Oleh : Reza Nachsybandi/
101201156
Program Studi
Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan pembangunan wilayah
tidak mungkin terlepas dari apa yang sudah ada saat ini di wilayah tersebut.
Pelaku pencipta kegiatan wilayah adalah seluruh masyarakat yang ada di wilayah
tersebut dan pihak luar yang ingin melakukan kegiatan di wilayah itu. Dalam
kelompok actor, termasuk di dalamnya pemerintah pusat, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, investor asing, pengusaha swasta
dalam negeri, BUMN, BUMD, koperasi dan masyarakat umum (Tarigan, 2005).
Perencanaan pembangunan wilayah
sebaiknya menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan
regional. Pendekatan sektoral biasanya kurang memperhatikan aspek ruang secara
keseluruhan, sedangkan pendekatan regional lebih bersifat spasial dan merupakan
jembatan untuk mengaitkan perencanaan pembangunan dengan rencana tata ruang.
Kabupaten Deli Serdang merupakan
sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara. Ibukota kabupaten Deli Serdang
berada di Lubuk Pakam, dikenal sebagai
salah satu dari 25 kabupaten /kota di Sumatera Utara yang memiliki
keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang
memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Komoditi unggulan yang ada pada
kabupaten Deli serdang adalah dari sektor perikanan/kelautan dan pertanian
(komoditi buah dan sayur). Pada penulisan makalah iniakan dibahas salah satu
bentuk komoditi yang di tonjolkan oleh kabupaten Deli Serdang yaitu dari sektor
pertanian yaitu Pisang Barangan (Musa paradisiacal sapientum L). Pada
makalah ini akan diuraikan komoditi unggulan kabupaten Deli Serdang yaitu
Pisang Barangan yang dipandang dari aspek Pengembangan potensi wilayah dari
segi komoditinya.
Permasalahan
Berdasarkan uraian singkat mengenai latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Bagaimana pengaruh Pisang Barangan terhadap potensi pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang?
- Bagaimana analisis pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang terhadap komoditi unggulan tersebut?
- Apa saja tantangan dan kendala pengembangan wilayah terhadap komoditi unggulan di kabupaten Deli Serdang baik dari sisi internal maupun eksternal?
Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
- Mampu menganalisis potensi pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang khususnya komoditi unggulan Pisang Barangan
- Mengetahui tantangan dan kendala pengembangan wilayah terhadap komoditi unggulan di kabupaten Deli Serdang dari sisi internal dan eksternal
- Sebagai sumber informasi bagi yang memerlukan
BAB II
POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG
POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG
Kabupaten
Deli Serdang sebagai bagian dari wilayah pantai timur Provinsi Sumatera Utara
terletak diantara 2°57’-3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’-99°27’ Bujur
Timur.Wilayah Kabupaten Deli Serdang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten
Langkat dan Selat Malaka,sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Simalungun,sebelah Timur dengan Kabupaten Asahan,Kabupaten Simalungun dan
Serdang Bedagai dan sebelah Barat dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat
(BPS Deli Serdang).
Gambar1. Peta Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten
Deli Serdang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berbatasan langsung
dengan Selat Malaka,sebagai salah satu daerah lintas pelayaran paling sibuk
didunia. Kabupaten ini mengelilingi 2 (dua) kota Utama di Sumatera Utara yakni
Kota Medan (Ibukota Provinsi Sumatera Utara), Kota Binjai dan Kota Tebing
Tinggi.
Dengan
posisi strategis, sumber daya alam dan tenaga kerja yang dimiliki oleh
Kabupaten Deli Serdang akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan menjadi
keunggulan yang kompetitif dalam menghadapi persaingan dalam menarik investor
untuk mengembangkan usahanya di daerah ini dan sasaran lainnya dalam memasarkan
produk/jasa yang dihasilkan.
Kabupaten
Deli Serdang memiliki luas lahan 249.772 Ha dimana terdapat lawan sawah seluas
43.802 ha dan lahan kering/darat yang digunakan untuk tanaman pangan dan
hortikultura 59.537 yang terdiri dari tegal/kebun 40.082ha, ladang 12.477ha dan
lahan pekarangan 7.012ha (Rangkuti, 2008).
Dengan
keadaan potensi wilayah tersebut, pengembangan sektor hortikultura atau
buah-buahan merupakan penunjang pembangunan pertanian di Kabupaten Deli Serdang
yang terus dikembangkan meskipun belum
dilakukan secara professional. Pada sektor hortikultura atau buah-buahan yang
merupakan penunjang pembangunan pertanian di Kabupaten Deli Serdang turut
dikembangkan, berbagai komoditi terkenal tumbuh dan berkembang di Kabupaten
Deli Serdang seperti pisang barangan dengan luas lahan tanaman pisang sekitar
1.513,74 ha (Rangkuti, 2008).
Potensi
sektor pertanian khususnya hortikultura cukup besar bagi masyarakat di
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Di bidang pertanian dan hortikultura
khususnya, lahan hortikultura yang ditanami pisang juga cukup mendominasi pada
tanaman pisang barangan karena pisang barangan merupakan salah satu buah
spesifik Sumatera Utara sehingga perlu dikembangkan potensinya agar pisang
barangan menjadi salah satu komoditi yang mampu meningkatkan nilai ekonomi di
kabupaten Sumatera Utara bahkan mampu dijadikan sebagai kegiatan basis di
kabupaten Deli Serdang, serta menjadikan pisang barangan sebagai salah satu
ciri khas atau andalan kabupaten Deli
Serdang dibidang pertanian.
BAB III
ANALISIS TEORI PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK KOMODITI PISANG BARANGAN DI KABUPATEN DELI SERDANG
ANALISIS TEORI PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK KOMODITI PISANG BARANGAN DI KABUPATEN DELI SERDANG
1.
Analisis Location
Quotient
Menurut Data perhitungan Location Quotient PDRB Kabupaten Deli Serdang tahun 2009, Hasil
analisis Location Quotient menunjukkan sektor industri pengolahan,
sektor perdagangan, hotel dan restauran serta sektor jasa-jasa merupakan sektor
andalan (Basis) di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan sektor-sektor lain seperti
pertanian, listrik,air dan gas, bangunan, pengangkutan dan transportasi serta
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menjadi sektor pendukung (non Basis) dalam
pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat dilihat pada tabel
1.
Tabel 1. Data analisis Location
Quotient PDRB Deli Serdang Tahun 2009
Berdasarkan Data pada Tabel 1 diatas, dapat
disimpulkan bahwa Produksi pisang barangan bukan termasuk kedalam kegiatan
basis di kabupaten Deli Serdang Karena sektor Pertanian memiliki nilai LQ
dibawah 1, yang berarti jika nilai LQ dibawah 1 maka sektor tersebut bukan
termasuk kegiatan basis.
2.
Analisis Shift Share
Hasil analisis Shift Share menurut Data PDRB tahun 2009 menunjukkan
bahwa sektor yang merupakan sektor kompetitif yaitu, sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektorbangunan,
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Analisis Shift Share PDRB Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000‐2009
Jadi, Produksi Pisang Barangan di kabupaten Deli Serdang
menjadi salah satu komoditi dengan nilai yang kompetitif di wilayah Deli
Serdang sehingga komoditi Pisang Barangan ini dapat menjadi andalan bagi
kabupaten Deli Serdang dan dapat di unggulkan walaupun dalam analisis LQ sektor
pertanian belum termasuk kedalam sektor Basis
3.
Teori Linkage
Teori Linkage juga
berhubungan dengan efek keterkaitan. Teori linkages terkait dengan adanya teori Basis. Untuk
mengetahui proses produksi mulai dari up
stream (hulu) sampai kepada down
stream (hilir). Dalam hal ini, proses produksi komoditi Pisang
Barangan memiliki beberapa kaitan dengan beberapa pihak yang juga merupakan
proses input-output. Pada sektor hulu, hal yang berkaitan dengan produksi
komoditi pisang barangan adalah: lahan, tenaga kerja (petani) bibit, pupuk,
serta peralatan pertanian. Yang menjadi output adalah buah Pisang barangan yang
kemudian terkait dengan sektor hilir adalah pedagang pisang eceran dan
sebagainya.
BAB IV
KENDALA DAN TANTANGAN KOMODITI PISANG BARANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN DELI SERDANG
KENDALA DAN TANTANGAN KOMODITI PISANG BARANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN DELI SERDANG
Adapun yang menjadi kendala
dalam produksi pisang barangan ini adalah masih belum mampunya sektor pertanian
menjadi sektor basis di kabupaten Deli Serdang. Hal ini terjadi karena masih kurangnya produksi pisang barangan, ditambah
lagi pemasaran yang bersifat lokal sehingga pisang barangan belum mampu menjadi
produk unggulan Deli Serdang walaupun sudah memiliki kompetensi.
Yang menjadi tantangan
dalam produksi pisang barangan ini
adalah belum bergeraknya produksi penjualan pisang barangan ke luar daerah. Artinya
komoditi yang dihasilkan dari sektor hortikultura (pertanian) ini masih
bersifat lokal dan belum mampu menjadikan sektor pertanian menjadi sektor
andalan di kabupaten Deli Serdang. Selain itu juga tingginya kemampuan yang
diberikan sektor lain yang bersifat basis seperti industri pengolahan dan
sebagainya membuat sektor pertanian belum diunggulkan di Deli Serdang.
Menyikapi kendala dan
tantangan yang ada, maka perlunya peningkatan mutu produksi dan kuantitas
produksi pisang barangan dapat menjadi solusi untuk menjadikan komoditi ini
termasuk dari sektor unggulan di Deli Serdang sehingga mampu menjadikan sektor
pertanian menjadi sektor unggulan Deli Serdang serta pihak-pihak terkait yang
memproduksi komoditi ini juga dapat meningkat taraf hidupnya karena komoditi
pisang barangan ini memiliki potensi yang sangat besar untuk membantu
pengembangan wilayah sektoral di kabupaten Deli Serdang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penulisan makalah
ini adalah komoditi pisang barangan belum termasuk kedalam sektor basis yang
artinya belum mampu menjadi sektor andalan di wilayah kabupaten Deli Serdang dalam
proses pengembangan wilayah, hal ini dikarenakan belum mampunya sektor
pertanian memproduksi komoditi yang mampu membantu perekonomian daerah dan
mampu memproduksi hingga keluar daerah sehingga komoditi pisang barangan hanya
berperan sebagai pihak pendukung saja. Namun tingginya nilai kompetensi di
sektor pertanian Deli serdang juga tidak bisa dianggap remeh karena sektor
pertanian Deli Serdang termasuk salah satu sektor terkuat untuk kompetensi
berdasarkan analisis Shift Share, sehingga
produksi komoditi pisang barangan memiliki potensi yang tinggi untuk turut
meningkatkan proses pengembangan wilayah di kabupaten Deli Serdang.
Saran
Sebagai saran untuk pengembangan wilayah di kabupaten
Deli Serdang. Sebaiknya sektor pertanian dapat lebih di pandang dan di
maksimalkan potensinya. Karena dari sektor pertanian, kabupaten Deli Serdang
tidak kalah dengan kabupaten penghasil komoditi pertanian seperti Simalungun
dan Karo, agar sektor pertanian juga dapat menjadi andalan Deli Serdang dalam
proses Pengembangan Wilayah kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Deli Serdang. 2013. Dalam http://www.deliserdangkab.go.id/penduduk-deli-serdang.
diakses pada [Minggu, 5 Januari 2013] [22.00].
Rangkuti, W.Y. 2008. Kerangka
Kebijakan Pemerintah untuk Peningkatan Daya Saing Agribisnis Hortikultura di
Kabpaten Deli Serdang. Dalam: Lokakarya Kerangka Peraturan dan Kebijakan
Pemerintah unutk Peningkatan Daya Saing Rantai Nilai Buah Tropis di Kabupaten
Deli Serdang.
Siregar, M.A. 2011. Analisis
Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan
Pendekatan Pembentuk PDRB. Pasca Sarjana USU. Medan
Tarigan, R. 2005. Peerencanaan
Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar