POTENSI
PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MEDAN PADA SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI
Dosen Pembimbing :
Dr.
Agus Purwoko, S.Hut., M.Si
Disusun Oleh :
Esty
Nidianty/101201140
HUT
5D
Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera
Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Medan merupakan ibu
kota provinsi Sumatera Utara yang didirikan pada tahun 1590 oleh Guru Patimpus
Sembiring Pelawi. Kota Medan memiliki luas wilayah sebesar 265,1 km2
atau 3,6% dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara
dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu, topografi kota Medan cenderung
miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan
laut. Secara administratif, Medan berbatas Utara dengan Selat
Malaka dan Deli Serdang serta berbatasan Selatan, Barat dan Timur dengan
Kabupaten Deli Serdang. Menurut stasiun Polonia pada tahun 2008 suhu udara
berkisar antara 22.9°C-32.8°C dan menurut stasion Sampali antara
23.1°-32,3°C, Kelembaban udara: 82-84% dan Curah hujan 176,08-203,5 mm.
Kota Medan ini terdiri dari beberapa kecamatan meliputi: Medan Tuntungan (20,68 km2), Medan Selayang (12,81 km2), Medan Johor (14,58 km2), Medan Amplas (11,19 km2), Medan Denai (9,05 km2), Medan Tembung (7,99 km2), Medan Kota (5,27 km2), Medan Area (5,52 km2), Medan Baru (5,84 km2), Medan Polonia (9,01 km2), Medan Maimun (2,98 km2), Medan Sunggal (15,44 km2), Medan Helvetia (13,16 km2), Medan Barat (6,82 km2), Medan Petisah (5,33 km2), Medan Timur (7,76 km2), Medan Perjuangan (4,09 km2), Medan Deli (20,84 km2), Medan Labuhan (36,67 km2), Medan Marelan (23,82 km2) dan Medan Belawan (26,25 km2). Untuk kelurahan yang ada di Kota Medan terdiri dari 151 kelurahan. Jumlah penduduk Kota Medan sampai sekarang ini berkisar 2 juta orang. Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipresentasikan sebagai berikut : Pemukiman 36,3%, Perkebunan 3,1%, Lahan Jasa 1,9%, Sawah 6,1%, Perusahaan 4,2%, Kebun Campuran 45,4%, Industri 1,5% dan Hutan Rawa 1,8%.
Kota Medan ini terdiri dari beberapa kecamatan meliputi: Medan Tuntungan (20,68 km2), Medan Selayang (12,81 km2), Medan Johor (14,58 km2), Medan Amplas (11,19 km2), Medan Denai (9,05 km2), Medan Tembung (7,99 km2), Medan Kota (5,27 km2), Medan Area (5,52 km2), Medan Baru (5,84 km2), Medan Polonia (9,01 km2), Medan Maimun (2,98 km2), Medan Sunggal (15,44 km2), Medan Helvetia (13,16 km2), Medan Barat (6,82 km2), Medan Petisah (5,33 km2), Medan Timur (7,76 km2), Medan Perjuangan (4,09 km2), Medan Deli (20,84 km2), Medan Labuhan (36,67 km2), Medan Marelan (23,82 km2) dan Medan Belawan (26,25 km2). Untuk kelurahan yang ada di Kota Medan terdiri dari 151 kelurahan. Jumlah penduduk Kota Medan sampai sekarang ini berkisar 2 juta orang. Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipresentasikan sebagai berikut : Pemukiman 36,3%, Perkebunan 3,1%, Lahan Jasa 1,9%, Sawah 6,1%, Perusahaan 4,2%, Kebun Campuran 45,4%, Industri 1,5% dan Hutan Rawa 1,8%.
Permasalahan
Dalam membangun suatu kota, rencana menjadi hal yang
sangat penting. Tanpa perencanaan yang matang maka pembangunan suatu kota sudah
pasti tidak akan berhasil. Kota Medan sendiri sering dituding tidak memiliki
arah pembangunan yang jelas. Akibatnya muncul pernyataan maupun pendapat
masyarakat yang salah kaprah. Kondisi ini menjadi perhatian Kepala Badan
Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Medan, Ir. Zulkarnain (Arifin, 2011).
Tujuan
Tujuan dari makalah
yang berjudul “Potensi Pengembangan Wilayah di Kota Medan pada Sektor
Perdagangan dan Industri” adalah untuk menghitung dan mengetahui potensi
pengembangan wilayah akibat sektor industri dan perdagangan serta dampak sektor
tersebut bagi sektor lain.
BAB II
POTENSI
PENGEMBANGAN
Letak Kota Medan sangat strategis
karena keberadaannya dekat dengan Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang
merupakan pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan
jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Kota Medan
ini mewadahi berbagai fungsi, yaitu sebagai pusat administrasi pemerintahan,
pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat
akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan
internasional.
Sarana dan prasarana perhubungan di
Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara. Transportasi
lainnya adalah kereta api. Di samping itu juga telah tersedia prasarana
listrik, gas, telekomunikasi, air besih dan Kawasan Industri Medan (KIM).
Di Kota Medan terdapat
beberapa bidang usaha potensial. Perekonomian Kota Medan tahun 2000 didominasi
oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh
sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor
tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin
berkembang di Kota Medan adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti
diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia
maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih menitikberatkan pada kedua sektor
tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.
Kawasan Industri
Sebagai kota industri, perdagangan dan jasa terkemuka di
Indonesia, Kota Medan telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang bagi
kegiatan industri, termasuk menyediakan sebuah kawasan yang modern dan
terkelola secara professional.
Kawasan Industri Medan (KIM) berlokasi di
Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dengan areal seluas 524 hektar. PT. KIM
resmi berdiri menjadi perseroan sejak tanggal 7 Oktober 1988. Areal kawasan ini
dibelah oleh dua jalur tol dari Kota Medan menuju pelabuhan Belawan. Posisinya sangat
strategis dengan jarak 8 kilometer ke pelabuhan belawan, 15 kilometer ke
bandara udara polonia serta 10 kilometer ke pusat Kota Medan. Berbagai
fasilitas penunjang yang dimiliki kawasan industri medan antara lain pengolahan
air limbah, air bersih, air hydran, listrik, telepon, gas, keamanan, pemadan
kebakaran dan poliklinik. Investor asing yang menanamkan modalnya di KIM antara
lain berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia, Swedia,
Filipina, Jerman, Swiss dan Yaman. Pada tahun 2004 berdasarkan Medan Dalam
Angka 2007 Data Industri, Listrik, Gas dan Air Minum Kota Medan, jenis
perusahaannya terdiri dari PMDN berjumlah 135, Perusahaan Non-PMDN berjumlah 78
dan Perusahaan BUMN/BUMD berjumlah 4.
Perdagangan
dan Jasa
Kota Medan memiliki berbagai sarana penunjang kegiatan
perdagangan dan jasa seperti pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, plaza, mal,
pusat hiburan (entertainment) dan
rekreasi, pusat jajanan malam serta taman budaya. Dalam dua tahun terakhir,
Kota Medan diramaikan pula dengan kehadiran sejumlah pusat perbelanjaan/plaza
bertaraf internasional seperti sun plaza, medan fair plaza, grand palladium dan
lain sebagainya. Berdasarkan data tahun 2004, jumlah pusat perdagangan seperti
: Mall/plaza/hypermarket berjumlah 15, Supermarket berjumlah 14, Pasar swalayan
berjumlah 29, Pusat pasar/pasar inpres berjumlah 14, Pasar kecil/tradisional
berjumlah 24, dan Pasar lingkungan/malam hari berjumlah 31.
BAB III
ANALISIS
PENGEMBANGAN WILAYAH
Teori Lokasi (Pertumbuhan)
Letak Kota Medan sangat
strategis karena keberadaannya dekat dengan Pelabuhan Belawan di jalur Selat
Malaka yang merupakan pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dan perdagangan
barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor).
Di Kota Medan terdapat beberapa
bidang usaha potensial. Perekonomian Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh
kegiatan perdagangan,
hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan
sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan
bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota Medan adalah
sektor perdagangan dan industri.
Berdasarkan data kependudukan Tahun 2010 dari Badan Penanman Modal Kota Medan, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.712.236 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria. Sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.Komposisi tenaga kerja berdasarkan pendidikan antara lain, Sarjana 72%, Diploma 10,26%, SMA/SMP 67,27%, SD 5,16%, Tidak Sekolah 0,59%.
Berdasarkan data kependudukan Tahun 2010 dari Badan Penanman Modal Kota Medan, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.712.236 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria. Sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.Komposisi tenaga kerja berdasarkan pendidikan antara lain, Sarjana 72%, Diploma 10,26%, SMA/SMP 67,27%, SD 5,16%, Tidak Sekolah 0,59%.
Linkage (terkait dengan industri lain)
Teori Linkage adalah
teori tentang efek terkait baik barang / ekonomi dengan aspek pengembangan
wilayah. Linkage Theory ini memiliki
dua pendekatan, yaitu :
a.
Alur proses produksi
Berkaitan
dengan input dan output dari linkage
effect antara up stream dan down stream.
b.
Alur distribusi
Proses
penyaluran dari linkage effect antara
forward dan backward, tidak berhubungan dengan input (bahan baku).
Berdasarkan Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemprovsu (2011) di Kota Medan terdapat potensi pendukung bidang
usaha potensial antara lain :
1.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sebagai daerah yang berada
pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan sebagai ibukota
Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis. Kota ini menjadi pintu bagi
arus penumpang dan juga perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik
maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan perdagangan bersama aktivitas
hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota.
2.
Pelabuhan
Laut Belawan
Pelabuhan laut berperan
penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan
laut yang menjadi andalan Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26
km dari pusat kota. Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi
perekonomian Kota Medan, namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan
ekspor dan impor Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat
dilihat dari aktivitas bongkar muat barang setiap harinya. Sampai saat
ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang dan barang
termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa transportasi
lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih memadai.
Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan
fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai
dengan arahan perkembangan Kota Medan pada masa mendatang perlu dilakukan
investasi pada bidang usaha peti kemas dan pergudangan tersebut.
3.
Bandara
Polonia
Bandara Polonia yang
terletak di ibukota Provinsi Sumatera Utara yang satu-satunya merupakan Bandara
Internasional di Pulau Sumatera yang dilengkapi dengan fasilitas operasional
yang cukup baik sehingga pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747 dapat mendarat.
Bandara Polonia selain menunjang transportasi Internasional juga mempunyai
peran yang sangat tinggi melayani transportasi nasional dan regional sehingga
keberadaan Bandara Polonia dapat menunjang kegiatan perekonomian di wilayah
Bagian Barat Indonesia maupun ke luar negeri khususnya dalam rangka menunjang
kerjasama ekonomi sub Regional IMT-GT.
4.
Hasil
Industri Kecil
Terdapat sepuluh produk yang
dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat dari segi pasarnya. Komoditi unggulan
ini termasuk produk konsumsi sederhana, inisialnya perabot rumah tangga dari
kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil konveksi. Adapun komoditi
unggulan dar iindustri kecil makanan inisialnya kopi olahan, sirup markisa,
bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk makanan ini, bika ambon telah
menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi yang berkunjung ke Kota Medan.
5.
Pengembangan
Kawasan Industri
Kota Medan merupakan kota
ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti kota besar pada umumnya, Medan
memiliki kawasan industri. Untuk mengantisipasi perkembangan industri dan
kebutuhan lokasi berusaha yang lebih besar, pemerintah kota menyediakan Kawasan
Industri Baru (KIB), yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang
disediakan 650 Ha, dan masih bisa dikembangkan menjadi 1000 Ha. Untuk kegiatan
industri kecilpun tersedia Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di
Kecamatan Medan Denai. Ada satu kawasan industri di Medan yaitu Kawasan
Industri Medan (KIM) dekat Pelabuhan Belawan. KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan
disediakan fasilitas listrik 120 MW. Saat ini terdapat 86 perusahaan swasta
nasional yang menempati lokasi tersebut berdampingan dengan 17 perusahaan
asing. Dan Kota Medan dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di
Indonesia.
6.
Pariwisata
Di luar potensi bisnisnya,
Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata. Selain untuk mengunjungi
lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang sejuk, Kota Medan sendiri sarat
dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota Medan diantarnya adalah Taman Buaya
di kawasan Sunggal, berisikan 3000 ekor buaya aneka jenis. Namun wisata yang
paling menarik di Kota Medan adalah bangunan tuanya yang dibangun dari
pertengahan abad XX di Medan. Dan sebagian besar bangunan tua itu masih ada
sampai kini, indah dan memberi gambaran utuh pada Kota Medan masa lalu.
Teori Multiplier
Multiplier
Effect Theory ini merupakan teori yang mengutamakan keseimbangan antara
pendapatan (income) dengan pergerakan
industri atau perusahaan. Dimana terdapat hubungan ekonomi antardaerah baik
input maupun output melalui proses produksi yang melibatkan gaji dan upah,
keuntungan perusahaan dan sewa-menyawa sebagai nilai tambah bersih (alokasi income/pendapatan).
Upah
Mimimum Regional menurut lapangan usaha antara lain sebagai berikut :
·
Industri Rp 1.009.800
·
Bangunan/Konstruksi Rp 1.009.800
·
Perdagangan, Hotel dan Restoran Rp 963.900
·
Angkutan Rp
991.440
·
Bank dan Lembaga Keuangan lainnya Rp 1.009.800
·
Jasa lainnya Rp 1.009.800
Input dan Output
Suatu daerah harus
mempunyai input yang berasal dari daerah yang berfungsi untuk menambah nilai
tambah, meningkatkan jumlah tenaga kerja, dan menambah jumlah pasar. Sedangkan
output merupakan produk akhir (end use
product) maka pemasaran dilakukan keluar untuk memasukan kapita (devisa).
Jika produk yang dihasilkan produk antara maka dijual ke dalam agar terserap
oleh industri pada daerah itu sendiri.
Pada tahun 2001, laju pertumbuhan
ekonomi Kota Medan terus meningkat hingga mengalami pertumbuhan sebesar 5,23%.
Para pelaku ekonomi sudah mulai melakukan perbaikan dan antisipasi dibidang
ekonomi dan didukung dengan suku bunga bank yang telah menurun, sehingga
kegiatan ekonomi sektor riil mulai bergerak menyebabkan laju pertumbuhan
ekonomi di Kota Medan mengalami kenaikan positif.
Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Per
Sektor Tahun 1997 – 2001
No
|
Lapangan Usaha/Sektor
|
Tahun
|
||||
1997
|
1998
|
1999
|
2000
|
2001
|
||
1
|
Pertanian
|
6,92
|
1,18
|
1,28
|
9,43
|
10,41
|
2
|
Penggalian
|
5,20
|
-26,12
|
28,73
|
24,87
|
8,83
|
3
|
Industri
|
6,37
|
-22,16
|
1,35
|
3,25
|
3,35
|
4
|
Listrik, Gas dan Air
|
6,06
|
3,66
|
5,10
|
4,92
|
5,75
|
5
|
Bangunan
|
6,21
|
-32,60
|
26,26
|
15,36
|
5,16
|
6
|
Perdagangan
|
11,79
|
-23,10
|
10,20
|
3,82
|
6,15
|
7
|
Angkutan
|
6,26
|
-19,82
|
2,42
|
9,84
|
5,86
|
8
|
Keuangan
|
6,48
|
-12,65
|
-10,56
|
1,41
|
3,63
|
9
|
Jasa
|
4,14
|
-12,15
|
7,02
|
5,06
|
2,47
|
PDRB
|
7,73
|
-18,11
|
3,52
|
5,40
|
5,23
|
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan,
2002 (Medan Dalam Angka 2002)
Struktur perekonomian Kota Medan didominasi oleh 4 (empat) lapangan
usaha utama yaitu Industri Pengolahan (14,28%), Perdagangan, Hotel dan Restoran
(28,10%), Pengangkutan dan Telekomunikasi (19,38%) serta Keuangan, Persewaan
dan Jasa (14,42%). Keempat sektor ini memberi kontribusi sekitar 76,18%
terhadap perekonomian daerah.
Pendapatan
per kapita sebagai salah satu indikator untuk melihat kemakmuran masyarakat
merupakan hasil pembagi antara PDRB dengan Jumlah Penduduk. Pendapatan per
kapita masyarakat Kota Medan atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 mencapai
Rp 6.264.429,65 atau mengalami kenaikan yang cukup besar bila dibandingkan
dengan pendapatan per kapita pada tahun 1993 yang baru mencapai Rp
2.402.155,05. Angka ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu secara umum
kesejahteraan masyarakat Kota Medan semakin meningkat.
BAB IV
KENDALA
DAN TANTANGAN
Faktor Internal
Faktor internal ini
berkaitan dengan penyediaan bahan baku, tenaga kerja, lapangan pekerjaan, dll
yang bersifat intern. Di Kota Medan
terdapat dua sektor potensial yaitu perdagangan dan industri. Dalam hal
penyediaan bahan baku dan tenaga kerja tidak ada kendala karena tersedia dalam
jumlah banyak dan berasal dari Kota Medan. Hal ini terlihat dari jumlah
Kecamatan dan Kabupaten sebanyak 21 dan 151 yang dapat memasok bahan baku dan
tenaga kerja.
Selain itu, pada sektor pedagangan juga terdapat saham
dari perusahaan luar negeri, seperti pendirian pusat perbelanjaan modern (mall,
supermarket dan hypermarket) biasanya selama 10 tahun atau lebih sesuai dengan
perjanjian kerja sama. Setelah itu, akan berpindah tangan ke pengusaha
Indonesia untuk menggerakkan pusat perbelanjaan modern tersebut.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal berkaitan dengan limbah
hasil industri, investor, produk serta distributor barang dan jasa. Kota Medan memiliki
suatu kawasan industri yang bernama KIM di daerah Mabar. Akibat adanya kawasan
industri tersebut tentu saja menghasilkan limbah yang bersifat toksik yang
dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Sehingga diperlukan adanya pengelolaan
limbah yang baik agar lingkungan tidak tercemar. Selain itu, diperlukan adanya
penutupan pohon yang dapat meredam kebisingan suara pabrik industri tersebut.
Agar terjadinya keseimbangan ekologis, ekonomis (produksi) dan budaya (sosial
masyarakat).
Investor asing yang menanamkan modalnya di
KIM antara lain berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia,
Swedia, Filipina, Jerman, Swiss dan Yaman. Pada tahun 2004 berdasarkan Medan
Dalam Angka 2007 Data Industri, Listrik, Gas dan Air Minum Kota Medan, jenis
perusahaannya terdiri dari PMDN berjumlah 135, Perusahaan Non-PMDN berjumlah 78
dan Perusahaan BUMN/BUMD berjumlah 4.
Kegiatan ekspor dan impor
Kabupaten/Kota lain dilakukan di Pelabuhan Belawan ini yang dapat dilihat dari
aktivitas bongkar muat barang setiap harinya. Sampai saat ini Pelabuhan
Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang dan barang termasuk
terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa transportasi lewat laut
ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya
tampung barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan fasilitas dengan lokasi
yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan arahan perkembangan
Kota Medan pada masa mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti
kemas dan pergudangan tersebut.
Selain itu, pada
transportasi udara Bandara Polonia yang terletak di ibukota Provinsi Sumatera
Utara yang satu-satunya merupakan Bandara Internasional di Pulau Sumatera yang
dilengkapi dengan fasilitas operasional yang cukup baik sehingga pesawat
berbadan lebar seperti Boeing 747 dapat mendarat. Bandara Polonia selain
menunjang transportasi Internasional juga mempunyai peran yang sangat tinggi
melayani transportasi nasional dan regional sehingga keberadaan Bandara Polonia
dapat menunjang kegiatan perekonomian di wilayah Bagian Barat Indonesia maupun
ke luar negeri khususnya dalam rangka menunjang kerjasama ekonomi sub Regional
IMT-GT.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
-
Kota Medan merupakan wilayah yang sangat strategis dalam
hal pengembagan wilayah.
- Terdapat dua sektor potensial di Kota Medan, yaitu sektor
perdagangan dan industri.
- Kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran
menjadi motor penggerak roda perekonomian kota.
- Kawasan Industri Medan (KIM) dekat dengan pelabuhan
Belawan yang merupakan pintu masuk bagi penyediaan bahan baku industri.
- Pendapatan per kapita masyarakat di Kota Medan mengalami
peningkatan.
Saran
Pengembangan
wilayah di Kota Medan sudah baik akan tetapi perlu adanya peningkatan kualitas
dan kuantitas sarana dan prasarana yang mendukung perdagangan dan industri.
Sehingga pengembangan kedua sektor tersebut dapat berjalan lebih efektif dan
efisien.
Referensi:
Anonim. 2005. Profil Kabupaten/Kota. Kota
Medan, Sumatera Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar