Potensi Pariwisata Taman Wisata Iman di Kabupaten
Dairi dan Pengembangannya
Oleh
: Sartika E C Siallagan / 101201149
Program
Studi Kehutanan, Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kabupaten Dairi adalah
sebuah kabupaten di
provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu
kotanya ialah Sidikalang. Kabupaten
ini kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten
induk dan Kabupaten Pakpak Barat dengan dasar hukum Undang Undang Nomor 9 Tahun 2003
Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan
Kabupaten Humbang Hasundutan yang dikelurkan pada
tanggal 25 Februari 2003.Kabupaten Dairi merupakan salah
satu dari 22 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan luas
wilayah 192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara
(7.160.000 hektare) yang terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.
Pada umumnya Kabupaten Dairi berada
pada ketinggian rata-rata 700 s.d. 1.250 m di atas permukaan laut, dengan 15
kecamatan. Jumlah penduduk Kabupaten Dairi akhir tahun 2004 adalah sebanyak
271.521 jiwa dengan banyaknya rumah tangga sebesar 59.197. Penyebaran penduduk
tersebut tidak merata di 14 kecamatan definitif. Ada banyak objek
wisata yang dapat kita nikmati di kabupaten Dairi, salah satunya adalah Taman
Wisata Iman. Kabupaten Dairi sebagai salah satu kabupaten yang terdapat di Sumatra
Utara, merupakan salah satu contoh kabupaten yang berhasil mengembangkan
keberagaman keyakinan menjadi potensi dalam bidang pariwisata. Kabupaten dengan
jumlah penduduk sekitar270.000 jiwa ini, hidup secara berdampingan dalam kerukunan antaragama.
Tujuan
Tujuan dari pengembangan potensi Taman
Wisata Iman di Kabupaten Dairi adalah:
1.
Untuk mengetahui
bagaimana Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten.
2.
Bagi pembaca merupakan pengetahuan bagi wisatawan yang
sering berkunjung ke tempat-tempat wisata.
3.
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat di kabupaten
Dairi sendiri dan di luar kabupaten Dairi, serta bagi peneliti lain yang
terkait dengan pengembangan suatu wilayah.
BAB II
POTENSI
Parwisata
adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidah nampak hanya dapat merasakannya,
terlebih lagi pariwsata itu sebenarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih
orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ignin melepaskan kepenatan. Oleh
karena itu bermacam-macam pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik di
mna orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari tempat-tempat objek wisata
tersebut beserta atraksi-atraksi yang ada pada objek wisata tersebut. Salah
satu objek wisata yang ada di Kab. Dairi adalah Taman Wisata Iman. Taman Wisata
Iman merupakan salah satu objek wisata rohani yang terletak dikawasan Bukit
Sitinjo Sidikalang. Objek wisata ini menghadirkan pemandangan perbukitan dari
sudut pandang yang sangat luas. Objek wisata ini berprospek tinggi karena
didukung fasilitas yang baik. Taman Wisata Iman memiliki potensi wisata yang
layak dan produktif, yang artinya setiap kegiatan pembangunan pariwisata
memberikan tempat menurut kebutuhan fungsi masing-masing sehingga terwujud
suatu lingkungan yang harmonis dan di lain pihak meningkatkan kesempatan kerja,
kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa, dan memperkenalkan alam
dan kebudayaan dengan memanfaatkan objek wisata yang ada.
Potensi ini, oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Dairi dilihat sebagai salah satu aset daerah untuk pengembangan
kabupaten ini ke depan, terutama pengembangan dalam wisata religius. Oleh sebab
itu, pada awal tahun 2001, Bupati
Dairi yang kala itu dijabat oleh Dr. Master P Tumanggor merancang sebuah kawasan yang di
dalamnya terdapat beberapa fasilitas beribadah yang mampu mengakomodir semua
pemeluk agama di kabupaten tersebut. Untuk mewujudkan gagasan itu, maka bupati
mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat dan pemuka agama yang ada di sekitar
Kabupaten Dairi untuk berdialog guna merealisasikan rencana ini. Dari pertemuan
tersebut didapat kesepakatan mengenai lokasi pembangunan Taman Wisata Iman
Dairi yaitu di Perbukitan Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Lokasi yang ditutupi oleh
hutan dan pepohonan pinus, sangat bagus untuk dijadikan sebagai kawasan
religius (iman) sekaligus tempat berwisata.
Dengan memanfaatkan lahan
seluas 13 hektar, Pemda
setempat membangun beberapa tempat
ibadah, seperti Gereja, Masjid, Vihara,Kuil, serta
arena bermain dan fasilitas pendukung untuk berwisata. Pembangunan proyek
dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun mulai dari tahun 2001 hingga tahun 2003
sebagai tahap awal dari pembangunan. Untuk selanjutnya, guna melengkapi beberapa
fasilitas pendukung, Pemda setempat melakukannya secara bertahap agar Taman
Wisata Iman Dairi betul-betul menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah dan
berwisata. Selain untuk mendatangkan wisatawan dari daerah di Sumatra Utara dan
daerah di luar provinsi untuk beribadah, ke depannya Pemerintah Daerah
Kabupaten Dairi menargetkan kawasan ini nantinya menjadi kawasan wisata iman
bagi wisatawan mancanegara.
Eksotik, menawan, dan penuh nuansa
religius itulah kata yang pantas untuk mengungkapkan panorama yang terdapat di
Taman Wisata Iman Dairi. Rancangan tata ruang dalam pembangunan Taman Wisata
Iman Dairi, diatur secara sempurna. Bukit yang semula tertutup hutan, diimbangi
dengan bangunan-bangunan ibadah dan beberapa miniatur sebagai daya tarik lebih.
Masing-masing miniatur tersebut, menggambarkan beberapa kejadian dan tempat
yang dianggap suci oleh beberapa agama. Pada pintu masuk, para wisatawan
disambut oleh patung Sang Buddha dan sebuah candi yang dipergunakan untuk
tempat beribadah umat Buddha. Vihara
Saddhavadana menjadi nama
candi yang dirancang mengikuti desain seperti bangunan Candi Borobudur yang terdapat di Jawa Tengah. Patung Buddha tersebut
dibuat dengan posisi bermeditasi sembari duduk bersila, dengan posisitelapak tangan kanan menghadap ke depan seperti sedang melakukan
salam hormat, sementara posisi tangan kiri menopangsikunya dari
bawah.
Sekitar 100 meter dari lokasi Vihara Saddhavadana dan patung Buddha,
terdapat gereja Oikumene dan beberapa miniatur salib untuk tempat peribadatan umat Kristen
Protestan. Gereja tersebut dibangun di atas perbukitan yang di depannya
(lembah) terpampang pemandangan alam yang menawan. Persis di samping Gereja,
dibangun beberapareplika salib besar
yang dipasang secara berjejer. Sebagian dari replika salib, beberapa di
antaranya menceritakan proses perjalananpenyaliban
(via dolorosa) terhadap Yesus guna membebaskan manusia dari dosa sebagaimana yang
dikisahkan Kitab Suci (Injil).
Gereja di TWI Dairi
Sumber Foto: maria simanjuntak
Di lokasi yang sama, dibangun
sebuah patung Abraham ketika
sedangmenyerahkan kurban kepada Tuhan.
Di samping patung Abraham, terdapat pula sebuah patung Nabi Musa. Patung tersebut menggambarkan tentang
perjalanan Nabi Musa yang bersiap-siapmenerima sepuluh perintah dari Tuhan
sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab. Patung tersebut sengaja dibangun
tidak jauh dari relief Salib, sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan
wisatawan terhadap agama ini dari dekat mengenai kisah perjalanan sang pembawa
ajaran agama tersebut.
Berjalan beberapa menit dari lokasi
patung Abraham dan Musa, terdapat Gua Bunda
Maria yang
disimbolkan sebagai wanita suci bagi Kristen Khatolik. Di dalam gua
tersebut terdapat patung Bunda Maria yang berparas cantik dengan posisi berdiri
menggunakan pakaian jubah berwarna putih dipadu dengan biru muda. Gua dengan
ukuran kecil tersebut dibangun persis di lereng perbukitan dengan pintu
manghadap ke lembah. Sementara komposisi bangunan menggunakan batu dan semen
yang dibentuk persis menyerupai gua yang ada di alam bebas.
Gua Bunda Maria di Taman Wisata Iman Dairi
Sumber Foto: maria simanjuntak
Setelah melewati Gua Bunda Maria, para wisatawan akan
disuguhkan sebuah bangunan rumah ibadah
(Kuil) Hindu. Kuil yang dibangun mengikuti rancangan bangunan kuno ini menyerupai pura
yang terdapat di Bali, terutama bangunan menaranya.
Sementara pada bagian dalam taman, terdapat
sebuah miniaturKa‘bah seperti
yang terdapat di dalam Masjidil Haram, Makkah. Disekeliling bangunan miniatur Ka‘bah dihiasi dengan tanaman bungayang beraneka warna. Pembangunan miniatur Ka‘bah ini sebagai upaya
menghadirkan simbol suci bagi umat Islam di dalam taman. Dengan kehadiran
miniatur ini, diharapkan para pengunjung terutama umat Islam dapat mengenal
simbol agama mereka sembari berwisata. Tidak jauh dari Miniatur Ka‘bah, berdiri sebuah bangunan masjid yang diperuntukkan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah.
Taman Wisata Iman Dairi ini, tidak hanya dipenuhi
bangunan-bangunan peribadatan bagi umat beragama. Taman wisata iman ini juga
dihiasi dengan beberapa keindahan panorama alam dan barisanhutan pinus yang
begitu rindang. Sungai yang mengalir dari perbukitan, menambah daya tarik dari
taman ini. Komposisi bangunan-bangunan peribadatan berpadu dengan keindahan
alam yang memukau, menjadikan Taman Wisata Iman Dairi sebagai salah satu lokasi
wisata favorit di Kabupaten Dairi.
Taman Bunga di TWI Dairi
Sumber Foto: maria simanjuntak
BAB III
DESKRIPSI TEORI LOKASI
Taman
Wisata Iman berada di Bukit Sitinjo dengan luas 130.000 m2, terletak
di Kecamatan Sitinjo. Di Taman Wisata Iman ini dapat disaksikan sederetan
patung nabi-nabi, yaitu antara lain patung Budha setinggi 5 meter terbuat dari
batu asli berada di dalam Vihara, patung Abraham ( nabi Ibrahim ), Nabi Musa
saat akan menerima Sepuluh Perintah Allah, Gua Betlehem, 14 tahap perjalanan
salib (Via Dolorosa), Gua Bunda Maria, Bukit Golgata, Gereja, Kuil Hindu, Lapangan
manasik haji dan sebuah mesjid yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan. Taman
Wisata Iman dibangun dengan tujuan agar pengunjung dapat menyaksikan, menikmati
dan menghargai alam ciptaan Tuhan serta menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan
hidup, termotivasi untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, mempererat hubungan silaturahmi antar umat beragama.
Tarif
Memasuki Taman Wisata Iman
|
||||||||||||||||
Taman Wisata
Iman dibangun pada lahan seluas 13 hektar, disana terdapat beberapa tempat
ibadah, Seperti Masjid, Gereja, Vihara, Kuil, dan arena bermain juga dilengkapi
dengan fasilitas pendukung untuk berwisata. Pembangunan TMI ini mulai
dilaksanakan dari tahun 2001 hingga tahun 2003. Guna melengkapi beberapa
fasilitas pendukung,selanjutnya Pemda setempat melakukannya secara bertahap
agar tempat wisata ini benar-benar menjadi tempat yang nyaman untuk berwisata
dan beribadah.
Untuk menuju lokasi TMI ini perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan
BUS atau angkutan umum, dan tentunya sangat mungkin jika menggunakan mobil
pribadi, atau mobil sewaan. Jika menggunakan angkutan umum (bus), perjalanan
dimulai dari Bandar Udara Polonia Medan menuju Kota Sidikalang yang berjarak
152 km dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Dari Kota Sidikalang, perjalanan
dilanjutkan menuju lokasi yang berjarak sekitar 10 km dengan waktu tempuh
sekitar 15 menit.
BAB IV
TANTANGAN DAN KENDALA
Sejak dibangun
tahun 2001 lalu TWI telah menunjukkan prospek yang cukup menjanjikan. Menurut P
Silalahi bahwa dalam 2 tahun terakhir walaupun pengerjaannya masih mencapai 70
persen telah dapat menambah PAD Kabupaten Dairi sekitar Rp 250 juta dengan
jumlah pengunjung sekitar 148.200 orang.
Target semula yang diperkirakan dari kawasan itu sebenarnya tidak muluk-muluk dan hanya Rp 50 juta. Namun lonjakan pengunjung sejak awal Januari tahun 2006 TWI telah menjadi salah satu sumber PAD andalan. Untuk minggu pertama bulan Januari 2006 saja pengunjung yang terdata mencapai 11.623 orang dan berlanjut walaupun ada penurunan hingga bulan Agustus sudah mencapai 124.724 orang.
Target semula yang diperkirakan dari kawasan itu sebenarnya tidak muluk-muluk dan hanya Rp 50 juta. Namun lonjakan pengunjung sejak awal Januari tahun 2006 TWI telah menjadi salah satu sumber PAD andalan. Untuk minggu pertama bulan Januari 2006 saja pengunjung yang terdata mencapai 11.623 orang dan berlanjut walaupun ada penurunan hingga bulan Agustus sudah mencapai 124.724 orang.
Deretan pedagang
souvenir dan pedagang asongan telah pula menunjukkan bahwa kawasan itu telah
membuka lapangan kerja bagi warga setempat. Walaupun produk yang dijual masih
harus didatangkan dari luar, namun minimal sudah ada titik pemacu untuk
melahirkan pengrajin-pengrajin yang bisa dipasarkan di kawasan itu. Kondisi
fasilitas wisata yang masih minim seperti halnya perhotelan, air, sarana umum
lainnya yang dapat membuat pengunjung merasa betah dan nyaman masih menjadi
kendala dalam mewujukan TWI menjadi sektor andalan. P Silalahi yang sudah 2
tahun terlibat dalam pengelolaan taman itu, mengaku dengan berbekal pengamalam
selama 29 tahun bekerja di Pemda DKI mencoba melakukan hal-hal yang dapat
mendukung perkembangan TWI.
Pelaku wisata diakuinya belum bisa
diandalkan dan masih membutuhkan pembinaan, ”Pernah suatu waktu seorang
pengunjung bertanya, namun oleh pelaku wisata yang ada di kawasan itu dengan
gamblang menjawab, “kau carilah disitu, untuk apa kau jalan-jalan disini”.
Sikap seperti itu
akan diupayakan secara perlahan hilang seiring dengan pembinaan terhadap pelaku
wisata yang akhirnya bisa menjadi guide bagi pengunjung dalam memberikan
pelayananan yang memuaskan.
Sebuah konsep yang menjanjikan juga tengah direncanakan dengan membuat teropong yang akan dapat digunakan memantau seluruh pengunjung sekaligus dapat digunakan pengunjung melihat keindahan alam di luar kawasan Iman itu. Dengan asumsi setiap penggunaan teropong itu dikenakan biaya Rp 3000 per orang akan dapat menghasilkan uang RP 3 miliar dengan perkiraan pengunjung sebanyak 1juta orang. Keberhasilan Kabupaten Dairi membangun TWI merupakan salah satu terobosan untuk memanfaatkan alam dengan spesifikasi yang baru karena selain mendongkrak PAD juga menjadi simbol kerukunan umat beragama.
Sebuah konsep yang menjanjikan juga tengah direncanakan dengan membuat teropong yang akan dapat digunakan memantau seluruh pengunjung sekaligus dapat digunakan pengunjung melihat keindahan alam di luar kawasan Iman itu. Dengan asumsi setiap penggunaan teropong itu dikenakan biaya Rp 3000 per orang akan dapat menghasilkan uang RP 3 miliar dengan perkiraan pengunjung sebanyak 1juta orang. Keberhasilan Kabupaten Dairi membangun TWI merupakan salah satu terobosan untuk memanfaatkan alam dengan spesifikasi yang baru karena selain mendongkrak PAD juga menjadi simbol kerukunan umat beragama.
Antara harapan dan
kenyataan, Sekda, Ir B Sinaga mengatakan bahwa pengelolaan TWI bukan tidak
mungkin akan menjadi icon kepariwisataan bukan saja Kabupatean Dairi akan
tetapi juga menjadi milik Sumut. Pemkab memang menyadari tidak akan mampu untuk
melakukan pengelolaan secara maksimal dan untuk itu akan tetap direncanakan untuk
membentuk satu lembaga/wadah untuk melakukan penanganan apakah itu dalam bentuk
otorita atau yang lain namun intinya untuk menjadikan kawasan wisata yang
dikunjungi bukan saja tingkat lokal melainkan juga mencapai tingkat manca
negara, tandasnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Taman Wisata Iman merupakan salah satu
tempat wisata yang cukup mempengaruhi kondisi pengembangan wilayah dan keuangan
pada masyarakat di Kabupaten Dairi
2.
Dengan adanya Taman Wisata Iman, kita
dapat mengetahui betapa pentingnya budaya ataupun pengetahuan dari potensi yang
kita dapat dari sektor tersebut
3.
Sektor wisata yang terdapat di Kabupaten
Dairi ini memiliki beberapa proses yang panjang dalam penembangan wilayah yang
diperoleh
Saran
Adapun
saran yang dapat saya berikan adalah agar kita dapat menjaga dan mengembangkan
potensi wilayah dan kegunaannya dalam masyarakat setempat dan mempengaruhi
kondisi keuangan maupun lingkungan yang akan kita peroleh.
DAFTAR PUSTAKA
regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.
repository.usu.ac.id/handle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar