Senin, 07 Januari 2013

POTENSI PERKEMBANGAN PERTANIAN DI KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA



POTENSI PERKEMBANGAN PERTANIAN DI KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
SEPTO ISMELDO
NIM  : 101201168
KELAS   :     HUT 5D

 =======================================================

POTENSI PERKEMBANGAN PERTANIAN DI KABANJAHE KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA
  



BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Dataran tinggi karo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Ibu kota Propinsi Sumatera Utara adalah kota Medan, sedangkan ibu kota kabupaten Karo adalah kota Kabanjahe. selain kota Kabanjahe sebagai pusat pemerintahan daerah, ada kota Brastagi sebagai tempat wisata dan peristirahatan. Di sekitar kedua kota di dataran tinggi Karo inilah banyak ditanami sayur-sayuran, bunga dan buah-buahan termasuk jeruk. Di dataran tinggi Karo yang berhawa sejuk memungkinkan pohon jeruk menghasilkan buah yang berlimpah, tambahahan lagi didaerah ini menjulang dua gunung berapi yang saling berdekatan, gunung Sinabung dan Sibayak, membuat tanah di dataran tinggi karo terkenal dengan kesuburannya.
Kabupaten Karo merupakan sentra produksi komoditi jeruk. Varitas jeruk yang ditanam di Kabupaten Karo sekarang ini adalah jenis Siam, Washington, Sunkist, Padang, Siam Madu dan sebagainya. Jenis yang disukai oleh konsumen lokal adalah varitas Siam Madu sehingga varitas jeruk ini mendominasi penanaman jeruk di Kabupaten Karo. Jeruk ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : manis, bentuk bulat atau oval, tebal kulit 2 – 4 mm, warna lapisan dalam kuning, diameter jeruk 5 – 7 cm, dan beratnya 90 – 225 gram, ketahanan 8 – 10 hari setelah masa panen, umur tanaman 4 – 9.

Gambar 1. buah jeruk
Tujuan
            Untuk mengetahui potensi perkembangan pertanian buah jeruk di daerah Kabanjahe kabupaten Karo Sumatera Utara.

Masalah
1.      Pemasaran
2.       Proteksi terhadap serangan hama dan penyakit.




BAB II
POTENSI


Salah satu kawasan agribisnis di kawasan Sumatera Utara adalah Kabupaten Karo, Kabupaten Karo merupakan dataran tinggi Karo dengan  ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 120 sampai 1600 meter di atas permukaan laut. Karena berada di ketinggian tersebut Tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 15 sampai 26 derajat celcius.
Di dataran tinggi Karo kita bisa menemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dengan ciri khas daerah buah dan sayur. Di sini kita juga bisa nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak  dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut.  Dilihat dari geografi, Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah hulu sungai. Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725 Ha atau 2,97 % dari luas Daerah Tingkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak di antara 2o50‘ Lintang Utara sampai 3o19‘ Lintang Utara dan 97o55’ Bujur Timur sampai dengan 98o38’ Bujur Timur.Karena letaknya yang berada di daerah perbukitan sebagian besar dan merupakan salah satu faktor limitasi perkembangan Kabupaten Karo.
Aksesibilitas yang memegang peranan penting dalam hal hubungan baik internal maupun eksternal wilayah dirasakan sangat kurang, terutama dalam hal kualitas jalan. Selain itu, masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, kurangnya kemampuan keuangan lokal, dan minimnya sarana dan prasarana berdampak pada lambatnya perkembangan Kabupaten Karo, seperti yang dirasakan saat ini. Berkaitan dengan kondisi demikian, optimalisasi potensi wilayah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sangat diperlukan di Kabupaten Karo. Berdasarkan analisis dari data BPS Kabupaten Karo, kontribusi pertanian terhadap perekonomian wilayah sangat tinggi, Hal ini menunjukkan potensi pertanian dalam menyangga ekonomi wilayah masih cukup besar, namun demikian, kondisi wilayah yang masih termasuk daerah tertinggal mengindikasikan potensi tersebut belum mensejahterakan masyarakatnya maupun pemerataan kesempatan memperoleh manfaatnya, padahal potensi tersebut seharusnya dapat menjadi penggerak pembangunan wilayah yang merata.Salah satu komoditas pertanian yang masih berpeluang untuk
dikembangkan sehingga menjadi penggerak perekonomian masyarakat adalah komoditas hortikultura, terutama sayur sayuran dan buah-buahan. Kedua komoditas tersebut tergolong komoditas komersial bernilai ekonomi tinggi (high value commodity), sehingga harus diproduksi secara efisien untuk dapat bersaing di pasar.
Komoditas tanaman hortikultura yang merupakan komoditas unggulan di Tanah Karo ialah buah-buahan, sayur-sayuran, dan bunga. Buah-buahan yang unggul di Tanah Karo antara lain ialah jeruk, markisa, terong belanda, dan tomat, sedangkan sayuran yang menjadi unggulan di Tanah Karo ialah kubis, wortel. kentang, dan bawang prei (bawang daun). Tanaman-tanaman menjadi unggulan di Tanah Karo dikarenakan potensi wilayah, topografi iklim, serta keadaan alam yang sangat mendukung dengan syarat tanam tanaman tersebut.Dari aspek produksi, potensi pengembangan komoditas hortikultura masih dapat ditingkatkan ditinjau dari aspek ketersediaan lahan dan peluang peningkatan adopsi teknologi. Komoditas hortikultura secara intrinsik memiliki sifat cepat busuk, rusak, dan susut besar. Hal ini merupakan masalah yang dapat menimbulkan risiko fisik dan harga.


Gambar 2. Ladang jeruk



BAB III
ANALISIS


Potensi pengembangan agrobisnis dan agroindustri komoditas jagung, kentang, markisa dan jeruk di wilayah Kabupaten Karo dilihat dari aspek produktivitas lahan, teknologi yang tersedia, pemasaran, ketersediaan tenaga kerja terampil dan perkiraan keunggulan komparatif, keterkaitan antar komoditas tersebut dilihat dari aspek penggunaan lahan dan agroindustri, bagaimanakah keterkaitan kebelakang (backward linkage) dan keterkaitan kedepan (forward linkage) masing-masing komoditas, bagaimanakah pola atau sistem usaha tani untuk masing-masing komoditas, bagaimanakah cara mengoptimalkan pola atau sistem usaha tani masing-masing komoditas, serta masalah-masalah apakah yang dihadapi masing masing komoditas dalam upaya mengembangkan sistem agribisnis masing-masing.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dilakukan penelitian terhadap 4 (empat) kelompok usaha tani yaitu usaha tani jagung, usaha tani kentang, usaha tani jeruk dan usaha tani markisa yang masing-masing terdiri atas 20 responden. Penelitian juga dilakukan terhadap para pejabat pemerintah, pedagang pupuk dan pedagang hasil-hasil pertanian sebanyak 20 responden. Penelitian ini berlokasi di Desa Pergendangen, Kecamatan Tigabinanga (untuk kelompok usaha tani jagung), Desa Pertibi Lama, Kecamatan Merek (untuk kelompok usaha tani kentang), Desa Ujungsampun, Kecamatan Tigapanah (untuk usaha tani jeruk) dan Desa Manukmulia, Kecamatan Tigapanah (untuk kelompok usaha tani markisa). Penelitian juga dilaksanakan di kota Berastagi dan Kabanjahe (untuk para pejabat dan pedagang pupuk/pedagang hasil-hasil pertanian). 1. Komoditas jagung, kentang, markisa dan jeruk dilihat dari aspek produktivitas lahan, teknologi yang tersedia, pemasaran, ketersediaan tenaga kerja terampil memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai kegiatan agrobisnis dan agroindustri. 2. a.Terdapat hubungan antara komoditas Jagung dan kentang dilihat dari aspek penggunaan lahan. b.Tidak terdapat hubungan antar komoditas dilihat dari aspek agroindustri. 3. Masing-masing komoditas memiliki indeks keterkaitan kebelakang dan kemuka dibawah rata-rata. 4. a. Pola usaha yang optimal untuk komoditas Jagung dan kentang adalah dengan pola tanam rotasi dan multiple cropping. b. Pola usaha yang optimal untuk komoditas jeruk dan markisa adalah monokultur. 5. a. Masalah yang dihadapi dalam rangka pengembangan sistem agribisnis dan agroindustri untuk komoditi jagung, terdapat pada subsistem pemasaran. b. Masalah yang dihadapi dalam rangka pengembangan sistem agribisnis dan agroindustri untuk komoditi kentang terdapat pada subsistem pemasaran. c. Masalah yang dihadapi dalam rangka pengembangan sistem agribisnis dan agroindustri untuk komoditi jeruk terdapat pada subsistem pemasaran yaitu pengembangan pasar. d. Masalah yang dihadapi dalam rangka pengembangan sistem agribisnis dan agroindustri untuk komoditi markisa terdapat pada subsistem produksi dan pengembangan pasar



BAB IV
PELUANG DAN TANTANGAN

Beberapa hal yang dapat menjadi peluang bagi pengembangan pertanian saat ini, antara lain adalah:
 Pertama,Saat ini kesadaran masyarakat terhadap kualitas serta produktivitas produk pertanian buah - buahan semakin menuntut tersedianya benih bermutu yang cukup, namun kebutuhan tersebut sampai saat ini ternyata belum dapat terpenuhi.
Kedua, Bisnis investasi pertanian modern dalam bentuk pengembangan usaha pupuk kimia, organik maupun peptisida menjadi peluang tersendiri. Hal tersebut didukung dengan terjadinya penurunan kesuburan lahan dan menjalarnya wabah tanaman.  
Ketiga, Di era globalisasi ini, kita dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu kita harus mampu memanfaatkan keunggulan yang kita miliki, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif yang perlu ditingkatkan secara kualitatif. Globalisasi ini jelas akan menimbulkan peluang sekaligus ancaman bagi pembangunan pertanian dan perdagangan nasional di masa mendatang. Sukses tidaknya Indonesia dalam memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman akan ditentukan oleh kemampuan untuk mendayagunakan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada secara efisien, produktif dan efektif dalam rangka mewujudkan daya saing yang semakin meningkat dalam skala global atas barang dan jasa yang dihasilkan
Keempat, Menghadapi persaingan yang semakin tajam mutlak diperlukan daya saing yang tinggi. Oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan terlebih dunia usaha diharuskan mempersiapkan diri dengan langkah-langkah yang konkrit, sehingga mampu membangun suatu sistem ekonomi yang memiliki daya hidup dan berkembang secara mandiri serta mengakar pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat Indonesia.
Kelima, Peluang pasar dalam negeri bagi komoditas pertanian diharapkan akan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat, serta timbulnya kesadaran akan gizi di kalangan masyarakat. Peningkatan kebutuhan komoditas hortikultura ini juga ditunjang oleh perkembangan sektor industri pariwisata dan peningkatan ekspor.

Tantangan di bidang pertanian saat ini adalah:
Pertama, Rendahnya daya saing sektor pertanian kita disebabkan oleh : sempitnya penguasaan lahan, tidak efisiennya usahatani, dan iklim usaha yang kurang kondusif serta ketergantungan pada alam masih tinggi.  Untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian ini tidak ada jalan lain, selain kerja keras masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian, membuka areal pertanian baru yang dibagikan kepada petani-petani gurem/buruh tani, memperluas pengusahaan lahan oleh setiap keluarga tani dan menggunakan teknologi maju untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian . 
Kedua, dengan adanya arus globalisasi, tidak mungkin dihindari semakin lama produk pertanian yang masuk ke Indonesia dari negara-negara lain akan semakin beragam jenisnya dan volumenya semakin banyak. Menghadapi realitas ini mau tidak mau produk hortikultura harus bersaing dengan produk dari negara lain. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut dengan tanpa mengesampingkan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai tentunya perlu dikaji berbagai permasalahan yang ada sehingga upaya pencapaian tujuan di atas dapat terlaksana dengan baik.
Ketiga, Permasalahan yang menonjol dalam upaya pengembangan pertanian ialah produktivitas yang masih tergolong rendah, hal ini merupakan refleksi dari rangkaian berbagai faktor yang ada, antara lain : pola usahatani yang kecil, mutu bibit yang rendah yang ditunjang oleh keragaman jenis/varietas, serta rendahnya penerapan teknologi budidaya .
Keempat, arus globalisasi yang mengakibatkan pembangunan nasional semakin terkait dengan perkembangan dunia internasional antara lain dengan adanya putaran Uruguay (GATT) sehingga pasar Indonesia khususnya di bidang pertanian makin terbuka akan produk pertanian dari luar negeri. Kondisi ini selain mengandung berbagai kendala juga membuka peluang pasar internasional yang besar bagi produk pertanian yang sifatnya kompetitif.



BAB V
PENUTUP


Kesimpulan
1.      Di dataran tinggi Karo kita bisa menemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dengan ciri khas daerah buah dan sayur untuk perkembangan pertanian.
2.      Komoditas tanaman hortikultura yang merupakan komoditas unggulan di Tanah Karo ialah buah-buahan(jeruk,markissa), sayur-sayuran, dan bunga.
3.      Kabanjahe memiliki daerah pertanian yang luas sehingga dapat ditingkatkan produktivitas dan komoditas buah-buahan dan sayur-sayuran.
4.      Pengembangan potensi pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabanjahe.
5.      Masih rendahnya tekhnologi daam bidang pertanian serta pemasaran yang kurang baik

Saran
Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kabanjahe akan pentingnyya tekhnologi dan pemasaran yang baik akan lebih meningkatkan produktivitas komoditi utama dari bidang pertanian sehingga dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabanjahe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar