Minggu, 06 Januari 2013

POTENSI PRODUKSI KOMODITI PISANG BARANGAN (Musa paradisiacal sapientum L.) DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH SEKTORAL DI KABUPATEN DELI SERDANG


 Oleh : Reza Nachsybandi/ 101201156
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian,  Universitas Sumatera Utara



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Perencanaan pembangunan wilayah tidak mungkin terlepas dari apa yang sudah ada saat ini di wilayah tersebut. Pelaku pencipta kegiatan wilayah adalah seluruh masyarakat yang ada di wilayah tersebut dan pihak luar yang ingin melakukan kegiatan di wilayah itu. Dalam kelompok actor, termasuk di dalamnya pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, investor asing, pengusaha swasta dalam negeri, BUMN, BUMD, koperasi dan masyarakat umum (Tarigan, 2005).
          Perencanaan pembangunan wilayah sebaiknya menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional. Pendekatan sektoral biasanya kurang memperhatikan aspek ruang secara keseluruhan, sedangkan pendekatan regional lebih bersifat spasial dan merupakan jembatan untuk mengaitkan perencanaan pembangunan dengan rencana tata ruang.
            Kabupaten Deli Serdang merupakan sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara. Ibukota kabupaten Deli Serdang berada di  Lubuk Pakam, dikenal sebagai salah satu dari 25 kabupaten /kota di Sumatera Utara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Komoditi unggulan yang ada pada kabupaten Deli serdang adalah dari sektor perikanan/kelautan dan pertanian (komoditi buah dan sayur). Pada penulisan makalah iniakan dibahas salah satu bentuk komoditi yang di tonjolkan oleh kabupaten Deli Serdang yaitu dari sektor pertanian yaitu Pisang Barangan (Musa paradisiacal sapientum L). Pada makalah ini akan diuraikan komoditi unggulan kabupaten Deli Serdang yaitu Pisang Barangan yang dipandang dari aspek Pengembangan potensi wilayah dari segi komoditinya.

Permasalahan
            Berdasarkan uraian singkat mengenai latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
  1. Bagaimana pengaruh Pisang Barangan terhadap potensi pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang?
  2. Bagaimana analisis pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang terhadap komoditi unggulan tersebut?
  3. Apa saja tantangan dan kendala pengembangan wilayah terhadap  komoditi unggulan di kabupaten Deli Serdang baik dari sisi internal maupun eksternal?

Tujuan
       Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Mampu menganalisis potensi pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang khususnya komoditi unggulan Pisang Barangan
  2. Mengetahui tantangan dan kendala pengembangan wilayah terhadap komoditi unggulan di kabupaten Deli Serdang dari sisi internal dan eksternal
  3. Sebagai sumber informasi bagi yang memerlukan



BAB II
POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG
Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari wilayah pantai timur Provinsi Sumatera Utara terletak diantara 2°57’-3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’-99°27’ Bujur Timur.Wilayah Kabupaten Deli Serdang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka,sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun,sebelah Timur dengan Kabupaten Asahan,Kabupaten Simalungun dan Serdang Bedagai dan sebelah Barat dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat (BPS Deli Serdang).

Gambar1. Peta Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka,sebagai salah satu daerah lintas pelayaran paling sibuk didunia. Kabupaten ini mengelilingi 2 (dua) kota Utama di Sumatera Utara yakni Kota Medan (Ibukota Provinsi Sumatera Utara), Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi.
Dengan posisi strategis, sumber daya alam dan tenaga kerja yang dimiliki oleh Kabupaten Deli Serdang akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan yang kompetitif dalam menghadapi persaingan dalam menarik investor untuk mengembangkan usahanya di daerah ini dan sasaran lainnya dalam memasarkan produk/jasa yang dihasilkan.
Kabupaten Deli Serdang memiliki luas lahan 249.772 Ha dimana terdapat lawan sawah seluas 43.802 ha dan lahan kering/darat yang digunakan untuk tanaman pangan dan hortikultura 59.537 yang terdiri dari tegal/kebun 40.082ha, ladang 12.477ha dan lahan pekarangan 7.012ha (Rangkuti, 2008).
Dengan keadaan potensi wilayah tersebut, pengembangan sektor hortikultura atau buah-buahan merupakan penunjang pembangunan pertanian di Kabupaten Deli Serdang yang terus dikembangkan  meskipun belum dilakukan secara professional. Pada sektor hortikultura atau buah-buahan yang merupakan penunjang pembangunan pertanian di Kabupaten Deli Serdang turut dikembangkan, berbagai komoditi terkenal tumbuh dan berkembang di Kabupaten Deli Serdang seperti pisang barangan dengan luas lahan tanaman pisang sekitar 1.513,74 ha (Rangkuti, 2008).
Potensi sektor pertanian khususnya hortikultura cukup besar bagi masyarakat di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Di bidang pertanian dan hortikultura khususnya, lahan hortikultura yang ditanami pisang juga cukup mendominasi pada tanaman pisang barangan karena pisang barangan merupakan salah satu buah spesifik Sumatera Utara sehingga perlu dikembangkan potensinya agar pisang barangan menjadi salah satu komoditi yang mampu meningkatkan nilai ekonomi di kabupaten Sumatera Utara bahkan mampu dijadikan sebagai kegiatan basis di kabupaten Deli Serdang, serta menjadikan pisang barangan sebagai salah satu ciri khas atau andalan  kabupaten Deli Serdang dibidang pertanian.





BAB III
ANALISIS TEORI PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK KOMODITI PISANG BARANGAN DI KABUPATEN DELI SERDANG

1.      Analisis Location Quotient
Menurut Data perhitungan Location Quotient PDRB Kabupaten Deli Serdang tahun 2009, Hasil analisis Location Quotient menunjukkan sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restauran serta sektor jasa-jasa merupakan sektor andalan (Basis) di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan sektor-sektor lain seperti pertanian, listrik,air dan gas, bangunan, pengangkutan dan transportasi serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menjadi sektor pendukung (non Basis) dalam pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data analisis Location Quotient PDRB Deli Serdang Tahun 2009


Berdasarkan Data pada Tabel 1 diatas, dapat disimpulkan bahwa Produksi pisang barangan bukan termasuk kedalam kegiatan basis di kabupaten Deli Serdang Karena sektor Pertanian memiliki nilai LQ dibawah 1, yang berarti jika nilai LQ dibawah 1 maka sektor tersebut bukan termasuk kegiatan basis.
2.      Analisis Shift Share
Hasil analisis Shift Share menurut Data PDRB tahun 2009 menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor kompetitif yaitu, sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektorbangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Analisis Shift Share PDRB Kabupaten Deli Serdang Tahun 20002009

           

Jadi, Produksi Pisang Barangan di kabupaten Deli Serdang menjadi salah satu komoditi dengan nilai yang kompetitif di wilayah Deli Serdang sehingga komoditi Pisang Barangan ini dapat menjadi andalan bagi kabupaten Deli Serdang dan dapat di unggulkan walaupun dalam analisis LQ sektor pertanian belum termasuk kedalam sektor Basis

3.      Teori Linkage
Teori Linkage juga berhubungan dengan  efek keterkaitan. Teori linkages terkait dengan  adanya teori Basis. Untuk mengetahui proses produksi mulai dari up stream (hulu) sampai kepada down stream (hilir). Dalam hal ini, proses produksi komoditi Pisang Barangan memiliki beberapa kaitan dengan beberapa pihak yang juga merupakan proses input-output. Pada sektor hulu, hal yang berkaitan dengan produksi komoditi pisang barangan adalah: lahan, tenaga kerja (petani) bibit, pupuk, serta peralatan pertanian. Yang menjadi output adalah buah Pisang barangan yang kemudian terkait dengan sektor hilir adalah pedagang pisang eceran dan sebagainya.





BAB IV
KENDALA DAN TANTANGAN KOMODITI PISANG BARANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN DELI SERDANG
Adapun yang menjadi kendala dalam produksi pisang barangan ini adalah masih belum mampunya sektor pertanian menjadi sektor basis di kabupaten Deli Serdang. Hal ini terjadi karena masih  kurangnya produksi pisang barangan, ditambah lagi pemasaran yang bersifat lokal sehingga pisang barangan belum mampu menjadi produk unggulan Deli Serdang walaupun sudah memiliki kompetensi.
Yang menjadi tantangan dalam  produksi pisang barangan ini adalah belum bergeraknya produksi penjualan pisang barangan ke luar daerah. Artinya komoditi yang dihasilkan dari sektor hortikultura (pertanian) ini masih bersifat lokal dan belum mampu menjadikan sektor pertanian menjadi sektor andalan di kabupaten Deli Serdang. Selain itu juga tingginya kemampuan yang diberikan sektor lain yang bersifat basis seperti industri pengolahan dan sebagainya membuat sektor pertanian belum diunggulkan di Deli Serdang.
Menyikapi kendala dan tantangan yang ada, maka perlunya peningkatan mutu produksi dan kuantitas produksi pisang barangan dapat menjadi solusi untuk menjadikan komoditi ini termasuk dari sektor unggulan di Deli Serdang sehingga mampu menjadikan sektor pertanian menjadi sektor unggulan Deli Serdang serta pihak-pihak terkait yang memproduksi komoditi ini juga dapat meningkat taraf hidupnya karena komoditi pisang barangan ini memiliki potensi yang sangat besar untuk membantu pengembangan wilayah sektoral di kabupaten Deli Serdang





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah komoditi pisang barangan belum termasuk kedalam sektor basis yang artinya belum mampu menjadi sektor andalan di wilayah kabupaten Deli Serdang dalam proses pengembangan wilayah, hal ini dikarenakan belum mampunya sektor pertanian memproduksi komoditi yang mampu membantu perekonomian daerah dan mampu memproduksi hingga keluar daerah sehingga komoditi pisang barangan hanya berperan sebagai pihak pendukung saja. Namun tingginya nilai kompetensi di sektor pertanian Deli serdang juga tidak bisa dianggap remeh karena sektor pertanian Deli Serdang termasuk salah satu sektor terkuat untuk kompetensi berdasarkan analisis Shift Share, sehingga produksi komoditi pisang barangan memiliki potensi yang tinggi untuk turut meningkatkan proses pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang.

Saran
            Sebagai saran untuk pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang. Sebaiknya sektor pertanian dapat lebih di pandang dan di maksimalkan potensinya. Karena dari sektor pertanian, kabupaten Deli Serdang tidak kalah dengan kabupaten penghasil komoditi pertanian seperti Simalungun dan Karo, agar sektor pertanian juga dapat menjadi andalan Deli Serdang dalam proses Pengembangan Wilayah kedepannya





DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Deli Serdang. 2013. Dalam   http://www.deliserdangkab.go.id/penduduk-deli-serdang. diakses pada [Minggu, 5 Januari 2013] [22.00].

Rangkuti, W.Y. 2008. Kerangka Kebijakan Pemerintah untuk Peningkatan Daya Saing Agribisnis Hortikultura di Kabpaten Deli Serdang. Dalam: Lokakarya Kerangka Peraturan dan Kebijakan Pemerintah unutk Peningkatan Daya Saing Rantai Nilai Buah Tropis di Kabupaten Deli Serdang.

Siregar, M.A. 2011. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Pembentuk PDRB. Pasca Sarjana USU. Medan

Tarigan, R. 2005. Peerencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi. PT. Bumi Aksara. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar