Minggu, 06 Januari 2013

ANALISIS PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KABUPATEN DAIRI

JUDUL : ANALISIS PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KABUPATEN DAIRI

Oleh : Irvan Efendi Naibaho / 101201146 / Hut 5 D
Program Studi Kehutanan
Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara


PENDAHULUAN
Latar Belakang

 Sumatera Utara mempunyai potensi pariwisata yang cukup besar bagaikan harta terpendam yang belum tengah dikembangi, terlebih-lebih lokasi dan berbagai jenis pariwisata di Kabupaten Dairi. Dari berbagai informasi yang diperoleh bahwa Kabupaten Dairi memiliki keindahan panorama alam, kekayaan fauna dan flora yang mampu mempesona wisatawan, namun belum dieksploitasi dengan sentuhan kaidah wisata sehingga belum banyak mendapat kunjungan wisatawan.
Dengan mengangkat sektor pariwisata Kabupaten Dairi sebagai salah satu fokus kegiatan pembangunan, diyakini akan memberikan kontribusi terhadap Perolehan Asli Daerah/ PAD yang sangat berarti khususnya untuk Kabupaten Dairi dan bagi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Disamping itu akan mendorong peningkatan mutu Sumber Daya Manusia masyarakat di daerah ini. Kabupaten Dairi memiliki banyak lokasi pariwisata, baik yang telah dikenal oleh masyarakat maupun yang belum dikenal dan masih bersifat potensial serta belum tersentuh pembangunan sebagaimana layaknya suatu lokasi pariwisata. Sumber Daya Alam kepariwisataan yang dimiliki sangat beragam meliputi budaya, keindahan alam, fauna dan flora sehingga diyakini berpotensi mendukung peningkatan kemakmuran masyarakat Dairi.
Kabupaten Dairi adalah salah satu kabupaten yang secara umum tofografinya berbukit dan berpegunungan yang diselimuti hutan dengan kekayaan hayati yang tak ternilai harganya. Secara alamiah panorama alam dan sumber daya air sungai yang membawa suasana kehidupan terasa indah dan menyenangkan sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Sumber daya alam inilah yang akan kita kenalkan sebagai suatu tempat objek ekowisata.
Potensi sumberdaya alam Kabupaten Dairi untuk dijadikan objek ekowisata dan potensial tidaknya dikembangkan harus ditentukan secara komprehensif dan holistic oleh suatu tim terpadu dengan menggunakan metoda pendekatan yang multi-interdisipliner, lintas sektoral. Amat disayangkan, jika penanaman modal atau yang ingin mengkomersialkan suatu objek wisata alam, hanya memakai keindahan panorama sebagai satu-satunya kriterium untuk menentukan prospektif tidaknya pengembangan dan pemasarannya. Berhasil tidaknya suatu keindahan alam dijadikan sebagai objek wisata dan dikomersialkan, membutuhkan banyak sekali persyaratan. Termasuk perijinan dan kesiapan penduduk untuk melibatkan diri secara positif dan kreatif dalam usaha kepariwisataan.
Profil  Kabupaten Dairi
a.    Pandangan Umum
Kabupaten Dairi secara geografis terletak diantara 98 0 00'-98 0 30'3T dan 2 0 -3 0 00' LU. Kabupaten Dairi secara administratif terdiri dari 13 kecamatandengan 124 desa dan 7 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Dairi adalah 1.927,8 Km 2 , dengan jumlah penduduk 272.388 jiwa.
b.   Sarana Dan Prasarana
Kabupaten Dairi mempunyai sarana dan prasarana antara lain transportasi darat, tenaga listrik, telekomunikasi dan air bersih.
c.    Identifikasi Bidang Usaha Potensial (potensi sumberdaya komoditi)
Dari berbagai pengkajian serta searah dengan kebijakan pembangunan daerah, sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan dikabupaten Dairi yaitu sektor industri, pertanian, dan pariwisata.
·      Kopi
Areal produksi kopi robusta dan arabica terbesar di 13 Kecamatan di Kabupaten Dairi. Luas pertanaman kopi robusta adalah 14.117 Ha dengan produksi 6.770,33 ton/tahun sedangkan pertanaman kopi arabica seluas 5.771,5 Ha dengan produksi 2.639,05 ton/tahun.
·      Jagung
Potensi pengembangan tanaman jagung di Kabupaten Dairi adalah pada lahan kering ( tegalan dan huma ) yang seciat ini luas 61.738 Ha. Namun luas pertamanan jagung pada tahun 2000 ini baru mencapai 38.883 Ha atau sekitar 63 % dari lahan kering yang ada.
·      Kentang
Kabupaten Dairi memiliki daratan tinggi yang potensial untuk pengusaha tanaman kentang. Luas pertanaman kentang dari tahun ketahun terus meningkat, demikian pula produksinya.
·      Produksisayuran
Produksi sayuran di Kabupaten Dairi yang cukup menonjol adalah cabai dan kubis. Kedua komoditi tersebut diusahakan cukup luas dengan harga yang berfluktuasi.
·      Nilam
Nilam merupakan tanaman penghasil minyak atsiri (Pachouli oil) sebagai bahan pembawa parfum. Tanaman ini telah banyak diusahakan di daerah ini oleh rakyat.
d.   Komoditi Unggulan
Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Dairi, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi ialah :
·         Perkebunan kopi Robusta
·         Pengolahan Kopi
·         Produksi Kentang
·         Produksi Jagung
·         Wisata alam Silalahi
Namun dari komoditi unggulan tersebut, masih terdapat komoditi yang memiliki potensi yang besar, seperti :
·         Produksi Sayuran daratan tinggi
·         Wisata Alam Pegunungan
·         Peternakan
Bidang Usaha Unggulan Layak  Dikembangkan
1. Perkebunan Dan Pengolahan Kopi
Kabupaten Dairi terkenal dengan pengolahan kopi rubosta dan arabica. Potensi produksi kopi dan pengolahan kopi cukup layak untuk dikembangkan mengingat luas tanaman dan produksi kopi cukup tersedia dan kopi merupakan komoditi spesifik lokal dan merupakan komoditi unggulan daerah Dairi. Penyebaran tanaman kopi di Kabupaten Dairi hampir di seluruh Kecamatan.
2.ProduksiJagung
Pertanian tanaman jagung masih daapat dikembangkan dan menjadi usaha unggulan di kabupaten Dairi melihat dengan luas wilayah dan tanah yang tersedia serta didukung oleh iklim dan tanah yang subur serta masyarakat yang suka bertanam jagung. Gambaran sementara bahwa produksi jagung di daerah Kabupaten Dairi hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan.
3.Pariwisata
Kabupaten Dairi memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan. Salah satu wisata tersebut adalah wisata alam Silalahi. Walaupun hingga saat ini masih kalah populer dengan beberapa objek wisata lain disumatera utara seperti danau tabo dan Wisata Bahari Pulau Nias. Dalam program pembangunan daerah, Perintah kabupaten Dairi memprogramkan peningkatan kunjungan wisata dengan pengembangan objek-objek wisata baru, seperti Taman Wisata Iman meningkatankan sarana prasaranapariwisata, menjadi serif dan budaya sebagai bagian dari kepariwisataan dan mearik investor wisata. Untuk itu pemerintah daerah akan terus melakukan promosi, penyuluhan sadar wisata, perbaikan saran-perasarana dan melaksanakan event wisata. Untuk itu diperlukan inventasi yang cukup besar dalam pengembangan wisata, membangun objek-objek wisata serta sarana prasarana pendukung seperti hotel, restoran dan sarana hiburan.

KONDISI EKOWISATA DI KABUPATEN DAIRI

Kesiapan dari berbagai Institusi baik pemerintah Kabupaten Dairi maupun Lembaga Swasta lain yang terkait sangatlah dibutuhkan mengingat jumlah dan potensi sumberdaya alam pariwisata didaerah ini cukup baik dengan karekteristik tersendiri. Perkembangan ekowisata di Kabupaten Dairi pada saat ini adalah sebagai berikut :
1. Pada saat ini perkembangan ekowisata di Kabupaten Dairi belum berjalan dengan baik yang tercermin dari rendahnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Banyak lokasi yang sebenarnya berpotensi sebagai objek ekowisata tetapi belum dilakukan pengelolaan dan pengenalan dengan optimal.
2. Faktor terpenting yang berpengaruh terhadap perkembangan ekowisata di Kabupaten Dairi adalah belum teidentifikasinya lokasi objek wisata dengan baik, kesiapan lokasi objek baik dari segi penataan dan kesiapannya menerima wisatawan, faktor pengelolaan informasi kepada calon pengunjung lokasi serta kondisi wisatawan secara umumnya baik di Nusantara maupun mancanegara.
3. Pengembangan ekowisata di Kabupaten Dairi belum memperhatikan 4 tahapan sebagaimana layaknya, yakni : Tahap persiapan, Pembangunan Infrastruktur, Pengembangan Sumber Daya Manusia, serta tahap Pengelolaan dan pemasaran.
4. Berdasarkan sebaran lokasi berpotensi sebagai objek ekowisata yang ditinjau dari kedekatannya dapat dikembangkan menjadi beberapa zona kawasan wisata, seperti :
·      Kawasan wisata Sidikalang meliputi objek wisata : Lae Pandaroh, Sicike-cike, Puncak Sidi Angkat, Tama Wisata Iman Letter S dan KM 11 Silumboyah;
·      Kawasan Tiga Lingga : Lae Basbas, Simuhur, Air Terjun Tiga Lingga, Liang kendet, Agrowisata ;
·      Kawasan wisata Danau Toba Kabupaten Dairi, meliputi objek wisata : Silalahi/ Danau Toba, Lae Pondom, Danau buatan Sileuleu, PLTA Leu Renun.
·      Kawasan wisata Taneh Pinem, meliputi objek wisata : Lae Kompor, Kempawa, Liang Pamah, Panorama Sinar Pagi, Agrowisata Vanili, danau Paya Kuda.
·      Kawasan Silima Pungga-pungga, meliputi : Lae Hitam, Air Terjun Lae baski, Lae Markelang, Mata Air Bersejarah, Mejan Marga Sibero
5. Pemerintah Kabupaten Dairi berkeinginan kuat untuk mengembangkan sektor kepariwisataan, terlihat dari disebarkannya beberapa informasi tentang ekowisata antara lain : Dairi the Hidden Prosperity.
6. Sambutan masyarakat pada rencana pengembangan ekowisata Kabupaten Dairi sangat baik, walaupun tingkat kesadarannya masih rendah.
7. Fasilitas pendukung kepariwisataan seperti perhotelan dan penginapan. rumah makan dan fasilitas lainnya yang mendukung hanya tersedia di Sidikalang.

Analisis Potensi Objek Ekowisata
1.    Objek ekowisata Kawasan Danau Toba Kabupaten Dairi (Lae Pondom, Silalahi, Danau Toba, PLTA Lau Renun, Bukit Simaddar)
Lae Pondom merupakan tempat yang ideal untuk memandang Danau Toba yang persis terletak di atas desa Silalahi. Hutan, kupu-kupu, Imbo/ sebangsa siamang berwarna hitam dengan suara nyaring dan khas dapat dinikmati oleh wisatawan.  Tidak jauh dari lokasi Lae Pondom wisatawan dapat mengunjungi Dolok Simaddar, dimana dari lokasi ini Danau Toba terlihat lebih jelas dan termasuk hutan yang disebelahnya, suatu pemandangan panorama yang sangat indah.



Desa Silalahi persis berada ditepi Danau Toba dan wisatawan dapat menikmati Danau Toba pada lokasi ini antara lain : memancing, olahraga air, mandi-mandi/ berenang, berperahu, berselancar. Secara budaya desa ini diyakini sebagai asal muasal Marga Silalahi. Uniknya lagi bahwa pada bagian inilah merupakan perairan terdalam dari Danau Toba. Ada beberapa “cerita” menarik yang kejadiannya di perladangan masyarakat Desa Silalahi persisnya dikaki bukit Simaddar bahwa dimalam hari dari arah hutan terlihat barisan obor sangat jelas dari Dolok Simaddar, yang diyakini sebagi suatu kegiatan “mahluk halus”. Disamping itu ada juga “cerita/ pengakuan masyarakat” tentang penomena alam yang tidak biasa terjadi berupa hujan pasir melanda Desa Silalahi selama 3 hari setiap tahunnya, tetapi sayangnya tim investigasi belum mampu menguak waktu terjadinya penomena alam tersebut. Selain daripada itu masih terdapat “ cerita “ tentang kisah perpindahan/ terangkatnya air danau toba .

2.        Objek ekowisata Kawasan Sidikalang (Lae Pandaroh, Taman Wisata Iman Letter S, Danau Sicike-cike, Puncak Sidiangkat, KM 11 Silumboya).
Lokasi objek ekowisata Danau Sicike-cike berada pada wilayah Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan, dengan jarak 18 km dari Sidikalang/ Ibukota Kabupaten, merupakan lokasi wisata dengan panorama keindahan hutan yang asri dan memiliki beraneka tumbuhan anggrek serta fauna berupa bebek hutan yang abadi hidup disana. Tanaman Anggrek yang banyak dijumpai disekitar danau Sicike-cike sangat potensial menjadi maskot objek wisata di kawasan ini. Namun sebagian diantaranya masih harus ditempuh dengan jalan kaki dan ini berpeluang menarik bagi wisatawan lintas ala hutan.
“Kisah/ legenda” terjadinya Danau Sicike-cike Jauh sebelum kedatangan Belanda menjajah wilayah ini, kawasan danau sicike-cike telah dihuni oleh 7 marga/ Sipitu marga dari suku Pak-pak : Bintang, Angkat, Capah, Kudadiri, Ujung, Sinamo dan Bako. Terjadinya Danau Sicike-cike diawali dari kemurkaan salah seorang ayah yang berasal dari ketujuh marga kepada anaknya, karena menyantap makanan yang seharusnya dia bawa dari rumah untuk disampaikan kepada orangtuanya yang bekerja di sawah/ perladangan. Sang ayah menendang tempat makanan yang telah kosong tersebut dan mengumpat sang anak dengan murkanya. Tidak lama berselang setelah kejadian itu secara tiba-tiba datang air bah dan menenggelamkan daerah persawahan tersebut termasuk penduduknya yang tidak sempat menyelematkan diri. Genangan air semakin dalam dan luas yang akhirnya menjadi Danau Sicike-cike.

Lokasi objek ekowisata Panorama Indah disekitar Desa Silumboya, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, dengan jarak 11 km dari Sidikalang, memiliki keunikan utama adalah berupa pemandangan alam yang indah. Wisatawan dapat melakukan camping dan wisata geologi/ vulkanik.
Kupu-kupu di lokasi Puncak nan Tampuk Mas, merupakan suatu potensi yang besar bagi upaya menarik kunjungan wisatawan ke wilayah ini. Demikian pula halnya dengan tanaman anggrek di objek lokasi ekowisata Danau Sicike-cike.
Taman wisata iman di Letter S merupakan cerminan kerukuran dan ketaatan masyarakat dairi memeluk agamanya, menjadai daya tarik yang sangat kuat bagi wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata ini. Jika dibandingkan dengan Kabupaten lain di Sumatera Utara, maka hanya di Kabupaten Dairi diperoleh pendekatan cerminan seperti ini.

           
3.        Objek Ekowisata Kawasan Tanah Pinem (Liang Pamah, Panorama Alam Kempawa, Danau Paya Kuda, Panorama Sinar Pagi, Liang Kompor)
Lokasi objek ekowisata Liang Pamah merupakan gua yang mengandung nilai sejarah berkaitan dengan perjuangan mayarakat Dairi melawan penjajahan Belanda. Konon dalam “cerita” masyarakat bahwa pada masa perjuangan mengusir penjajah Belanda, ada kalanya penduduk harus mengungsi. Salah satu lokasi mengungsi adalah gua liang pamah tersebut dengan kemapuan unik berupa daya tampungnya yang mampu menampung pengungsi seberapapun jumlahnya.
Lokasi objek ekowisata Danau Kempawa, termasuk wilayah Desa Kempawa, Kecamatan Tanah Pinem, dengan jarak 48 km dari Sidikalang. Daya tarik utama adalah fauna berupa ikan emas, nila dan lele yang oleh masyarakat setempat dinilai memiliki citrarasa yang enak. Ikutan daya tarik lainnya bagi wisatawan lainnya adalah kegiatan masyarakat dalam budidaya tanaman tembakau dan vanili. Karenanya objek ini berpeluang untuk dikembangkan menjadi objek agrowisata, sekaligus sebagai objek ekowisata dengan fokus memperbaiki hutan dan sungai yang ada di sekitar objek tersebut. Namun sayangnya belum tersedia fasilitas pendukung untuk kepariwisataan, seperti ketidak ketersediaan restaurant dan penginapan bahkan saung sebagai tempat menikmati alam serta terbatasnya sarana komunikasi dan angkutan.

4.        Objek wisata Kawasan Tiga Lingga (Tank Peninggalan Penjajah Belanda, Liang kendet, Patung bersejarah, Air terjun lae belulus, Gua Lau Ipuh, Air terjun lae bas-bas).
Lokasi objek wisata Tank Peninggalan Penjajahan Belanda, termasuk desa Tiga Lingga Kecamatan Tiga Lingga, merupakan lokasi yang baik untuk menghayati nilai perjuangan masyarakat Dairi mengusir penjajah Belanda.
Lokasi objek ekowisata Gua Lau Ipuh, termasuk wilayah Desa Lau Ipuh, Kecamatan Tiga Lingga, dengan jarak 51 km dari Sidikalang. Keunikan utama adalah fauna berupa burung layang-layang/ walet. Ikutan keunikan yang dapat dinikmati sekaligus dapat menjdai menakutkan bagi wisatawan adalah ular kobra yang berekosistem di wilayah ini. Faktor yang dapat menjadi penghambat pengembangan objek ini adalah sarana perhubungan. Jalan memang cukup baik tetapi jaraknya cukup jauh. Disamping jalan menuju gua masih alami, fasilitas pendukung wiasatapun terasa sangat minim. Dapat dikembangkan menjadi objek penelitian fauna seperti ular dan burung.
objek ekowisata Air Terjun Lae Belulus, termasuk wilayah Desa Juma Gerat, Kecamatan Tiga Lingga, dengan jarak 54 km dari Sidikalang. Keunikan utama adalah fauna berupa ikan emas, nila dan lele. Ikutan keunikan yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah tanaman tembakau dan vanili. Dapat dicapai dengan kenderaan roda empat minibus. Belum tersedia fasilitas pendukung untuk parawisata, seperti ketidak ketersediaan restaurant dan penginapan serta lainnya.
Objek wisata Simuhur, memiliki daya tarik wisata berupa jejak tapak kaki manusia raksasa yang diyakini pernah tinggal dan hidup diwilayah ini. Objek ini akan menjadi sangat menarik jika dilakukan penelitian sejarah perihal jejak tapak kaki raksasa tersebut.
Gua kendet liang memiliki patung batu bersejarah dapat menjadi daya pikat wisatawan bila mampu diidentifikasi dengan kaidah-kaidah keilmuan kepurbakalaan. Bahkan pada akhirnya dapat menjadi maskot wisata bagai kawasan ekowisata Tanah Pinem.

5.        Objek Ekowisata Kawasan Silima Pungga-pungga (Lae Hitam, Air Terjun Lae baski, Lae Markelang, Mata Air Bersejarah, Mejan Marga Sibero)
Lokasi objek wisata Lae Hitam, termasuk wilayah Desa Lae Hitam, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, dengan jarak 83 km dari Sidikalang. Daya tarik utamanya berupa pesona alam yang indah, dengan keunikan ikutan adalah sungainya yang berwarna kehitaman, mencerminkan suatu misteri.
Lokasi objek wisata Air Terjun Lae Baski, termasuk wilayah Desa Pardomuan, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, dengan jarak 54 km dari Sidikalang. Keindahan utama berupa pesona alam dan air terjun yang bertingkat-tingkat.
Lokasi objek ekowisata Mata Air Bersjarah, termasuk wilayah Desa Bonian, Kecamatan Silima Pungga-pungga, dengan jarak 45 km dari Sidikalang. Lokasi yang baik untuk bercamping dan sekalgus menikmati pesona budaya. Namun demikian wisatawan yang datang hanya masyarakat umum dari dalam Kabupaten Dairi sendiri. Menurut penuturan masyarakat setempat bahwa mata air tersebut muncul setelah Raja Sisingamaraja menancapkan tongkatnya pada tempat ini yang serta merta muncul mata air. Masyarakat meyakini bahwa air dari mata air bersejarah ini dapat menjadi penawar berbagai macam penyakit dan penawar perasaan yang sedang gundah.
Lokasi objek wisata Panorama Indah, termasuk wilayah Desa Lae Markelang, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, dengan jarak 54 km dari Sidikalang. Daya tarik objek wisata adalah pesona alam yang sangat indah dengan hijaunya hutan dan udara sejuknya. Merupakan lokasi yang ideal untuk melakukan kegiatan camping dan wisata alam geologi. Keindahan panorama ini sangat kuat pengaruh dari KEL.
Lokasi objek ekowisata Mejan Marga Cibro, termasuk wilayah Desa Tuntung Batu, Kecamatan Silima Pungga-pungga, dengan jarak 43 km dari Sidikalang. Keunikan utama yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah budaya, berupa keberadaan Batu Perjanjian Marga Cibro dan Batu Tunggung Ni Kuta. Kisah tentang Batu Tunggung Ni Kuta/ Pertahanan Desa terletak di bagian gerbang desa Tuntung Batu (dahulu)1 akan memberikan tanda dengan bunyi berdesing apabila ada sesuatu yang mengancam penduduk desa, termasuk kemungkinan serangan penyakit menular. Lokasi Desa Tuntung Batu yang sekarang gerada sekitar 400 m kearah utara dari lokasi lama. Sementara itu kisah tentang Batu Perjanjian Marga Cibro merupakan sumber berkah bagi Marga Cibro, sehingga Marga Cibro dahulunya mengelilingi batu tersebut untuk musyawarah dan mufakat dalam berbagai urusan kehidupan sosial budaya. Sarana jalan cukup baik. Wisatawan dapat melakukan kegiatan kemah/ camping di lokasi objek dengan pemandangan yang indah. Sebagai tempat kunjungan yang baik bagi masyarakat bermarga cibro/ sibero atau yang memiliki ikatan darah dengan marga cibro/ sibero. Menurut penuturan responden bahwa desa Tuntung Batu merupakan desa tertua dari semua desa yang ada di Kecamatan Silima Pungga-pungga dan sekaligus merupakan tempat asal Marga Cibro yang menjadi marga Tarigan Sibero di masyarakat suku Karo. Objek wisata ini sangat potensial dikembangkan menjadi objek wisata budaya, yang tentunya perlu didahului dengan penelitian para ahli sejarah.

KESIMPULAN


1. Kabupaten Dairi pada dasarnya banyak memiliki potensi ekowisata yang potensial untuk di kembangkan, dengan variasi daya tarik berupa keindahan panorama alam hutan, gunung, danau, gua, sungai, flora, fauna. Kupu-kupu dan Anggrek merupakan komoditi yang terdapat banyak di beberapa objek wisata dan berpeluang untuk dikembangkan sebagai maskot wisata di Kabupaten Dairi.
2. Potensi wisata selain ekowisata yang potensial dikembangkan juga cukup banyak jumlahnya, antara lain yang berkaitan dengan budaya, sejarah dan taman wisata buatan serta agrowisata. Salah satu contoh, pengembangan Taman wisata iman yang mencerminkan sikap kerukunan dan ketaatan beragama masyarakat Dairi, sekaligus berperan menciptakan iklim kondisif bagi pembangunan Dairi khususnya pembangunan bidang kepariwisataan.
3. Perkembangan kepariwistaan di Kabupaten dairi umumnya belum mendapat sentuhan yang optimal sesuai kaidah-kaidah kepariwisataan, demikian pula dengan kemasan dan pemasarannya.
4. Faktor berpengaruh yang menghambat pertumbuhan dan pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Dairi antara lain : keterbatasan mutu SDM masyarakat dan Pemerintah, rendahnya kepedulian para investor swasta, rendahnya kunjungan wisatawan ke Sumatera Utara, Aksesbilitas, fasilitas keparawistaan, sarana komunikasi serta keterbatasan informasi.
5. Objek dan lokasi kepariwisataan yang potensial sangat menyebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten Dairi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar