POTENSI PERKEMBANGAN PERTANIAN DI KABANJAHE
KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
SEPTO
ISMELDO
NIM : 101201168
KELAS : HUT 5D
NIM : 101201168
KELAS : HUT 5D
=======================================================
POTENSI
PERKEMBANGAN PERTANIAN DI KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sektor pertanian
merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan
perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan
perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari
proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi
sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya
bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor
ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan
sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian
Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal
jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada
pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari
keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa
pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain:
potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan
nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya
penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam
penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi
pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian
besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan
petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan
pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus
pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang
sentralistik. Dataran tinggi karo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Sumatera Utara. Ibu kota Propinsi Sumatera Utara adalah kota Medan, sedangkan
ibu kota kabupaten Karo adalah kota Kabanjahe. selain kota Kabanjahe sebagai
pusat pemerintahan daerah, ada kota Brastagi sebagai tempat wisata dan
peristirahatan. Di sekitar kedua kota di dataran tinggi Karo inilah banyak
ditanami sayur-sayuran, bunga dan buah-buahan termasuk jeruk. Di dataran tinggi
Karo yang berhawa sejuk memungkinkan pohon jeruk menghasilkan buah yang
berlimpah, tambahahan lagi didaerah ini menjulang dua gunung berapi yang saling
berdekatan, gunung Sinabung dan Sibayak, membuat tanah di dataran tinggi karo
terkenal dengan kesuburannya.
Kabupaten Karo merupakan sentra produksi
komoditi jeruk. Varitas jeruk yang ditanam di Kabupaten Karo sekarang ini
adalah jenis Siam, Washington, Sunkist, Padang, Siam Madu dan sebagainya. Jenis
yang disukai oleh konsumen lokal adalah varitas Siam Madu sehingga varitas
jeruk ini mendominasi penanaman jeruk di Kabupaten Karo. Jeruk ini mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut : manis, bentuk bulat atau oval, tebal kulit 2 – 4
mm, warna lapisan dalam kuning, diameter jeruk 5 – 7 cm, dan beratnya 90 – 225
gram, ketahanan 8 – 10 hari setelah masa panen, umur tanaman 4 – 9.
![]() |
Gambar 1. buah jeruk |
Tujuan
Untuk
mengetahui potensi perkembangan pertanian buah jeruk di daerah Kabanjahe
kabupaten Karo Sumatera Utara.
Masalah
1. Pemasaran
2. Proteksi
terhadap serangan hama dan penyakit.
BAB
II
POTENSI
POTENSI
Salah satu kawasan agribisnis di kawasan
Sumatera Utara adalah Kabupaten Karo, Kabupaten Karo merupakan dataran tinggi
Karo dengan ibukota Kabanjahe yang
terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah
Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran
tinggi dengan ketinggian 120 sampai 1600 meter di atas permukaan laut. Karena
berada di ketinggian tersebut Tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk
dengan suhu berkisar antara 15 sampai 26 derajat celcius.
Di dataran tinggi Karo kita bisa
menemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dengan ciri
khas daerah buah dan sayur. Di sini kita juga bisa nikmati keindahan Gunung
berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi
di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Dilihat dari geografi, Kabupaten Karo
terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah hulu
sungai. Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725
Ha atau 2,97 % dari luas Daerah Tingkat I Sumatera Utara, dan secara geografis
terletak di antara 2o50‘ Lintang Utara sampai 3o19‘ Lintang Utara dan 97o55’
Bujur Timur sampai dengan 98o38’ Bujur Timur.Karena letaknya yang berada di
daerah perbukitan sebagian besar dan merupakan salah satu faktor limitasi
perkembangan Kabupaten Karo.
Aksesibilitas yang memegang peranan
penting dalam hal hubungan baik internal maupun eksternal wilayah dirasakan
sangat kurang, terutama dalam hal kualitas jalan. Selain itu, masih rendahnya
kualitas sumber daya manusia, kurangnya kemampuan keuangan lokal, dan minimnya
sarana dan prasarana berdampak pada lambatnya perkembangan Kabupaten Karo,
seperti yang dirasakan saat ini. Berkaitan dengan kondisi demikian,
optimalisasi potensi wilayah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sangat
diperlukan di Kabupaten Karo. Berdasarkan analisis dari data BPS Kabupaten
Karo, kontribusi pertanian terhadap perekonomian wilayah sangat tinggi, Hal ini
menunjukkan potensi pertanian dalam menyangga ekonomi wilayah masih cukup
besar, namun demikian, kondisi wilayah yang masih termasuk daerah tertinggal
mengindikasikan potensi tersebut belum mensejahterakan masyarakatnya maupun
pemerataan kesempatan memperoleh manfaatnya, padahal potensi tersebut
seharusnya dapat menjadi penggerak pembangunan wilayah yang merata.Salah satu
komoditas pertanian yang masih berpeluang untuk
dikembangkan
sehingga menjadi penggerak perekonomian masyarakat adalah komoditas
hortikultura, terutama sayur sayuran dan buah-buahan. Kedua komoditas tersebut
tergolong komoditas komersial bernilai ekonomi tinggi (high value commodity),
sehingga harus diproduksi secara efisien untuk dapat bersaing di pasar.
Komoditas tanaman hortikultura yang
merupakan komoditas unggulan di Tanah Karo ialah buah-buahan, sayur-sayuran,
dan bunga. Buah-buahan yang unggul di Tanah Karo antara lain ialah jeruk,
markisa, terong belanda, dan tomat, sedangkan sayuran yang menjadi unggulan di
Tanah Karo ialah kubis, wortel. kentang, dan bawang prei (bawang daun). Tanaman-tanaman
menjadi unggulan di Tanah Karo dikarenakan potensi wilayah, topografi iklim,
serta keadaan alam yang sangat mendukung dengan syarat tanam tanaman
tersebut.Dari aspek produksi, potensi pengembangan komoditas hortikultura masih
dapat ditingkatkan ditinjau dari aspek ketersediaan lahan dan peluang
peningkatan adopsi teknologi. Komoditas hortikultura secara intrinsik memiliki
sifat cepat busuk, rusak, dan susut besar. Hal ini merupakan masalah yang dapat
menimbulkan risiko fisik dan harga.
![]() |
Gambar 2. Ladang jeruk |
BAB
III
ANALISIS
Potensi pengembangan agrobisnis dan
agroindustri komoditas jagung, kentang, markisa dan jeruk di wilayah Kabupaten
Karo dilihat dari aspek produktivitas lahan, teknologi yang tersedia,
pemasaran, ketersediaan tenaga kerja terampil dan perkiraan keunggulan
komparatif, keterkaitan antar komoditas tersebut dilihat dari aspek penggunaan
lahan dan agroindustri, bagaimanakah keterkaitan kebelakang (backward linkage)
dan keterkaitan kedepan (forward linkage) masing-masing komoditas, bagaimanakah
pola atau sistem usaha tani untuk masing-masing komoditas, bagaimanakah cara
mengoptimalkan pola atau sistem usaha tani masing-masing komoditas, serta
masalah-masalah apakah yang dihadapi masing masing komoditas dalam upaya
mengembangkan sistem agribisnis masing-masing.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di
atas, dilakukan penelitian terhadap 4 (empat) kelompok usaha tani yaitu usaha
tani jagung, usaha tani kentang, usaha tani jeruk dan usaha tani markisa yang
masing-masing terdiri atas 20 responden. Penelitian juga dilakukan terhadap
para pejabat pemerintah, pedagang pupuk dan pedagang hasil-hasil pertanian
sebanyak 20 responden. Penelitian ini berlokasi di Desa Pergendangen, Kecamatan
Tigabinanga (untuk kelompok usaha tani jagung), Desa Pertibi Lama, Kecamatan
Merek (untuk kelompok usaha tani kentang), Desa Ujungsampun, Kecamatan
Tigapanah (untuk usaha tani jeruk) dan Desa Manukmulia, Kecamatan Tigapanah
(untuk kelompok usaha tani markisa). Penelitian juga dilaksanakan di kota
Berastagi dan Kabanjahe (untuk para pejabat dan pedagang pupuk/pedagang
hasil-hasil pertanian). 1. Komoditas jagung, kentang, markisa dan jeruk dilihat
dari aspek produktivitas lahan, teknologi yang tersedia, pemasaran,
ketersediaan tenaga kerja terampil memiliki potensi yang baik untuk
dikembangkan sebagai kegiatan agrobisnis dan agroindustri. 2. a.Terdapat
hubungan antara komoditas Jagung dan kentang dilihat dari aspek penggunaan
lahan. b.Tidak terdapat hubungan antar komoditas dilihat dari aspek
agroindustri. 3. Masing-masing komoditas memiliki indeks keterkaitan kebelakang
dan kemuka dibawah rata-rata. 4. a. Pola usaha yang optimal untuk komoditas
Jagung dan kentang adalah dengan pola tanam rotasi dan multiple cropping. b.
Pola usaha yang optimal untuk komoditas jeruk dan markisa adalah monokultur. 5.
a. Masalah yang dihadapi dalam rangka pengembangan sistem agribisnis dan
agroindustri untuk komoditi jagung, terdapat pada subsistem pemasaran. b.
Masalah yang dihadapi dalam rangka pengembangan sistem agribisnis dan
agroindustri untuk komoditi kentang terdapat pada subsistem pemasaran. c.
Masalah yang dihadapi dalam rangka pengembangan sistem agribisnis dan
agroindustri untuk komoditi jeruk terdapat pada subsistem pemasaran yaitu
pengembangan pasar. d. Masalah yang dihadapi dalam rangka pengembangan sistem
agribisnis dan agroindustri untuk komoditi markisa terdapat pada subsistem
produksi dan pengembangan pasar
BAB
IV
PELUANG DAN TANTANGAN
PELUANG DAN TANTANGAN
Beberapa
hal yang dapat menjadi peluang bagi pengembangan pertanian saat ini, antara
lain adalah:
Pertama,Saat ini
kesadaran masyarakat terhadap kualitas serta produktivitas produk pertanian
buah - buahan semakin menuntut tersedianya benih bermutu yang cukup, namun
kebutuhan tersebut sampai saat ini ternyata belum dapat terpenuhi.
Kedua,
Bisnis
investasi pertanian modern dalam bentuk pengembangan usaha pupuk kimia, organik
maupun peptisida menjadi peluang tersendiri. Hal tersebut didukung dengan
terjadinya penurunan kesuburan lahan dan menjalarnya wabah tanaman.
Ketiga, Di era globalisasi ini, kita dihadapkan pada
persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu kita harus mampu memanfaatkan
keunggulan yang kita miliki, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan
kompetitif yang perlu ditingkatkan secara kualitatif. Globalisasi ini jelas
akan menimbulkan peluang sekaligus ancaman bagi pembangunan pertanian dan
perdagangan nasional di masa mendatang. Sukses tidaknya Indonesia dalam
memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman akan ditentukan oleh kemampuan
untuk mendayagunakan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada
secara efisien, produktif dan efektif dalam rangka mewujudkan daya saing yang
semakin meningkat dalam skala global atas barang dan jasa yang dihasilkan
Keempat, Menghadapi
persaingan yang semakin tajam mutlak diperlukan daya saing yang tinggi. Oleh
karena itu seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan terlebih dunia usaha
diharuskan mempersiapkan diri dengan langkah-langkah yang konkrit, sehingga
mampu membangun suatu sistem ekonomi yang memiliki daya hidup dan berkembang
secara mandiri serta mengakar pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat
Indonesia.
Kelima, Peluang
pasar dalam negeri bagi komoditas pertanian diharapkan akan semakin meningkat
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat, serta
timbulnya kesadaran akan gizi di kalangan masyarakat. Peningkatan kebutuhan
komoditas hortikultura ini juga ditunjang oleh perkembangan sektor industri
pariwisata dan peningkatan ekspor.
Tantangan di bidang
pertanian saat ini adalah:
Pertama,
Rendahnya daya saing
sektor pertanian kita disebabkan oleh : sempitnya penguasaan lahan, tidak
efisiennya usahatani, dan iklim usaha yang kurang kondusif serta ketergantungan
pada alam masih tinggi. Untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian
ini tidak ada jalan lain, selain kerja keras masyarakat dan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian, membuka areal pertanian
baru yang dibagikan kepada petani-petani gurem/buruh tani, memperluas
pengusahaan lahan oleh setiap keluarga tani dan menggunakan teknologi maju
untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian .
Kedua,
dengan adanya arus globalisasi, tidak mungkin dihindari semakin lama produk
pertanian yang masuk ke Indonesia dari negara-negara lain akan semakin beragam
jenisnya dan volumenya semakin banyak. Menghadapi realitas ini mau tidak mau
produk hortikultura harus bersaing dengan produk dari negara lain. Dalam upaya
pencapaian tujuan tersebut dengan tanpa mengesampingkan
keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai tentunya perlu dikaji berbagai
permasalahan yang ada sehingga upaya pencapaian tujuan di atas dapat terlaksana
dengan baik.
Ketiga,
Permasalahan yang menonjol dalam upaya pengembangan pertanian ialah
produktivitas yang masih tergolong rendah, hal ini merupakan refleksi dari
rangkaian berbagai faktor yang ada, antara lain : pola usahatani yang kecil,
mutu bibit yang rendah yang ditunjang oleh keragaman jenis/varietas, serta
rendahnya penerapan teknologi budidaya .
Keempat, arus globalisasi yang
mengakibatkan pembangunan nasional semakin terkait dengan perkembangan dunia
internasional antara lain dengan adanya putaran Uruguay (GATT) sehingga pasar
Indonesia khususnya di bidang pertanian makin terbuka akan produk pertanian
dari luar negeri. Kondisi ini selain mengandung berbagai kendala juga membuka
peluang pasar internasional yang besar bagi produk pertanian yang sifatnya
kompetitif..
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Di dataran tinggi Karo kita bisa
menemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dengan ciri
khas daerah buah dan sayur untuk perkembangan pertanian.
2. Komoditas tanaman hortikultura
yang merupakan komoditas unggulan di Tanah Karo ialah buah-buahan(jeruk,markissa),
sayur-sayuran, dan bunga.
3. Kabanjahe
memiliki daerah pertanian yang luas sehingga dapat ditingkatkan produktivitas
dan komoditas buah-buahan dan sayur-sayuran.
4. Pengembangan
potensi pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabanjahe.
5. Masih
rendahnya tekhnologi daam bidang pertanian serta pemasaran yang kurang baik
Saran
Meningkatkan
pengetahuan masyarakat Kabanjahe akan pentingnyya tekhnologi dan pemasaran yang
baik akan lebih meningkatkan produktivitas komoditi utama dari bidang pertanian
sehingga dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabanjahe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar