Minggu, 06 Januari 2013

POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MEDAN PADA SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI


POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MEDAN PADA SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI


Dosen Pembimbing :
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si

Disusun Oleh :
Esty Nidianty/101201140
HUT 5D
Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
          Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara yang didirikan pada tahun 1590 oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Kota Medan memiliki luas wilayah sebesar 265,1 km2 atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu, topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, Medan berbatas Utara dengan Selat Malaka dan Deli Serdang serta berbatasan Selatan, Barat dan Timur dengan Kabupaten Deli Serdang. Menurut stasiun Polonia pada tahun 2008 suhu udara berkisar antara 22.9°C-32.8°C dan menurut stasion Sampali antara 23.1°-32,3°C, Kelembaban udara: 82-84% dan Curah hujan 176,08-203,5 mm. 
        Kota Medan ini terdiri dari beberapa kecamatan meliputi: Medan Tuntungan (20,68 km2), Medan Selayang (12,81 km2), Medan Johor (14,58 km2), Medan Amplas (11,19 km2), Medan Denai (9,05 km2), Medan Tembung (7,99 km2), Medan Kota (5,27 km2), Medan Area (5,52 km2), Medan Baru (5,84 km2), Medan Polonia (9,01 km2), Medan Maimun (2,98 km2), Medan Sunggal (15,44 km2), Medan Helvetia (13,16 km2), Medan Barat (6,82 km2), Medan Petisah (5,33 km2), Medan Timur (7,76 km2), Medan Perjuangan (4,09 km2), Medan Deli (20,84 km2), Medan Labuhan (36,67 km2), Medan Marelan (23,82 km2) dan Medan Belawan (26,25 km2). Untuk kelurahan yang ada di Kota Medan terdiri dari 151 kelurahan. Jumlah penduduk Kota Medan sampai sekarang ini berkisar 2 juta orang. Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipresentasikan sebagai berikut : Pemukiman 36,3%, Perkebunan 3,1%, Lahan Jasa 1,9%, Sawah 6,1%, Perusahaan 4,2%, Kebun Campuran 45,4%, Industri 1,5% dan Hutan Rawa 1,8%.
Permasalahan
Dalam membangun suatu kota, rencana menjadi hal yang sangat penting. Tanpa perencanaan yang matang maka pembangunan suatu kota sudah pasti tidak akan berhasil. Kota Medan sendiri sering dituding tidak memiliki arah pembangunan yang jelas. Akibatnya muncul pernyataan maupun pendapat masyarakat yang salah kaprah. Kondisi ini menjadi perhatian Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Medan, Ir. Zulkarnain (Arifin, 2011).
Tujuan
            Tujuan dari makalah yang berjudul “Potensi Pengembangan Wilayah di Kota Medan pada Sektor Perdagangan dan Industri” adalah untuk menghitung dan mengetahui potensi pengembangan wilayah akibat sektor industri dan perdagangan serta dampak sektor tersebut bagi sektor lain.
BAB II
POTENSI PENGEMBANGAN
           Letak Kota Medan sangat strategis karena keberadaannya dekat dengan Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang merupakan pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Kota Medan ini mewadahi berbagai fungsi, yaitu sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional.
         Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Di samping itu juga telah tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air besih dan Kawasan Industri Medan (KIM).
         Di Kota Medan terdapat beberapa bidang usaha potensial. Perekonomian Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota Medan adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih menitikberatkan pada kedua sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.
Kawasan Industri    
       Sebagai kota industri, perdagangan dan jasa terkemuka di Indonesia, Kota Medan telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang bagi kegiatan industri, termasuk menyediakan sebuah kawasan yang modern dan terkelola secara professional.
Kawasan Industri Medan (KIM) berlokasi di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dengan areal seluas 524 hektar. PT. KIM resmi berdiri menjadi perseroan sejak tanggal 7 Oktober 1988. Areal kawasan ini dibelah oleh dua jalur tol dari Kota Medan menuju pelabuhan Belawan. Posisinya sangat strategis dengan jarak 8 kilometer ke pelabuhan belawan, 15 kilometer ke bandara udara polonia serta 10 kilometer ke pusat Kota Medan. Berbagai fasilitas penunjang yang dimiliki kawasan industri medan antara lain pengolahan air limbah, air bersih, air hydran, listrik, telepon, gas, keamanan, pemadan kebakaran dan poliklinik. Investor asing yang menanamkan modalnya di KIM antara lain berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia, Swedia, Filipina, Jerman, Swiss dan Yaman. Pada tahun 2004 berdasarkan Medan Dalam Angka 2007 Data Industri, Listrik, Gas dan Air Minum Kota Medan, jenis perusahaannya terdiri dari PMDN berjumlah 135, Perusahaan Non-PMDN berjumlah 78 dan Perusahaan BUMN/BUMD berjumlah 4.

Perdagangan dan Jasa
             Kota Medan memiliki berbagai sarana penunjang kegiatan perdagangan dan jasa seperti pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, plaza, mal, pusat hiburan (entertainment) dan rekreasi, pusat jajanan malam serta taman budaya. Dalam dua tahun terakhir, Kota Medan diramaikan pula dengan kehadiran sejumlah pusat perbelanjaan/plaza bertaraf internasional seperti sun plaza, medan fair plaza, grand palladium dan lain sebagainya. Berdasarkan data tahun 2004, jumlah pusat perdagangan seperti : Mall/plaza/hypermarket berjumlah 15, Supermarket berjumlah 14, Pasar swalayan berjumlah 29, Pusat pasar/pasar inpres berjumlah 14, Pasar kecil/tradisional berjumlah 24, dan Pasar lingkungan/malam hari berjumlah 31.

BAB III
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Teori Lokasi (Pertumbuhan)
             Letak Kota Medan sangat strategis karena keberadaannya dekat dengan Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang merupakan pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor).
            Di Kota Medan terdapat beberapa bidang usaha potensial. Perekonomian Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota Medan adalah sektor perdagangan dan industri.
        Berdasarkan data kependudukan Tahun 2010 dari Badan Penanman Modal Kota Medan, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.712.236 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria. Sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.Komposisi tenaga kerja berdasarkan pendidikan antara lain, Sarjana 72%, Diploma 10,26%, SMA/SMP 67,27%, SD 5,16%, Tidak Sekolah 0,59%.

Linkage (terkait dengan industri lain)
     Teori Linkage adalah teori tentang efek terkait baik barang / ekonomi dengan aspek pengembangan wilayah. Linkage Theory ini memiliki dua pendekatan, yaitu :
a.       Alur proses produksi
Berkaitan dengan input dan output dari linkage effect antara up stream dan down stream.
b.      Alur distribusi
Proses penyaluran dari linkage effect antara forward dan backward, tidak berhubungan dengan input (bahan baku).
            Berdasarkan Dinas Komunikasi dan Informatika Pemprovsu (2011) di Kota Medan terdapat potensi pendukung bidang usaha potensial antara lain :
1.      Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis. Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota.
2.      Pelabuhan Laut Belawan
Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 km dari pusat kota. Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan, namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor dan impor Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat dilihat dari aktivitas bongkar muat barang setiap harinya. Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang dan barang termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa transportasi lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan arahan perkembangan Kota Medan pada masa mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan pergudangan tersebut.
3.      Bandara Polonia
Bandara Polonia yang terletak di ibukota Provinsi Sumatera Utara yang satu-satunya merupakan Bandara Internasional di Pulau Sumatera yang dilengkapi dengan fasilitas operasional yang cukup baik sehingga pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747 dapat mendarat. Bandara Polonia selain menunjang transportasi Internasional juga mempunyai peran yang sangat tinggi melayani transportasi nasional dan regional sehingga keberadaan Bandara Polonia dapat menunjang kegiatan perekonomian di wilayah Bagian Barat Indonesia maupun ke luar negeri khususnya dalam rangka menunjang kerjasama ekonomi sub Regional IMT-GT.
4.      Hasil Industri Kecil
Terdapat sepuluh produk yang dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat dari segi pasarnya. Komoditi unggulan ini termasuk produk konsumsi sederhana, inisialnya perabot rumah tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil konveksi. Adapun komoditi unggulan dar iindustri kecil makanan inisialnya kopi olahan, sirup markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk makanan ini, bika ambon telah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi yang berkunjung ke Kota Medan.
5.      Pengembangan Kawasan Industri
Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti kota besar pada umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Untuk mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih besar, pemerintah kota menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang disediakan 650 Ha, dan masih bisa dikembangkan menjadi 1000 Ha. Untuk kegiatan industri kecilpun tersedia Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai. Ada satu kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat Pelabuhan Belawan. KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan disediakan fasilitas listrik 120 MW. Saat ini terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati lokasi tersebut berdampingan dengan 17 perusahaan asing. Dan Kota Medan dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.
6.      Pariwisata
Di luar potensi bisnisnya, Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata. Selain untuk mengunjungi lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang sejuk, Kota Medan sendiri sarat dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota Medan diantarnya adalah Taman Buaya di kawasan Sunggal, berisikan 3000 ekor buaya aneka jenis. Namun wisata yang paling menarik di Kota Medan adalah bangunan tuanya yang dibangun dari pertengahan abad XX di Medan. Dan sebagian besar bangunan tua itu masih ada sampai kini, indah dan memberi gambaran utuh pada Kota Medan masa lalu.
Teori Multiplier
      Multiplier Effect Theory ini merupakan teori yang mengutamakan keseimbangan antara pendapatan (income) dengan pergerakan industri atau perusahaan. Dimana terdapat hubungan ekonomi antardaerah baik input maupun output melalui proses produksi yang melibatkan gaji dan upah, keuntungan perusahaan dan sewa-menyawa sebagai nilai tambah bersih (alokasi income/pendapatan).
 Upah Mimimum Regional menurut lapangan usaha antara lain sebagai berikut :
·         Industri                                                     Rp       1.009.800
·         Bangunan/Konstruksi                                Rp       1.009.800
·         Perdagangan, Hotel dan Restoran              Rp         963.900
·         Angkutan                                                  Rp          991.440
·         Bank dan Lembaga Keuangan lainnya       Rp       1.009.800
·         Jasa lainnya                                              Rp       1.009.800
Input dan Output
          Suatu daerah harus mempunyai input yang berasal dari daerah yang berfungsi untuk menambah nilai tambah, meningkatkan jumlah tenaga kerja, dan menambah jumlah pasar. Sedangkan output merupakan produk akhir (end use product) maka pemasaran dilakukan keluar untuk memasukan kapita (devisa). Jika produk yang dihasilkan produk antara maka dijual ke dalam agar terserap oleh industri pada daerah itu sendiri.
        Pada tahun 2001, laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan terus meningkat hingga mengalami pertumbuhan sebesar 5,23%. Para pelaku ekonomi sudah mulai melakukan perbaikan dan antisipasi dibidang ekonomi dan didukung dengan suku bunga bank yang telah menurun, sehingga kegiatan ekonomi sektor riil mulai bergerak menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Medan mengalami kenaikan positif.
Tabel. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Per Sektor Tahun 1997 – 2001
No
Lapangan Usaha/Sektor
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
1
Pertanian
6,92
1,18
1,28
9,43
10,41
2
Penggalian
5,20
-26,12
28,73
24,87
8,83
3
Industri
6,37
-22,16
1,35
3,25
3,35
4
Listrik, Gas dan Air
6,06
3,66
5,10
4,92
5,75
5
Bangunan
6,21
-32,60
26,26
15,36
5,16
6
Perdagangan
11,79
-23,10
10,20
3,82
6,15
7
Angkutan
6,26
-19,82
2,42
9,84
5,86
8
Keuangan
6,48
-12,65
-10,56
1,41
3,63
9
Jasa
4,14
-12,15
7,02
5,06
2,47
PDRB
7,73
-18,11
3,52
5,40
5,23
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2002 (Medan Dalam Angka 2002)
Struktur perekonomian Kota Medan didominasi oleh 4 (empat) lapangan usaha utama yaitu Industri Pengolahan (14,28%), Perdagangan, Hotel dan Restoran (28,10%), Pengangkutan dan Telekomunikasi (19,38%) serta Keuangan, Persewaan dan Jasa (14,42%). Keempat sektor ini memberi kontribusi sekitar 76,18% terhadap perekonomian daerah.
        Pendapatan per kapita sebagai salah satu indikator untuk melihat kemakmuran masyarakat merupakan hasil pembagi antara PDRB dengan Jumlah Penduduk. Pendapatan per kapita masyarakat Kota Medan atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 mencapai Rp 6.264.429,65 atau mengalami kenaikan yang cukup besar bila dibandingkan dengan pendapatan per kapita pada tahun 1993 yang baru mencapai Rp 2.402.155,05. Angka ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu secara umum kesejahteraan masyarakat Kota Medan semakin meningkat.

BAB IV
KENDALA DAN TANTANGAN
Faktor Internal
           Faktor internal ini berkaitan dengan penyediaan bahan baku, tenaga kerja, lapangan pekerjaan, dll yang bersifat intern. Di Kota Medan terdapat dua sektor potensial yaitu perdagangan dan industri. Dalam hal penyediaan bahan baku dan tenaga kerja tidak ada kendala karena tersedia dalam jumlah banyak dan berasal dari Kota Medan. Hal ini terlihat dari jumlah Kecamatan dan Kabupaten sebanyak 21 dan 151 yang dapat memasok bahan baku dan tenaga kerja.
Selain itu, pada sektor pedagangan juga terdapat saham dari perusahaan luar negeri, seperti pendirian pusat perbelanjaan modern (mall, supermarket dan hypermarket) biasanya selama 10 tahun atau lebih sesuai dengan perjanjian kerja sama. Setelah itu, akan berpindah tangan ke pengusaha Indonesia untuk menggerakkan pusat perbelanjaan modern tersebut.
Faktor Eksternal
         Faktor eksternal berkaitan dengan limbah hasil industri, investor, produk serta distributor barang dan jasa. Kota Medan memiliki suatu kawasan industri yang bernama KIM di daerah Mabar. Akibat adanya kawasan industri tersebut tentu saja menghasilkan limbah yang bersifat toksik yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Sehingga diperlukan adanya pengelolaan limbah yang baik agar lingkungan tidak tercemar. Selain itu, diperlukan adanya penutupan pohon yang dapat meredam kebisingan suara pabrik industri tersebut. Agar terjadinya keseimbangan ekologis, ekonomis (produksi) dan budaya (sosial masyarakat).
        Investor asing yang menanamkan modalnya di KIM antara lain berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia, Swedia, Filipina, Jerman, Swiss dan Yaman. Pada tahun 2004 berdasarkan Medan Dalam Angka 2007 Data Industri, Listrik, Gas dan Air Minum Kota Medan, jenis perusahaannya terdiri dari PMDN berjumlah 135, Perusahaan Non-PMDN berjumlah 78 dan Perusahaan BUMN/BUMD berjumlah 4.
Kegiatan ekspor dan impor Kabupaten/Kota lain dilakukan di Pelabuhan Belawan ini yang dapat dilihat dari aktivitas bongkar muat barang setiap harinya. Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan penumpang dan barang termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan berkembangnya jasa transportasi lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan arahan perkembangan Kota Medan pada masa mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan pergudangan tersebut.
Selain itu, pada transportasi udara Bandara Polonia yang terletak di ibukota Provinsi Sumatera Utara yang satu-satunya merupakan Bandara Internasional di Pulau Sumatera yang dilengkapi dengan fasilitas operasional yang cukup baik sehingga pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747 dapat mendarat. Bandara Polonia selain menunjang transportasi Internasional juga mempunyai peran yang sangat tinggi melayani transportasi nasional dan regional sehingga keberadaan Bandara Polonia dapat menunjang kegiatan perekonomian di wilayah Bagian Barat Indonesia maupun ke luar negeri khususnya dalam rangka menunjang kerjasama ekonomi sub Regional IMT-GT.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
  1. Kota Medan merupakan wilayah yang sangat strategis dalam hal pengembagan wilayah.
  2. Terdapat dua sektor potensial di Kota Medan, yaitu sektor perdagangan dan industri.
  3. Kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota.
  4. Kawasan Industri Medan (KIM) dekat dengan pelabuhan Belawan yang merupakan pintu masuk bagi penyediaan bahan baku industri.
  5. Pendapatan per kapita masyarakat di Kota Medan mengalami peningkatan.
Saran
        Pengembangan wilayah di Kota Medan sudah baik akan tetapi perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang mendukung perdagangan dan industri. Sehingga pengembangan kedua sektor tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Referensi:
Anonim. 2005. Profil Kabupaten/Kota. Kota Medan, Sumatera Utara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar