Minggu, 06 Januari 2013

ANALISIS PEGEMBANGAN PARIWISATA AIR PANAS SIPOHOLON, TAPANULI UTARA

Oleh : Yaena Adelisa Manurung/101201143
Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan kegiatan yang berkaitan dengan perjalanan. Adanya
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara akan berpengaruh pada konsumsi wisatawan. Pengeluaran wisatawan tertuju ke berbagai industri dan jasa lainnya selama wisatawan berkunjung ke daerah wisata tertentu. Dampaknya akan terlihat pada nilai belanja pengeluaran wisatawan, sehingga akan berpengaruh terhadap kesempatan kerja, pendapatan, dan penerimaan devisa bagi daerah tujuan wisatawan. Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi industri yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pembangunan lain (Santri, 2009).
Indonesia merupakan negara yang kaya akan wisata alam, karena letaknya yang strategis berada diantara benua Asia dan benua Australia. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berpotensi sebagai wisata. Sehingga banyak daerah pariwisata di Indonesia yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sumatera Utara merupakan salah satu contoh tempat wisata yang kerap dikunjungi wisatawan. Sumatera Utara memilki obyek wisata, seperti Berastagi, Bukit Lawang, Danau Toba dan masih banyak lainnya, tetapi sangat disayangkan banyak tempat-tempat wisata yang berpotensi menarik wisatawan belum berkembang secara maksimal.
 Sebagai salah satu contohnya adalah Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki potensi wisata alam yang beraneka ragam. Potensi ini terletak pada lokasi objek-objek wisata yang menyebar pada beberapa kecamatan-kecamatannya, diantaranya terletak pada kecamatan Sipoholon dan Kecamatan Tarutung yang mempunyai potensi pariwisata alam. Ini disebabkan karena fokusnya masih terletak pada sektor pertaniannya saja di banding sektor pariwisata. 
Sipoholon merupakan salah satu kecamatan di Tapanuli Utara, tidak asing lagi tempat ini terkenal dengan pemandian air panasnya. Air panas ini berasal dari perut bumi dan selama ratusan tahun air panas ini telah mengalir. Namun hingga saat ini lokasi dan tempat pemandian alam ini masih belum tertata dengan baik. Karena kurangnya fasilitas-fasilitas pendukung seperti penginapan, jalan raya, tempat parkir, sarana olahraga dan rekreasi pemandian air panas dapat mengurangi nilai estetik yang dimiliki pemandian alam tersebut sehingga berdampak berkurangnya wisatawan asing yang ingin berkunjung.
Untuk itu dengan adanya dukungan alam yang ada seperti Bukit Kapur, flora dan fauna,aliran sungai Aek Sigeaon, topografi lahan yang berkontur, iklim yang sejuk, keasrian alamnya, kemudian lokasinya sebagai salah satu lintas koridor Wisata Medan-Sibolga ini, diharapkan nantinya kawasan ini bukan hanya sebagai koridor wisata yang dilewati begitu saja, juga diharapkan menjadi magnet penggerak wisata dan menjadi salah satu tujuan wisatwan favorit bagi wisatawan lokal maupun manca negara.
1.2 Masalah
1.    Bagaimana peran sektor pariwisata dalam struktur perekonomian di Kecamatan Sipoholon?
2.    Berapa besar keterkaitan antara sektor pariwisata dengan sektor-sektor lainnya di Kota Bogor, baik keterkaitan dari sisi input maupun sisi output?
3.    Bagaimana peran sektor pariwisata dalam keterkaitannya dengan sektor ekonomi lain di Kecamatan Sipoholon?
4.    Bagaimana peran sektor pariwisata terhadap laju pertumbuhan output, pendapatan, dan kesempatan kerja masyarakat?
1.3 Tujuan    
1.      Menganalisis keterkaitan antara sektor pariwisata dengan sektor-sektor lainnya di Kecamatan Sipoholon, baik keterkaitan dari sisi input maupun sisi output.
2.      Menganalisis dampak penyebaran sektor pariwisata di Kecamatan Sipoholon dan bagaimana pengaruhnya terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya.
3.      Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dilihat berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja.



BAB II
ISI
2.1 Potensi Wilayah
            Di kawasan kota Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara  terdapat beberapa obyek wisata air panas, seperti : Air panas Hutabarat, Air panas Sipoholon, Air panas Sait Ni Huta dan Air panas Ugan. Khusus air panas Sipoholon telah menjadi tempat persinggahan (stop over) para wisatawan yang mengadakan paket perjalanan wisata ke Medan, Parapat, Tarutung, Padang dan Sibolga.
Air panas Sipoholon atau  kerap disebut masyrakat setempat adalah ria-ria merupakan pemandian alam yang telah ada sejak ratusan tahun. Air panas ini mengandung aroma belerang yang luar biasa dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit tertentu seperti penyakit kulit. Lahan berkisar 3 hektar itu dapat mengundang wisatawan 50-100 orang perhari. Para pengunjung mayoritas berasal dari kabupaten Taput, Medan, Pekanbaru, dan Jakarta.
Pemandian air panas Sipoholon memiliki lokasi yang sangat startegis yaitu berada di jalur lintas sumatera. Tidak heran kalau pada musim libur permandian air panas itu dipadati pengunjung dari pagi hingga pada malam harinya. Karena Pemandian Air panas ini mengandung unsur belerang yang mengalir dari perut bumi dan di alirkan dengan sistem yang sedemikian rupa, ke arah tempat-tempat penampungan rumah-rumah kedai yang kemudian di komersilkan bagi siapa saja yang ingin mandi air panas tersebut.
Sumber mata airnya sungguh indah. Ada gua kecil didekat sumber mata air utama. Di dalam gua ini kita bisa lihat stalaktit yang masih aktif dan air panas yang mengalir di dasarnya. Selain sebagai tempat wisata, lokasi ini juga merupakan tambang belerang. Masyarakat sekitar Sipoholon mengumpulkan belerang untuk dijual.
Potensi alam itu memberikan pemasukan kepada masyarakat sekitar, khususnya kepada sekitar 20 lebih KK sebagai pemilik kamar/rumah pemandian air panas. Penggalian  batu kapur yang berasal dari belerang dipergunakan  untuk industri besar, batu kapur itu setelah digiling, selanjutnya akan diekspor untuk dipergunakan menjadi barang jadi seperti piring, gelas dan bahkan untuk pupuk kimia.
2.2 Analisis Teori
a.    Analisis Basis dan Non Basis
Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous (tidak bebas tumbuh). Pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah secara keseluruhan             (Priyarsono, 2007).
Kegiatan ekonomi dalam sektor pariwisata ini termasuk kedalam kegiatan ekonomi sektor basis dan non basis karena dengan adanya sektor pariwisata di kecamatan Sipoholon banyak pengunjung mancanegarayang datang ke Sipoholon  untuk menikmati jasa pemandian alam air panas Sipoholon dan sekaligus mendorong tmbuhnya jenis pekerjaan lain seperti Usaha Penginapan, Restoran, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan basis yang terjadi pemandian Air panas dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar atau lokal. Masyarakat sekitar  juga dapat menikmati wisata di tempat sendiri. Selain menjadi ciri khas wisata yang unik dari Kabupaten Tapanuli Utara wisata pemandianini akan menambah nilai pendapatan masyarakat sekitar meningkat, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan suatu wilayah per kapita.
b.   Teori Lokasi
Teori ini sering digunakan untuk penentuan atau pengembangan kawasan di suatu daerah. Lokasi usaha ditentukan berdasarkan tujuan pengusaha, untuk mendekati bahan baku atau mendekati pasar. Inti dari pemikiran ini didasarkan sifat rasional manusia yang cenderung mencari keuntungan yang setinggi-tingginya dengan biaya serendah mungkin. Oleh karena itu, pengusaha akan memilih lokasi usaha yang memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya produksinya. Para pengusaha disekitar kecamatan Sipoholon akan memilih membuka usaha misalnya perhotelan didekat wisata. Contoh hotel resor yang letaknya di desa Situmeang Habinsaran sehingga para wisatawan dapat menghabiskan waktunya lebih lama di kota Tarutung yang pada akhirnya akan memajukan sektor pariwisata kota Tarutung.
c.    Analisis Output-Input
Analisis ini melihat keterkaitan antarsektor dalam suatu perekonomian. Dalam analisis inputoutput kegiatan produksi suatu sektor akan menghasilkan dampak ekonomi pada sektorsektor lainnya di dalam perekonomian tersebut. Disatu sisi jika suatu sektor tertentu melakukan kegiatan produksi, hal ini berarti sektor tersebut meningkatkan permintaannya terhadap hasil produksi sektor lainnya. Di sisi lain, peningkatan output di sektor tersebut juga menciptakan penawaran bagi sektorsektor lain yang membutuhkan dari sektor tersebut.
Dalam sektor pariwisata yang menjadi input kekayaan alam, Modal, Tenaga kerja, dan Keterampilan sedangakan outputnya adalah jasa , Wisatwan, Keindahan, Kepuasan yang diperoleh wisatawan.
Heriawan (2004) dalam disertasinya menganalisis tentang peran sektor pariwisata terhadap perekonomian di Indonesia. Metode yang digunakannya adalah Input-Output Indonesia dan SAM. Dalam penelitiannya, dia mendefinisikan pariwisata adalah sebagai sektor hotel, restoran, angkutan dan jasa serta sektor industri kerajinan.
d.   Analisis Keterkaitan
Keterkaitan aktivitas antar sektor dapat dianalisis dari tabel input-output, analisis keterkaitan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh suatu sektor pariwisata terhadap sektor industri, sektor jasa, sektor perdagangan, sektor pertanian dan sektor lainnya dalam sistem perekonomian. Dengan demikian dapat diukur tingkat ketergantungan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian serta sejauh mana pertumbuhan suatu sektor dipengaruhi oleh sektor-sektor lainnya.
Backward Linkage menggambarkan hubungan antara suatu sektor dengan input sektornya. Backward Linkage merupakan suatu perhitungan untuk melihat keterkaitan antara suatu sektor dengan sektor input yang telah digunakan dalam proses produksi. Forward Linkage merupakan suatu perhitungan untuk melihat keterkaitan antara suatu sektor dengan sektor lainnya yang akan memakainya sebagai input dalam proses produksi.
Keterkaitan ke belakang (BL) merupakan hubungan antara sektor yang bersangkutan dengan input atau bahan mentah sedangkan keterkaitan ke depan (FL) merupakan hubungan antara sektor yang bersangkutan dengan output atau penjualan. Indikasi bahwa suatu sektor memiliki keterkaitan ke belakang yang tinggi apabila nilai indeks keterkaitan ke belakangnya (BL) >1, demikian pula indikasi bahwa suatu sektor memiliki keterkaitan ke depan yang tinggi apabila nilai indeks keterkaitan ke depannya (FL) >1.
Jadi hasil analisis keterkaitan langsung ke depan dan ke belakang terlihat bahwa sektor yang memiliki nilai FL yang tergolong tinggi adalah jasa, perdagangan, dan industri. Tingginya nilai FL menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut berperan penting terhadap sektor-sektor lain yang menggunakan output-nya secara langsung dalam perekonomian Tapanuli Utara. Berdasarkan nilai koefisien input setiap sektor, diketahui bahwa sektor yang paling banyak menggunakan output dari sektor pariwisata adalah jasa, perdagangan, industri, pariwisata, dan pertanian
Proses keterkaitan dalam sektor pariwisata dapat dilihat dari proses sektor hulu(up stream) – hilir(down stream). Sektor hulu dapat berupa kekayaan alam (sumber air panas), Modal (kamar-kamar pemandian, lahan/bangunan), Tenaga kerja (pelayanan), Ketrampilan (atraksi)
Sedangakan sektor hilir berupa kepuasan wisatawan dan keindahan.
2.3 Dampak Pengganda.
            Dampak pengganda adalah dampak yang terjadi secara langsung terhadap
berbagai kegiatan ekonomi wilayah sebagai akibat adanya perubahan pada variabel eksogen perekonomian wilayah tersebut. Dampak pengganda yang dianalisis dalam makalah ini adalah dampak pengganda pendapatan dan pengganda tenaga kerja. Perhitungan koefisien pengganda pendapatan bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan permintaan akhir suatu sektor dalam sistem perekonomian terhadap peningkatan pendapatan tenaga kerja yang bekerja di sektor tersebut.
Semakin besar nilai pengganda pendapatan suatu sektor semakin besar pula peningkatan pendapatan masyarakat yang diperoleh dari sektor tersebut akibat kenaikan permintaan akhir. Peningkatan pendapatan suatu sektor akibat meningkatnya output sektor tersebut.
Peningkatan jumlah wisatawan di pemandian air panas Sipoholon mempengaruhi jumlah pendapatan masyarakat melalui kamar-kamar pemandian ataupun faktor pendukung lain seperti penginapan dipadati pengunjung.
Pengganda tenaga kerja merupakan besarnya kesempatan kerja yang tersedia pada sektor sebagai akibat penambahan permintaan output. Semakin tinggi tingkat output maka permintaan akan tenaga kerja makin meningkat. Untuk meningkatkan pendapatan masyrakat Sipoholon maka yang harus ditingkatkan adalah sektor pariwisatnya. Untuk mendukung berkembangnya sektor pariwisata Sipoholon maka perlu meningkatkan sektor lain seperti sektor perdagangan dan pertanian. Semakin banyak wisatawan yang datang maka berkembang juga sektor perdagangan seperti meningkatnya penjulan gitar sipoholon, home industry kacang sihobuk, dan lain sebagainya.
2.4 Kendala dan Tantangan
Pemandian alam Air Panas Sipoholon akan sulit berkembang apabila masyarakat sekitar tidak berhenti untuk menggali batu kapur. Karena galian-galian tersebut meninggalkan lubang besar yang dapat merusak pemandangan bukit belerang. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan wisata pemandian karena banyak terdapat sampah yang bertebaran disekitar bukit sehingga wisatawan yang berkunjung akan enggan berwisata kembali pemandian tersebut. Kurangnya akomodasi sarana dan prasarana akan menyulitkan wisatwan untuk berkunjung, tetapi kepedulian pemerintah masih sangat kurang.
 Pengembangan  kawasan wisata pemandian air panas menjadi lebih baik diperlukan nantinya terdapat suatu fasilitas pendukung berupa fasilitas penginapan,restoran, fasilitas olahraga, rekreasi pemandian air panas dan sarana komodasi yang dapat menampung kegiatan yang akan direncanakan tampa merusak atau merubah potensi alam yang sudah ada. Kurangnya  minat wisatawan karena wisata alam Air panas adalah wisata  sektor unggulan tetapi tidak  diimbangi dengan pembangunan di sektor lain di luar sektor pariwisata.





BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
            Peningkatan output pariwisata pemandian air panas sipoholon dapat memdorong meningkatnya pendapatan masyrakat sekitar. Sektor pariwisata secara keseluruhan memiliki keterkaitan yang cukup tinggi dengan sektor-sektor lainnya. Hal ini berarti sektor pariwisata dapat diandalkan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain baik sektor hulu maupun hilirnya.
Melalui pengembangan wilayah pemandian air panas Sipoholon setelah diaanalisis melalui terori pengganda pendapatan dan tenaga kerja. Bahwa sektor pariwisata air panas sipoholon mampu berkembang dan memicu berkembangnya subsekor lain.
Dengan mempertimbangkan besarnya kontribusi sektor pariwisata untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Tapanuli Utara maka pemerintah diharapkan mengalokasikan anggaran pemerintah untuk membangun wilayah wisata air panas Sipoholon. Selain letaknya yang strategis pemandian ini memiliki aset yang panjang jika dikelola dengan  baik.
Dalam pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata pemerintah tidak hanya melihat dari potensi yang ada tetapi memperhatiakan dari segi pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung serta dari segi penyerapan tenaga kerja.











DAFTAR PUSTAKA
Heriawan, R. 2004. Peranan dan Dampak Pariwisata Pada Perekonomian Indonesia Suatu Pendekatan Model I-O dan SAM[disertasi] Sekolah Pasca Sarjana. IPB. Bogor Liburan. Info. 2011. Air panas Sipoholon. Diakses pada 06 Januari 2012
Mudzakir, A, K, dan A. Suherman. 2007. Analisis Keterkaitan dan Damapak pengganda Sektor Perikanan Pada perekonomian Jawa Tengah: Analisis Input-Output. Undip. Semarang.
Pryarsono, D. 2007. Ekonomi Regional. Universitas Terbuka. Jakarta

Rahayu, F. Analisi Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Santri, A. 2009. Analisis Potensi Sektor Pariwisata Untuk meningkatkan Kesempatan Kerja Dan pendapatan Masyarakat Provinsi Bali. IPB. Bogor.
Waspada Online. 2010. Wisata Alam Pemandian Air Panas Sipoholon Terancam Punah. Terbit Sabtu 16 Januari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar