PENGEMBANGAN POTENSI PERTANIAN DI DAERAH PORSEA,KABUPATEN
TOBA SAMOSIR
Oleh
: Ricson Marpaung/101201172/5D
Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
BAB I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan wilayah merupakan membangun masyarakat sesuai
dengan potensi prioritas yang terdapat di dalam daerah yang bersangkutan.
Diprioritaskan secara fisik, ekonomi, dan sosial budaya. Pembangunan yang dititik beratkan
pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada
sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi
yang tinggi. Tujuan pembangunan nasional mencakup beberapa aspek yaitu
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja
serta kelestarian sumberdaya yang potensial. Keberhasilan pembangunan di
Indonesia menuntut kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak dan peranan
masing-masing sektor. Salah satu sektor yang diharapkan dapat menunjang tujuan
pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian.
Porsea merupakan salah satu kecamatan yang ada di Toba samosir.Kabupaten Toba Samosir secara
feografis terletak diantara 980 10'-990 10'Bujur Timur dan 20 06'-20 39'
Lintang Utara.Sektor pertanian menjadi prioritas utama dalam pilar pembangunan
di Kapaten Toba Samosir, Sumatera Utara, karena memiliki peranan cukup besar
dan hampir 90 persen masyarakat daerah tersebut berprofesi sebagai petani.Untuk
itu, peningkatan hasil pendapatan petani terus diupayakan melalui berbagai
program, di antaranya kegiatan peningkatan Pengetahuan Ketrampilan Sikap (PKS)
dengan menggalakkan penyuluhan pertanian sebagai wujud transfer of
knowledge.Lahan pertanian pangan berkelanjutan
akan terus dipertahankan serta dikembangkan dengan meningkatkan sarana
dan prasarana pendukung kegiatan pertanian, perikanan dan peternakan.Produksi
dan mutu pertanian akan ditingkatkan sebagai bahan baku industri dengan sistem
kemitraan usaha dan perdagangan komoditas dalam memantapkan swasembada pangan
berkelanjutan.
Permasalahan
1.
Kondisi petani dan keluarga petani rata-rata berlahan sempit dan
permodalan yang kecil.
2.
Sebagian besar status kepemilikan
lahan kosong di Tobasa dimiliki oleh masyarakat perantau dan tidak dapat
diusahai petani setempat.
3.
Sarana maupun prasarana pendukung belum memadai.
4.
Kurang maksimumnya dukungan masyarakat perantau dalam pemenuhan aspirasi
dan inspirasi pembangunan pertanian dalam program “Marsipature Hutanabe”
Tujuan
Tujan
penulisan paper yang mengangkat permasalahan pertanian di Kabupaten toba
Samosir adalah:
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Toba
Samosir merupakan sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk perencanaan pengembangan
pertanian di Kabupaten Toa Samosir
2.
Bagi pembaca merupakan penambahan wawasan dalam bidang ilmu pengembangan
wilayah.
3.
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang terkait dengan pembangunan
daerah.
BAB II.
POTENSI
A. PANDANGAN UMUM
Kabupaten Toba Samosir secara
feografis terletak diantara 980 10'-990 10'Bujur Timur dan 20 06'-20 39'
Lintang Utara. Kabupaten Toba Samosir secara administratif terdiri dari 10
kecamatan dengan 170 desa dan 13 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Toba Samosir
adalah 2.21,80 Km2, dengan jumlah penduduk 176.757 jiwa.
B. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang
tersedia di Kbaupaten Toba Samosir adalah sarana perhubungan darat, angkutan
sungai dan danau, selain itu juga tersedia fasilitas listrik, telekomunikasi
dan air bersih.
C. INDENTIFIKASI BIDANG USAHA POTENSIAL POTENSI SUMBERDAYA KOMODITI
Tanaman Pangan
Diantara komoditi tanaman pangan yang diusahakan secara menonjol di Kabupaten Toba Samosir adalah padi dan jagung. Produksi kedua komoditi tersebut meningkatkan pesat pada tahun terakhir.
Diantara komoditi tanaman pangan yang diusahakan secara menonjol di Kabupaten Toba Samosir adalah padi dan jagung. Produksi kedua komoditi tersebut meningkatkan pesat pada tahun terakhir.
Tanaman buaha-buahan
Tanaman buah-buahan yang potensial yang diusahakan masyarakat Toba Samosir diantaranya alpukat, jeruk dan durian.
Tanaman buah-buahan yang potensial yang diusahakan masyarakat Toba Samosir diantaranya alpukat, jeruk dan durian.
Tamanan Perkebunan
Produksi kelapa sawit dan jahe masing-masing 5.442 ton dan 5.581,8 ton per tahun.
Produksi kelapa sawit dan jahe masing-masing 5.442 ton dan 5.581,8 ton per tahun.
Peternak
Jenis ternak yang telah banyak dikembangkan di Kabupaten Toba Samosir yaitu kerbau, babi, sapi, kambing dan itik. Besarnya populasi ternak di Kabupaten Toba Samosir menunjukan bahwa untuk ternak ruininansia besar yang dominan adalah kerbau, untuk ruininansia kecil adalah babi dan untuk jenis unggas adalah itik. Sesuai dengan habitatnya dan tanggap masyarakat maka jenis-jenis ternak tersebut menjadi alternatif untuk dikembangkan.
Jenis ternak yang telah banyak dikembangkan di Kabupaten Toba Samosir yaitu kerbau, babi, sapi, kambing dan itik. Besarnya populasi ternak di Kabupaten Toba Samosir menunjukan bahwa untuk ternak ruininansia besar yang dominan adalah kerbau, untuk ruininansia kecil adalah babi dan untuk jenis unggas adalah itik. Sesuai dengan habitatnya dan tanggap masyarakat maka jenis-jenis ternak tersebut menjadi alternatif untuk dikembangkan.
Perikanan
Kabupaten Toba Samosir memiliki wilayah Danau Toba yang sangat potensial untuk pengembangan perikanan baik tangkap maupun budidaya. Data statistik menunjukkan bahwa sebagian besar produksi ikan di kabupaten ini adalah hasil budidaya jaring apung ataupun penangkapan di peraiaran danau. Dari kedua data produksi di Kabupaten Toba Samosir tersebut terlihat bahwa danau Toba merupakan lahan potensial untuk pengembangan perikanan.
Kabupaten Toba Samosir memiliki wilayah Danau Toba yang sangat potensial untuk pengembangan perikanan baik tangkap maupun budidaya. Data statistik menunjukkan bahwa sebagian besar produksi ikan di kabupaten ini adalah hasil budidaya jaring apung ataupun penangkapan di peraiaran danau. Dari kedua data produksi di Kabupaten Toba Samosir tersebut terlihat bahwa danau Toba merupakan lahan potensial untuk pengembangan perikanan.
Pariwisata
Selain potensial untuk pengembangan perikanan, Danau Toba juga merupakan objek wisata yang sangat terkenal di Pulau Sumatera. Jumlah wisatawan asing pernah mencapai 249.656 orang pada tahun 1996 walaupun pada tahun-tahun belakangan ini terjadi penurunan.penurunan yang sangat tajam pada kunjungan wisata tersebut disebabkan oleh krisis keamanan yang menyertai krisis ekonomi di indonesia serta ditutupnya pabrik Pulp PT. Indorayon yang melibatkan investor asing. Walupun demikian dengan keindahan alam dan kekhasan budaya yang ada Danau Toba tetap merupakan objek wisata yang menarik.
Selain potensial untuk pengembangan perikanan, Danau Toba juga merupakan objek wisata yang sangat terkenal di Pulau Sumatera. Jumlah wisatawan asing pernah mencapai 249.656 orang pada tahun 1996 walaupun pada tahun-tahun belakangan ini terjadi penurunan.penurunan yang sangat tajam pada kunjungan wisata tersebut disebabkan oleh krisis keamanan yang menyertai krisis ekonomi di indonesia serta ditutupnya pabrik Pulp PT. Indorayon yang melibatkan investor asing. Walupun demikian dengan keindahan alam dan kekhasan budaya yang ada Danau Toba tetap merupakan objek wisata yang menarik.
D. BIDANG USAHA UNGGULAN LAYAK DIKEMBANGKAN
Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah
kabupaten toba samosir, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil
komoditi ialah :
- Produksi Jahe
- Produksi Jagung
- Keramba Jaring Apung Ikan Nila
- Peternakan Babi
- Wisata Danau Toba
- Produksi Jahe
- Produksi Jagung
- Keramba Jaring Apung Ikan Nila
- Peternakan Babi
- Wisata Danau Toba
BAB III.
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Tobasa kini memiliki jumlah penduduk 170.015 jiwa ini
memiliki luas lahan pertania91.008 hektar yang diantaranya luas ladang 17.463
hektar, kebun 22.607 hektar , penggembalaan 10.488 hektar, lahan tidur 40.550
hektar.Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, indikator pertanian
menunjukkan peningkatan. Produksi tanaman bahan makanan seperti dari sawah pada
tahun 2005 sebanyak 113.542 ton, 2006 (119.113 ton), 2007 (133.633 ton ), padi
ladang 2005 (2.817 ton), 2006 (2.599 ton), 2007 (3.170 ton), jagung 2005
(12.968 ton), 2006 (15.257 ton), 2007 (15.236 ton), ubi kayu 8.787 ton), 2006
(12.106 ton), 2007 (9.933 ton), ubi jalar 2005 (5.957 ton), 2006 (3.027), 2007
(2.816 ton), kacang tanah 2005 (1.164 ton), 2006 (561 ton), 2007 (350 ton).
Tanaman perkebunan, kopi 2005 (2.516,89 ton), 2006 (2.573,73 ton), 2007
(3.349,41 ton), kelapa sawit 2005 (20.920,05 ton), 2006 (21.233,63 ton), 2007(11.243,62
ton), kemiri 2005 (127,63 ton), 2006 (140,34 ton), 2007 (574,32 ton), coklat
2005 (1,67 ton), 2006 (5,85 ton ), 2007 (67,76 ton), karet 2005 (745,00 ton),
2006 ( 707,74 ton), 2007 (509,99 ton). Dari hasil perikanan, danau tahun 2005
(364 ,02 ton), 2006 (391,38), 2007 (396,50 ton), sungai 2005 (21,62 ton), 2006
(27,78 ton), 2007 (26,95 ton), rawa 2005 (22,10 ton), 2006 (24,09 ton), 2007
(20,53 ton), kolam 2005 (199,06 ton), 2006 (223,13 ton), 2007 (229,82 ton),
sawah 2005(386,91ton), , 2006 (420,22 ton), 2007 (425,37 ton).
Pemkab Tobasa dalam meningkatkan
ketahanan pangan di bidang perberasan ditempuh melalui usaha pokok
intensifikasi lahan sawah seluas 18.065 hektar melalui pengembangan penggunaan
bibit unggul, pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi desa, jaringan
irigasi usaha tani, pengembangan penggunaan pupuk organik, proteksi pertanaman
serta perbaikan dan pengolahan lahan melalui pemberian bantuan Alsintan pra
pasen seperti hand-traktor,alsintan pasca panen seperti power tresher dan terpal
plastik kepada kelompok tani.Tahun 2007 jumlah produksi padi sebesar padi sawah
dan lading sebesar 118.457 ton atau sebesar 74.865 ton produksi beras dengan
jumlah petani sekitar 36 ribu KK dan jumlah penduduk 170.015 jiwa. Perimbangan
beras dengan tingkat swasembada adalah sebesar 310,54 persen atau dengan
marketable surplus sebesar 50.575 ton beras. Selain komoditi padi, Pemkab
Tobasa juga menggalakkan program pengembangan dan peningkatan produksi jagung
disamping komoditi lainnya. Potensi pengembangan pertanaman jagung di Tobasa
sangat besar, selain pada lahan sawah sebagai tanaman bergilir setelah padi,
Tobasa memiliki lahan kering kering seluas 91.008 hektar dan diantaranya 40.550
lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk pertanaman jagung. Dalam usaha
peningkatan produksi jagung tahun 2008, Pemkab Tobasa melaksanakan kegiatan
pembukaan lahan kosong seluas 3 ribu hektar bagi petani/kelompok tani.
Peningkatan luas panen jagung dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat sebesar
18,38 persen dan dari tahun 2007 ke 2008 meningkat sbesar 102,15 persen. Memang
pertanaman jagung tiga tahun terakhir ini perkembangannya sangat pesat di
Tobasa.
BAB IV.
KENDALA DAN
TANTANGAN
Kendala
1. Kurangnya dukungan infrastruktur, seperti jaringan irigasi yang sudah ada belum memadai.
2. Belum optimalnya pemanfaatan potensi pertanian yaitu lahan kosong yang tersebar luas di seluruh Kecamatan.
3. Masih lemahnya dukungan kelembagaan petani yaitu belum ada kelembagaan petani yang mandiri.
4. Belum optimalnya pelaksanaan konservasi lahan maupun perairan umum.
5. Penguasaan pasar oleh petani masih lemah.
6. Penguasaan dan penerapan Iptek masih lemah.
1. Kurangnya dukungan infrastruktur, seperti jaringan irigasi yang sudah ada belum memadai.
2. Belum optimalnya pemanfaatan potensi pertanian yaitu lahan kosong yang tersebar luas di seluruh Kecamatan.
3. Masih lemahnya dukungan kelembagaan petani yaitu belum ada kelembagaan petani yang mandiri.
4. Belum optimalnya pelaksanaan konservasi lahan maupun perairan umum.
5. Penguasaan pasar oleh petani masih lemah.
6. Penguasaan dan penerapan Iptek masih lemah.
Tantangan
Sektor pertanian
di masa kini dan masa mendatang diharapakan tetap berperan sebagai penyangga
perekonomian nasional, karena kontribusinya sangat nyata, berupa penyediaan
pangan, penyedian bahan baku industri, pencapaian produk domestik Bruto/PDB,
penghasil ekpor dan devisa negara, penyedian lapangan pekerjaan, peningkatan
pendapatan masyarakat petani, serta menjaga kelestarian dan kesimbangan
lingkungan.Namun untcapaiannya tidak lepas dari peran para petani di
Tobasa.Adanya tantangan-tantangan seperti cuaca yang tidak mendukung harus
mampu membuat para petani memperhatikan
tanaman pertanian lebih serius.
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kabupaten Toba
Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, mengandalkan sektor pertanian sebagai
unggulan, dalam mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan
pada wilayah seluas 19.027 hektar lahan pertanian di daerah tersebut.Untuk
mewujudkan pembangunan wilayah yang merata, pertanian akan dijadikan sebagai
sektor unggulan dalam menuju masyarakat mandiri dan sejahtera. Lahan pertanian
pangan berkelanjutanmakan terus dipertahankan serta dikembangkan dengan meningkatkan
sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian, perikanan dan
peternakan.Produksi dan mutu pertanian akan ditingkatkan sebagai bahan baku
industri dengan sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas dalam
memantapkan swasembada pangan berkelanjutan. Diversifikasi dan pengelolaan
pertanian akan ditingkatkan dengan mengembangkan sektor industri berwawasan
lingkungan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.Selain pertanian, industri dan
pariwisata juga telah ditetapkan dalam kebijakan pemantapan fungsi kedudukan
kabupaten sebagai bagian dari sistem kawasan strategi nasional yang menjadi
andalan mendukung pembangunan di wilayah setempat.
Saran
Pemerintah kabupaten Tobasa perlu untuk mengembangkan pertanian dengan lebih baik lagi, harus mampu
memberikan solusi untuk perencanaan bagaimana pertanian dapat dikelola dengan
baik. Masyarakat harus diberdayakan, fasilitas, infrastruktur harus dibangun
dengan sebagus mungkin, akses jalan menuju wisata harus lebih baik lagi, dan
pemerintah daerah harus segera turun tangan melihat keadaan tersebut karena struktur
perekonomian lapangan usaha angkutan dan komunikasi memberikan sumbangan yang
mampu mengembangkan pendapatan daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat
DAFTAR
PUSTAKA
Dillon, H.S.2004. Pertanian Membangun Bangsa. Dalam : Aziza, A.N.
Analisis Prioritas Pengembangan Wilayah Berdasarkan
Potensi Pertanian Padi. 2008. IPB Press. Bogor.
Indrawidyastuti.2011.Perubahan Iklim Tantangan Bagi Petani.
. Diakses dari: http://www.waspada.co.id
Uchi. 2010. Pengembangan Wilayah. Diakses
dari: http://www.pengembanganwilayah.blogspot.com /Diakses
pada:[3 Januari 2013][17.03 WIB]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar