Oleh : Donna Christy Pandiangan/101201155
Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Di bidang
ekonomi, sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan adalah tercapainya keseimbangan antara
pertanian dan industri serta
perubahan-perubahan fundamental dalam stuktur ekonomi Indonesia sehingga
produksi nasional yang berasal dari luar pertanian merupakan bagian yang
semakin besar dan industri menjadi tulang punggung ekonomi. Dengan
memperhatikan sasaran pembangunan di bidang ekonomi tersebut maka pembangunan
di bidang industri memegang peranan yang penting.
Industri pangan
menempati urutan yang pertama. Yang dimaksud dengan indutri pangan meliputi
pengolahan buah-buahan dan sayur-sayuran, rempah-rempah, dan bumbu masak, mete,
krupuk, pengolahan ikan, emping, tahu, dan tempe, makanan ringan dari
kacang-kacangan dan kripik, roti, daging olahan serta tepung tapioca. Umunya
industry pangan paling banyak bergerak dibidang agroindustri. Agroindutri
bertujuan untuk menambah nilai komoditi pertanian melalui perlakuan-perlakuan
yang dapat menambah kegunaan komoditi tersebut.
Kota Tarutung
merupakan ibukota Kabupaten Tapanuli Utara dan terletak di Kecamatan Tarutung. Potensi-potensi Kecamatan
Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara saat ini baik yang sudah digali maupun belum
digali merupakan modal dasar bagi pengembangan wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara. Potensi-potensi yang ada bila tidak mendapat perhatian khusus, selamanya
akan menjadi potensi saja bukan keluaran produknya yang sangat penting. Salah
satu potensi yang di miliki oleh Kabupaten Tapanuli Utara adalah potensi
pertanian dan perkebunan.
Kecamatan Tarutung merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Tapanuli Utara yang mempunyai potensi sektoral (pariwisata, kehutanan) dan
komoditi yang cukup baik dalam berbagai segi peruntukannya misalnya sebagai
lahan permukiman, lahan pertanian, dan sebagainya. Kecamatan Tarutung
posisinya cukup strategis karena
terletak 1,2 Km dari pusat Kabupaten
Tapanuli Utara (Kecamatan Tarutung Dalam Angka, BPS Tahun 2010).
Agar harapan
tersebut dapat berwujud maka diperlukan suatu usaha agar dapat mengetahui
secara pasti tentang potensi wilayah di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli
Utara dengan cara mengetahui komoditi yang dapat dikembangkan di daerah
tersebut yang selanjutnya dapat dilakukan strategi perencanaan wilayah di
Kecamatan Tarutung. Pembukaan suatu wilayah yang baru sebaiknya didahului
dengan survei dan evaluasi tentang kemampuan lahan, sehingga di wilayah itu
dapat digolongkan menurut penggunaannya.
Masalah
Usaha
yang berskala kecil, pertumbuhan sebagai industry kecil terutama dalam sector
informal masih bersifat sementara, disebabkan karena:
1. Penguasaan
teknologi dan skala unit usaha yang masih tergolong rendah
2. Terbatasnya
kemampuaan keterampilan dan manajerial yang dimiliki oleh pekerja, keterbatasan
modal, dan kendala dari pengusaha industry kecil itu sendiri.
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah menjaga agar ketersedian
bahan baku mengadakan penyimpanan bahan baku untuk menghindari harga yang
berfluktuasi. Selain itu, untuk memasarkan produk yang dihasilkan, koperasi
membantu mencari daerah pemasaran baru didaerah Sumatera Utara dan diluar Pulau
Sumatera, bahkan untuk di impor.
ISI
Potensi Komoditas
Usaha
pembuatan kacang garing sudah ada sejak dahulu di Desa Sihobuk, ibu kota
Tarutung dan merupakan usaha yang turun temurun. Pada awalnya usaha ini
merupakan usaha sampingan rumah tangga untuk menambah penghasilan. Tetapi
karena mendapat perhatian dari masyarakat dengan permintaan yang terus
meningkat membuat para pengusaha kacang garing lebih konnsentrasi dan
bersungguh-sungguh dalam mengusahakannya. Sampai sekarang, usaha ini menjadi
sumber kehidupan utama dari sebagaian besar penduduk Desa Sihobuk, kota
Tarutung.
Kuantitas Kacang Tanah
Pengusaha
kacang Sihobuk memperoleh kacang tanah dari pasar lokal di daerah Kabupaten
Tapanuli Utara. Dimana semua kecamatan di Tapanuli Utara menghasilkan komoditi
kacang tanah. Mereka membeli kacang tanah dari kecamatan-kecamatan yang ada
disekitar maupun dekat dengan kecamatan Tarutung. Daerah-daerah pemasok bahan
baku tersebut antara lain kecamatan Andiankoting, Sipaholon, Pangaribuan,
Garoga, Sipahutar, Siborong-borong, Muara, Parlilitan, Pangururan, dan Tarutung
sendiri. Panen kacang tanah dan banyak
tersedia dipasaran terjadi bulan Januari dan Februari.
Kualitas Kacang Tanah
Kacang
tanah yang dibeli oleh para pengusaha adalah kacang tanah yang telah memenuhi
syarat kualitas. Kualitas kacang tanah yang dimaksud adalah harus benar-benar
kering. Karena kekeringan kacang tanah ini akan mempengaruhi rasa dan
kegaringan kacang yang dihasilkan. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah
kacang tanah tidak pecah dan kosong. Apabila kacang tanah yang diolah kosong
akan cepat gosong sehingga akan mempengaruhi produk lain karena akan
menimbulkan bau asap atau bau gosong, dan kalau kacang tanah yang diolah itu
pecah akan memperbanyak sisa/sampah produk karena yang dijual adalah kacang
yang tidak berisi dan tidak pecah. Bila hal ini terjadi akan menimbulkan
kerugian bagi pihak pengusaha sendiri.
Sistem dan Saluran Pembelian Kacang Tanah
Pengadaan
kacang tanah sebagai bahan baku pembuatan kacang garing, memiliki keterkaitan
yang sangat erat dengan sektor pertanian. Sistem pembeliaan bahan baku yang
berlaku adalah didasarkan pesanan. Setiap pengrajin sudah memiliki beberapa
langganan tertentu, sehingga apabila mereka memerlukan kacang tanah, mereka
memesan langsung kepada langganannya dan diantar sendiri oleh produsen kacang
tersebut. Seistem ini membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.
Biaya Pembelian Bahan Baku
Besarnya
biaya pembelian bahan baku sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku
dipasar. Pada saat musim tanam padi didaerah Tapanuli Utara, yaitu bulan
Juni-Juli, harga kacang tanah lebih mahal dari biasanya (Rp. 9.500/kaleng).
Sedangkan pada musim panen kacang tanah tiba, bulan Januari-Februari, harga kacang
tanah bisa turun sampai Rp. 6.000/kaleng ( 1 kaleng = 5 kilogram).
TANTANGAN DAN KENDALA
Tantangan dan kendala yang dihadapi
para pengusaha kavang garing adalah ketersediaan bahan baku pada saat bulan
juni-juli. Hal ini disebabkan permintaan bulan tersebut tergolong banyak
disebabkan karena bulan juni dan juli tergolong banyak sekolah-sekolah dan
universitas yang libur, sehingga pesanan kacang Sihobuk pada bulan tersebut
meningkat. Padahal, bulan juni dan juli merupakan panen beras.
Selain itu, terdapat banyak saingan
dalam penjualan kaang Sihobuk. Saingan bagi para pengusaha kacang garing
Sihobuk ini, juga para pengusaha kacang yang masih berada disekitar Kecamatan
Tarutung. Mereka juga memproduksi kacang garing dengan melakukan proses
produksi yang sama dengan pengusaha kacang garing Sihobuk, dan rata-rata
kemasan yang mereka buat tergolong sama dengan kemasan yang digunakan oleh
pengusaha kacang garing Sihobuk
Dengan adanya persaingan ini, tentu
akan mempengaruhi besarnya volume penjuala, tetapi juga dapat memberikan dampak
yang positif, yaitu bahwa dengan adanya persaingan tersebut akan menumbuhkan
kegiatan berpikir secara kreatif diberbagai bidang dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan.
ANALISIS TEORI
Analisis Teori Basis dan Non Basis
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
mengambarkan tentang pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi disuatu
wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi
diwilayah tersebut. Dalam perekonomian regional dapat dibagi menjadi 2 setor
yaitu sektor basis dan non basis. Basis merupakan kegiatan yang tidak terkait
pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong
tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Non Basis merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat didaerah sendiri.
Analisis perekonomian dalam sektor
komoditi kacang Sihobuk di Tarutung, termasuk dalam sektor basis. Hal ini
dikarenakan penjualan komoditas kacang Sihobuk sudah mengekesport kacang
Sihobuk keluar batas perekonomian masyarakat Tapanuli utara. Daerah pemasaran kacang Sihoduk ini sebagain
besar di Kota Tarutung, dan mengambil tempat didaerah lintas propinsi.
Daerah-daerah lain meliputi Medan, Balige, Parapat, Pulau Batam, Pekan Baru,
dan telah dirintis untuk pengembangan pemasaran ke Jakarta. Selain itu,
akhir-akhir ini tidak sedikit wisatawan mancanegara yang memesan kacang Sihobuk
dalam julah yang besar untuk dibawa kenegeri sebagai oleh-oleh.
Sektor
komoditi ini dapat mendorong tumbuhanya jenis pekerjaan lainnya seperti usaha
kuliner dengan pembukaan restoran makanan dengan berbahan dasar kacang Sihobuk,
penjualan kue khas kacang Sihobuk dan lain sebagainya. Selain menjadi ciri khas
oleh-oleh dari Kabupaten Tapanuli Utara penjualan kacang Sihobuk ini akan
menambah nilai pendapatan masyarakat petani kacang ketika permintaan akan
kacang meningkat, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan suatu
wilayah per kapita.
Dalam
hal ini penjualan kacang Sihobuk dapat dipertimbangkan menjadi pengerak utama
dalam pertumbuhan perekonomian suatu wilayah di Kota Tarutung. Hal ini didukung
dengan pernyataan Adisasmita (2005) Aktivitas basis memiliki peranan
sebagai penggerak utama (primer mover) dalam
pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain
akan semakin maju pertumbuhanan wilayah tersebut, dan demikian sebaliknya.
Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda (multiplier effect) dalam perekonomian regional.
Analisis Teori Lokasi
Teori lokasi ini digunakan oleh
pengusaha untuk memilih lokasi usaha yang memberikan keuntungan yang maksimal
dan biaya produksi yang minimal. Untuk mempromosikan penjualan kacang Sihobuk
ini para pengusaha lebih memilih menjualnya dikawasan dekat jalan raya atau
daerah lintas propinsi. Keuntungan yang diambil dari lokasi dekat jalan raya
ini, menyebabkan para konsumen lebih mudah membeli dan usaha kacang Sihobuk
lebih gampang dilihat. Selain itu lokasi yang digunakan untuk mempromosikan
kacang Sihobuk ini, salah satu sarana yang digunakan adalah melalui dinas
perindustrian setempat, misalnya melalui pameran-pameran dan pesta-pesta budaya
setempat seperti pesta Danau Toba di Parapat, atau kawasan perkotaan.
Analisis Input dan Output
Teori input-output melihat
keterkaitan antara sektor dalam suatu perekonomian. Analisis tersebut akan menghasilkan dampak
ekonomi pada sektor-sektor lainnya didalam perekonomian suatu wilayah. Manfaat
dari analisis input dan output adalah mengambarkan kaitan antar sektor sehingga
memperluas wawasan terhadap perekonomian suatu wilayah dan dapat meramalkan
pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran. Dalam usaha penjualan
kacang Sihobuk tersebut. Kegiatanan mengolah bahan baku kacang tanah menjadi
kacang garing, mengakibatkan bertambahnya nilai komoditi tersebut. Yang menjadi
Input dalam penjualan usaha kacang Sihobuk terdiri dari: Kacang tanah yang
berkualitas baik, Alat untuk mengongseng, Plastik untuk membungkus (plastik
kemasan), Kayu bakar
Sedangkan
yang menjadi ouput dalam usaha kacang garing tersebut adalah kacang Sihobuk,
kue dari kacang garing, bahkan makan khas Kacang sihobuk. Untuk mendukung
analisis input-output data yang diperlukan merupakan variabel nilai tambanhanya.
Yang terdiri dari Output, Input, dan Harga :
-
Hasil produksi
(kg/bulan)
-
Bahan baku
(kg/bulan)
-
Tenaga kerja (hari
kerja/bulan)
-
Faktor konfersi
(1:2)
-
Koefisien tenaga
kerja (hari kerja/bulan)
-
Harga produk
rata-rata (Rp/Kg)
-
Upah kerja
rata-rata (Rp/hari kerja)
Analisis Teori Linkages
Analisis
teori linkages merupakanteori tentang
efek keterkaitan. Teori linkages
terkait dengan adanya teori basis. Untuk mengetahui proses produksi mulai dari up stream (hulu) sampai kepada down stream (hilir). Teori keterkaitan
untuk usaha kacang garing ini terdiri dari bibit kacang tanah, lahan,
peralatan, bangunan (home industry),
obat-obatan, pasir, kayu bakar, plastik kemasan. Komponen tersebut merupakan up stream (hulu) dari usaha dagang
kacang garing. Sedangkan komponen down
stream (hilir) terdiri atas kacang dan limbah. Dalam hal ini, kacang dapat
dikembangkan lagi menjadi kue dan makanan utama. Dari proses produksi tersebut,
terdapat nilai tambah bersih berupa
tenaga kerja (membutuhkan gaji/upah), modal (keuntungan), dan alat (nilai
sewa). Dari penjabaran diatas, dalam usaha kacang garing itu, terdapat
keterkaitan atar sektor yang satu dengan yang lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kuantitas kacang tanah didaerah Tapanuli Utara selalu
mengalami peningkatan sehingga menjamin ketersediaan bahan baku bagi pengusaha
kacang garing. Tingkat pertumbuhan produksi bahan bau di Daerah Kabupaten
Tapanuli Utara mnunjukkan angka positif dan mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Berdasarkan faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha industri
kecil ini mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dimasa yang akan
datang.
Untuk mengembangkan usaha Kacang
Sihobuk dapat dilakukan dengan beberapa analisis, baik analisis basis dan non
basis, analisis input-output, analisis lokasi dan analisis linkages.
Dalam usaha pengembangan industri
kecil dimasa yang akan datang, maka sebaiknya dilakukan langkah-langkah
perbaikan antara lain dari segi pengorganisasian dan permodalan. Serta untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, perlu dilakukan pembinaan dan
pelatihan baik untk pengurus koperasi maupun anggota
Saran
Diharapkan dalam ketersedian bahan baku mengadakan
penyimpanan bahan baku untuk menghindari harga yang berfluktuasi. Demikian juga
untuk memasarkan produk yang dihasilkan, sebaiknya koperasi membantu mencari
daerah pemasaran baru didaerah Sumatera Utara dan diluar Pulau Sumatera, bahkan
untuk di impor.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perindustrian Dirgen Industri Kecil. 1992.
Industri Kecil dalam Angka. Departemen Perindustrian. Jakarta
Hermawan dan Yudha. 2009. Penelitian Sosial Ekonomi
Pemdahan Ruas Jalan Aek Latong (Tarutung-Sipirok). Kolokium Hasil Penelitian
Dan Pengembangan Jalan dan Jembatan TA. Bandung.
Sihombing, T. 1991. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Teknologi Pertanian di Pedesaan Tapanuli Utara. Ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Sinaga, H. 1994. Telaah Keragaa Agroindustri dan Prospek
Pengembangan Industri Kecil Kacang Garing di Kopinkkra Maduma Jaya, Kecamatan
Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor
--------. 2011. Analisis Sektor dan Komoditi Unggulan
Daerah Kabupaten Serdang Begadai. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara
terima kasih atas postingan nya sangat membantu,
BalasHapusBagaimana dengan strategi membuat inovasi baru produk "kacang sihobuk"? just opini