sektor kegiatan ekonomi dimana sektor pertanian merupakan pendorong terbesar (sumber
pertumbuhan terbesar) yang mencapai 3,26 persen disusul oleh sektor jasa jasa
0,69 persen dab sektor industri 0,61 Bila ditelusuri lebih rinci maka sub
sektor pertanian tanaman perkebunan merupakan pendorong terbesar yaitu 1,82
persen sementara pendorong pertumbuhan PDRB Simalungun terendah adalah sektor
pertambangan dan sektor listrik, gas dan air bersih masing-masing 0,02 persen
dan 0,04 persen.
BAB IV.
TANTANGAN DAN KENDALA PENGEMBANGAN PERTANIAN WILAYAH KABUPATEN SIMALUNGUN
Menurut pengamatan Simarmata
(2010) perkembangan pertanian Kabupaten Simalungun diera globalisasi ini masih
berjalan ditempat atau bahkan mengalami kemunduran yang sangat signifikan. Hal
ini dapat dibandingkan dengan perkembangan pertanian yang telah diraih oleh
masayarakat di kabupaten karo. Perkembangan pertanian di Kabupaten Karo sangat melonjak jauh meninggalkan
daerah-daerah lainnya yang berbasis pada lahan pertanian meskipun jika dilihat
dari peta geografis lahan pertanian Kabupaten Karo tidak begitu luas
dibandingkan dengan Kabupaten Simalungun.
Keberadaan pertanian di
Kabupaten Simalungun sangat memiliki peran penting dalam mengembangkan sistem
pendapatan perkapita Kabupaten Simalungun. Hal ini dipengaruhi oleh struktur
keberadaan wilayah Kabupaten Simalungun, dimana wilayahnya 98% di dominasi
lahan-lahan pertanian. Namun hingga saat ini petani di Kabupaten Simalungun
masih diabaikan oleh kepentingan-kepentingan para birokrat Kabupaten
Simalungun. Banyak para pemimpin sebelum menduduki jabatannya, selalu berjanji
ingin memberikan perhatian khusus terhadap rakyatnya yang notabene adalah
petani, tetapi setelah duduk di kursi empuk semua lupa akan janji-janjinya
tersebut. Kebanyakan para pemimpin Kabupaten Simalungun masa kini adalah
pemimpin yang bertopengkan “ketulusan”. Tapi setelah terpilih mereka kembali
kepada cita-cita aslinya : "merampok" kekayaan Kabupaten Simalungun.
Ada beberapa hal yang
menjadi latar belakang utama yang menyebabkan sistem pertanian di Kabupaten
Simalungun mengalami kegagalan, yaitu :
1. Kurangnya
perhatian pemerintah terhadap kebutuhan utama para petani, misalnya :
a. Penyuluhan
Sistem Pertanian Modern.
b. Sulitnya
memperoleh kebutuhan-kebutuhan tanaman, misalnya : Pupuk & obat-obatan
(jika ada namun harga cukup mahal).
c. Tidak
adanya sarana-sarana pertanian, misalnya : Tractor, Jetor, dll.
2. Sistem
pertanian Simalungun masih bersifat tradisional.
3. Kurangnya
modal para petani dan rendahnya tingkat SDM petani.
4. Belum
optimalnya pengembangan komoditi unggulan di Kabupaten Simalungun.
5. Menurunnya
daya dukung lahan dan air.
Ke lima poin di ataslah
yang menjadi latar belakang utama sehingga pertanian di Kabupaten Simalungun
sangat merosot. Peran utama pemerintah untuk merubah ini semua sangat
dibutuhkan dan dinantikan oleh kemajuan Kabupaten Sumalungun.
Menurut Simarmata
(2010) ada enam poin penting yang dapat dijadikan sebagai kontribusi bagi para
pemerintah Kabupaten Simalungun agar melahirkan sistem pertanian yang lebih
mandiri dan berkembang, yaitu :
1. Pemerintah
dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Simalungun (Dinas Pertanian) sudah
selayaknya membangun sebuah sistem komunikasi penyuluhan pertanian kepada para
petani melalui tenaga-tenaga profesional di setiap kecamatan-kecamatan
kabupaten Simalungun dimulai dari :
a. Cara
memilih tanaman yang akan ditanam
b. Cara
menanam tanaman yang baik.
c. Pemupukan
& Perawatan tanaman.
d. Cara
panen yang baik.
2. Menyediakan
kebutuhan-kebutuhan tanaman baik yang bersifat subsidi maupun nonsubsidi di
setiap penyalur-penyalur resmi kecamatan hingga desa.
3. Menyediakan
saran-sarana pertanian di setiap desa, misalnya :
a.
Tractor (sesuai dengan kebutuhan petani)
b.
Jetor (sesuai dengan kebutuhan petani)
c.
Tempat Penampungan Akhir hasil pertanian
4. Mendirikan
Koperasi-koperasi Usaha Tani yang memberi bantuan kepada para petani dengan
membebaskan bunga pinjaman di setiap desa.
5. Membentuk
kelompok-kelompok tani, yang dibentuk sesuai dengan kelompok/jenis tanaman yang
akan ditanam oleh petani.
6. Mendirikan
sebuah sistem pengawasan yang independen terhadap para pelaksana penyalur dan
penyuluh bantuan di setiap desa. Dapat menjalin kerjasama kepada
organisasi-organisasi sosial nonpemerintahan.
BAB
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dari
hasil uraian diatas, maka sektor pertanian dan sektor jasa-jasa merupakan
sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Simalungun, menurut hasil
penelitian Abigael (2011) antara tahun 2004-2010 hasilnya menunjukkan bahwa
kedua sektor ini merupakan sektor basis di Kabupaten Simalungun. Oleh sebab itu
diperlukan suatu kebijakan dan dorongan dari Pemerintah, terutama dari
pemerintah daerah sebagai penanggung jawab wewenang pengelolaan atas wilayah
Simalungun untuk lebih mengembangkan potensi-potensi yang ada didaerah ini.
Sektor pertanian,
sebagai sektor dengan kontribusi terbesar dalam perekonomian Simalungun harus
tetap dipertahankan dan dikembangkan lagi hasil-hasil produknya, baik melalui
pengembangan produk turunan, perluasan lahan pertanian, peningkatan
infrastruktur yang berhubungan langsung dengan pertanian serta dengan berbagai
cara lainnya. Sektor pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman bahan
pangan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan dan hasil-hasilnya,
subsektor kehutanan, serta perikanan mengalami peningkatan secara keseluruhan
dari tahun ketahun.
Pada tahun 2010
kabupaten Simalungun berada dalam posisi teratas dalam daftar penghasil produk
pertanian didaerah Provinsi Sumatera Utara, dimana jika dilihat dari produksi
pertanian per hektar, Kabupaten Simalungun dapat produksi perhektarnya sebesar
417.494 ton. Hal ini membuat Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten
swasembada pangan. Kabupaten Simalungun sudah teruji swasembada pangannya
selama puluhan tahun.
Jadi berdasarkan
penjelasan diatas, maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa sektor pertanian
di Kabupaten Simalungun dapat digolongkan sebagai sektor kedalam sektor
unggulan karena termasuk sektor yang maju, merupakan sektor basis dan
pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama ditingkat
Provinsi.
5.2.Saran
Diharapkan akan adanya perkembangan dan kemandirian
ekonomi daerah untuk membangun potensi-potensi yang terdapat dalam wilayahnya
sebagai syarat untuk memperkuat kedudukan daerah dalam perekonomian
nasional. Selain itu juga pemerintah
Kabupaten Simalungun perlu menetapkan kebijakan pembangunan dengan prioritas
sektor unggulan/sektor basis tanpa harus mengabaikan sektor non basis. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari
tingkat penerimaan PDRB Kabupaten Simalungun.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Abigael, O. 2011. Analisis
Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Simalungun. Diakses dari : http://www.scribd.com/doc/101319629/34/Analisis-Sektor-Pertanian#. [05 Januari 2013] [10.00 WIB].
BPS Kabupaten Simalungun. 2012. Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Simalungun Tahun 2011. Berita Resmi Statistik
kabupaten Simalungun No. 01/07/1209/Th. X, 18 Juli 2012.
--------------------------------. 2011. Simalungun Dalam Angka 2011.
BPS dan BPPD Kabupaten Simalungun. Pematang Raya.
Dillon, H.S.2004. Pertanian
Membangun Bangsa. Dalam : Aziza, A.N. Analisis Prioritas Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Potensi Pertanian Padi. 2008. IPB Press. Bogor.
Simarmata, J.2010. Melirik Perkembangan Pertanian Kabupaten
Simalungun. Diakses dari : http://talunparahap.blogspot.com/2010/05/melirik-perkembangan-pertanian.html.
[05 Januari 2013] [11.00 WIB].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar