PENGEMBANGAN POTENSI PERTANIAN DI DAERAH PEMATANG RAYA DAN DAERAH SEKITAR KABUPATEN SIMALUNGUN
Oleh : Polman Roni Tua S /101201147
Program Studi Kehutanan, Universitas
Sumatera Utara.
BAB I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasarnya pendekatan pengembangan wilayah ini digunakan
untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini terus berkembang
disesuaikan dengan tuntutan waktu, teknologi dan kondisi wilayahnya.
Pengembangan wilayah merupakan suatu upaya untuk mendorong
terjadinya perkembangan wilayah secara harmonis melalui pendekatan yang
bersifat komprehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya. Konsep pengembangan wilayah di Indonesia lahir dari suatu proses iteratif yang menggabungkan
dasar-dasar pemahaman teoritis dengan pengalaman-pengalaman praktis sebagai
bentuk penerapannya yang bersifat dinamis.
Di Sumatera Utara
terdapat berbagai komoditi hasil-hasil perkebunan, seperti: karet, sawit, kopi
nilam, jahe, kemiri, aren, pinang, coklat, kelapa, panili, kemenyan, kulit manis,
dan cengkeh yang memberi peluang untuk mendirikan industri pengolahan hasil
perkebunan. Luas areal perkebunan adalah 1.629.156 Ha atau 22,73% dari Luas
Sumatera Utara, dengan produksi sebesar 12.225.234 ton untuk 23 komoditi
diantaranya sawit, karet, kopi, teh, kakao dan kelapa.
Menurut pengusahaannya
areal perkebunan dibagi menjadi:
1.Perkebunan rakyat seluas 815.071 Ha dengan produksi 2.829.280 ton.
2.Perkebunan Swasta (PBS) seluas 425.551 Ha dengan produksi 4.934.556 ton
3.PTPN seluas 388.534 Ha dengan produksi 4.461.398 ton
Rata-rata pertambahan luas lahan perkebunan sebesar 0,72% pertahun dan pertumbuhan produksi sebesar 2,74% pertahun.
1.Perkebunan rakyat seluas 815.071 Ha dengan produksi 2.829.280 ton.
2.Perkebunan Swasta (PBS) seluas 425.551 Ha dengan produksi 4.934.556 ton
3.PTPN seluas 388.534 Ha dengan produksi 4.461.398 ton
Rata-rata pertambahan luas lahan perkebunan sebesar 0,72% pertahun dan pertumbuhan produksi sebesar 2,74% pertahun.
Sektor pertanian menjadi prioritas utama
dalam pilar pembangunan di Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara, karena memiliki peranan cukup besar dan hampir 90 persen
masyarakat daerah tersebut berprofesi sebagai petani.Untuk itu, peningkatan
hasil pendapatan petani terus diupayakan melalui berbagai program, di antaranya
kegiatan peningkatan Pengetahuan Ketrampilan Sikap (PKS) dengan menggalakkan
penyuluhan pertanian sebagai wujud transfer of knowledge.Lahan pertanian pangan
berkelanjutan akan terus dipertahankan
serta dikembangkan dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
pertanian, perikanan dan peternakan.Produksi dan mutu pertanian akan
ditingkatkan sebagai bahan baku industri dengan sistem kemitraan usaha dan
perdagangan komoditas dalam memantapkan swasembada pangan berkelanjutan.
Permasalahan
1.
Kondisi petani dan keluarga petani rata-rata berlahan sempit dan
permodalan yang kecil.
2.
Sebagian besar status kepemilikan lahan kosong di Raya dimiliki oleh masyarakat
perantau dan tidak dapat diusahai petani setempat.
3.
Sarana maupun prasarana pendukung belum memadai.
Tujuan
Tujan
penulisan paper yang mengangkat permasalahan pertanian di Kabupaten Simalungun adalah:
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Simalungun merupakan sebagai bahan
informasi dan pertimbangan untuk
perencanaan pengembangan pertanian di Kabupaten Simalungun
2.
Bagi pembaca merupakan penambahan wawasan dalam bidang ilmu pengembangan
wilayah.
3.
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang terkait dengan pembangunan
daerah.
BAB II.
POTENSI
A. PANDANGAN UMUM
Provinsi Sumatera Utara memiliki keunikan tersendiri dalam kerangka
perekonomian nasional. Provinsi ini adalah daerah agraris yang menjadi pusat
pengembangan perkebunan dan hortikultura di satu sisi, sekaligus merupakan
salah satu pusat perkembangan industri dan pintu gerbang pariwisata di
Indonesia di sisi lain. Ini terjadi karena potensi sumber daya alam dan
karakteristik ekosistem yang memang sangat kondusif bagi pembangunan ekonomi
daerah dan nasional.
Potensi ekonomi kabupaten Simalungun sebagian
besar terletak pada produksi pertaniannya. Produksi lainnya termasuk tanaman
pangan, perkebunan, pertanian lainnya, industri pengolahan serta jasa.
B. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang
tersedia di Kbaupaten Simalungun adalah sarana perhubungan darat, angkutan sungai dan
selain itu juga tersedia fasilitas listrik, telekomunikasi dan air bersih.
C. INDENTIFIKASI BIDANG USAHA
POTENSIAL POTENSI SUMBERDAYA KOMODITI
Tanaman pangan
Diantara komoditi tanaman
pangan yang diusahakan secara menonjol di Kabupaten Simalungun adalah padi, kopi dan teh. Produksi dari ketiga komoditi tersebut
meningkatkan pesat pada tahun terakhir.
Tanaman buaha-buahan
Tanaman buah-buahan yang
potensial yang diusahakan masyarakat Pematang Raya dan daerah sekitar
Kabupaten Simalungun diantaranya ialah: jeruk dan durian.
Bidang
Kehutanan
Di bidang kehutanan, Sumatera Utara juga menyediakan sumber daya alam
yang melimpah. Pada 2005, total luas wilayah hutan mencapai 2.386.960 ha,
terdiri atas 1.297.330 ha hutan lindung dan 1.035.690 ha hutan produksi
terbatas. Dari seluruh potensi kehutanan yang ada, hutan yang dapat dikonversi
mencapai 879.270 ha dan hutan bakau seluas 477.070 ha. Produksi kehutanan di
luar kawasan Hak Pengelolaan Hutan (HPH) sebanyak 112.459,79 meter kubik kayu
bulat, 34.082,12 meter kubik kayu gergajian dan 187.128,74 meter kubi kayu
olahan. Sedangkan hasil hutan ikutannya terdiri atas 600 ton rotan dan 654,37
meter kubik Gondorukem.
TamananPerkebunan
Di sektor perkebunan, menunjukkan progress menggembirakan. Pada 2005, misalnya, luas areal perkebunan 1.746.340 ha, lalu bertambah menjadi 1.788.943 ha pada 2006, terdiri atas 1.008.525 ha perkebunan rakyat, 363.106 ha perkebunan pemerintah, dan 365.992 ha perkebunan swasta dengan total hasil produksi 4.199.834 ton. Total produksi perkebunan pada 2006 mencapai 1.788.943 ton, meningkat dibandingkan total produksi 2005 sebesar 4.048.411 ton.
Komoditas unggulan sektor perkebunan antara lain karet. Dengan luas areal
479.174 ha, berhasil diproduksi 367.113 ton karet setiap tahunnya. Perkebunan
sawit juga cukup luas, mencakup areal 908.080 ha dengan hasil produksi 13.830
ton. Luas perkebunan kelapa 125.969 ha dengan hasil produksi 99.529 ton.
Perkebunan kopi mencapai 78.119 ha dengan hasil produksi 55.597 ton, sementara
perkebunan kakao terhampar seluas 3.259 ha dengan hasil produksi 59.229 ton.
Peternak
Jenis ternak yang telah banyak dikembangkan di Kabupaten Simalungun yaitu, kerbau babi, sapi, kambing dan itik. Besarnya populasi ternak di Kabupaten Simalungun menunjukan bahwa untuk ternak ruininansia besar yang dominan adalah kerbau, untuk ruininansia kecil adalah babi dan untuk jenis unggas adalah itik. Sesuai dengan habitatnya dan tanggap masyarakat maka jenis-jenis ternak tersebut menjadi alternatif untuk dikembangkan.
Jenis ternak yang telah banyak dikembangkan di Kabupaten Simalungun yaitu, kerbau babi, sapi, kambing dan itik. Besarnya populasi ternak di Kabupaten Simalungun menunjukan bahwa untuk ternak ruininansia besar yang dominan adalah kerbau, untuk ruininansia kecil adalah babi dan untuk jenis unggas adalah itik. Sesuai dengan habitatnya dan tanggap masyarakat maka jenis-jenis ternak tersebut menjadi alternatif untuk dikembangkan.
Perikanan
Meski potensi perikanan laut di pantai timur atau Selat Malaka hanya 239 ribu ton per tahun, Sumatera Utara memiliki potensi perikanan yang sangat besar di Pantai Barat atau Samudera Hindia yang mencapai 917.000 ton per tahun. Kendati demikian, produksi ikan secara keseluruhan masih relative kecil dibanding potensi yang ada, yakni 10,53% per tahun. Produksi perikanan tidak hanya dari laut, tapi juga dari produksi perairan rawa, danau dan sungai yang mencapai 11.669,90 ton dengan hasil produksi perikanan laut yang mencapai 330.579,60 ton, dengan jumlah kapal 22.457 unit. Untuk hasil perikanan budidaya dan perikanan tangkap untuk tahun 2006 sebesar 388.559 ton.
Meski potensi perikanan laut di pantai timur atau Selat Malaka hanya 239 ribu ton per tahun, Sumatera Utara memiliki potensi perikanan yang sangat besar di Pantai Barat atau Samudera Hindia yang mencapai 917.000 ton per tahun. Kendati demikian, produksi ikan secara keseluruhan masih relative kecil dibanding potensi yang ada, yakni 10,53% per tahun. Produksi perikanan tidak hanya dari laut, tapi juga dari produksi perairan rawa, danau dan sungai yang mencapai 11.669,90 ton dengan hasil produksi perikanan laut yang mencapai 330.579,60 ton, dengan jumlah kapal 22.457 unit. Untuk hasil perikanan budidaya dan perikanan tangkap untuk tahun 2006 sebesar 388.559 ton.
Pariwisata
Selain potensial untuk pengembangan perikanan, Danau Toba juga merupakan objek wisata yang sangat terkenal di Pulau Sumatera. Jumlah wisatawan asing pernah mencapai 249.656 orang pada tahun 1996 walaupun pada tahun-tahun belakangan ini terjadi penurunan.penurunan yang sangat tajam pada kunjungan wisata tersebut disebabkan oleh krisis keamanan yang menyertai krisis ekonomi di indonesia serta ditutupnya pabrik Pulp PT. Indorayon yang melibatkan investor asing. Walupun demikian dengan keindahan alam dan kekhasan budaya yang ada Danau Toba tetap merupakan objek wisata yang menarik.
Selain potensial untuk pengembangan perikanan, Danau Toba juga merupakan objek wisata yang sangat terkenal di Pulau Sumatera. Jumlah wisatawan asing pernah mencapai 249.656 orang pada tahun 1996 walaupun pada tahun-tahun belakangan ini terjadi penurunan.penurunan yang sangat tajam pada kunjungan wisata tersebut disebabkan oleh krisis keamanan yang menyertai krisis ekonomi di indonesia serta ditutupnya pabrik Pulp PT. Indorayon yang melibatkan investor asing. Walupun demikian dengan keindahan alam dan kekhasan budaya yang ada Danau Toba tetap merupakan objek wisata yang menarik.
D. BIDANG USAHA UNGGULAN LAYAK
DIKEMBANGKAN
Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah
kabupaten Simalungun,
maka komoditi unggulan yang akan dijadikan
profil komoditi ialah :
-Produksi Jeruk
-Produksi Teh
- Produksi Kopi
- Wisata Danau Toba
-Produksi Jeruk
-Produksi Teh
- Produksi Kopi
- Wisata Danau Toba
BAB
III.
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Jeruk merupakan salah satu
hasil perkebunana di Pematang Raya. Budidaya komoditi ini telah dilakukan sejak lama dan tanaman jeruk ini tumbuh subur di Raya karena didukung oleh
agroklimat dataran tinggi yang memang cocok untuk perkebunana tanamana jeruk.
Selain Jeruk, salah satu hasil perkebunan di
Kabupaten Simalungun yang sangat bagus komoditinya ialah Teh, yang berada di
daerah Sidamanik.
Wisata
Agro merupakan perpindahan sementara manusia dari daerah asal ke daerah tujuan;
terjadinya pergerakan tersebut karena ada daya tarik berupa keindahan suasana alam atau
obyek wisata pertanian di daerah tersebut. Keindahan hamparan tanaman teh
beserta aktivitas didalamnya merupakan salah satu alasan kawasan Kebun Teh
Sidamanik dikembangkan sebagai kawasan Wisata Agro. Seiring dengan pengembangan
fungsi kebun sebagai kawasan wisata maka pengelola dituntut untuk bisa
memuaskan pengunjung yang datang selain optimalisasi produksi tanaman teh.
Tujuan bisnis wisata adalah menciptakan dan mempertahankan pengunjung/pelanggan
yang mendatangkan laba/keuntungan dimana kepuasan pelanggan merupakan tujuan
sentral pemasaran kawasan wisata.
Perencanaan
lingkungan fisik kawasan wisata akan dapat memberikan kepuasan kepada
pengunjung bila didasarkan pada perilaku berlingkungan (behaviour) manusia
dengan menggunakan hirarki kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan tingkat
kebutuhan wisatawan, fenomena yang terjadi meliputi :
1.
Kebutuhan pokok (basic need):
makan, minum, istirahat dan tempat berlindung
2.
Kebutuhan sekunder: pemenuhan rasa
harga diri, berupa pengakuan dan kepercayaan orang lain Keinginan
sosial, seperti keinginan bersama dengan orang lain
3.
Bermain dan bersantai: timbul
keingintahuan, pengalaman baru, dorongan untukrekreasi, kenyamanan dan estetis
4.
Kesehatan mental dan fisik
Selanjutnya berdasarkan motivasi,
terdapat beberapa alasan wisatawan untuk mengunjungi suatu obyek wisata
diantaranya (a) untuk mencari originalitas dan menyatu dengan masyarakat
sekitar (b) untuk mencari keindahan, dan (c) untuk melepaskan kejenuhan dan
mencari atau mengenal dan mempelajari sesuatu yang belum pernah diketahui
Kawasan Wisata Agro Sidamanik dapat dikembangkan untuk berbagai kegiatan, baik
yang terkait dengan produksi minuman teh, perlindungan dan konservasi kawasan,
maupun untuk kenyamanan kegiatan rekreasi dan wisata. Pengembangan usaha wisata
agro ini diharapkan akan lebih meningkatkan pendapatan dan keuntungan,
disamping usaha pokok produksi teh yang ada serta tetap menjaga dan
melestarikan lingkungan Kebun Teh Sidamanik.
BAB IV.
KENDALA DAN TANTANGAN
Kendala
Kendala Pengelolaan pertanian yang ada di Kabupaten Simalungun
diantaranya ialah:
1. Kurangnya dukungan infrastruktur,
seperti jaringan irigasi yang sudah ada belum memadai.
2. Belum optimalnya pemanfaatan potensi pertanian yaitu lahan kosong yang tersebar luas di seluruh Kecamatan.
3. Masih lemahnya dukungan kelembagaan petani yaitu belum ada kelembagaan petani yang mandiri.
4. Belum optimalnya pelaksanaan konservasi lahan maupun perairan umum.
5. Penguasaan pasar oleh petani masih lemah.
6. Penguasaan dan penerapan Iptek masih lemah.
2. Belum optimalnya pemanfaatan potensi pertanian yaitu lahan kosong yang tersebar luas di seluruh Kecamatan.
3. Masih lemahnya dukungan kelembagaan petani yaitu belum ada kelembagaan petani yang mandiri.
4. Belum optimalnya pelaksanaan konservasi lahan maupun perairan umum.
5. Penguasaan pasar oleh petani masih lemah.
6. Penguasaan dan penerapan Iptek masih lemah.
Sedangkan Kendala Pengelolaan perkebunan Jeruk dan Teh
yang ada di Raya dan
Sidamanik adalah
kurangnya pemberdayaan terhadap Kebun Tersebut. Perkebunan Jeruk dan Teh perlu mendapatkan perhatian
Pemkab Simalungun dalam hal pembangunan fasilitas seperti angkutan dan mini market. Dan agar
pihak pengelola Kebun Jeruk dan kebun Teh yang menjadi kebanggaan masyarakat Raya dan Sidamanik,membuat tempat
pariwisata dan kebersihan kebun tetap
terjaga. Permasalahannya juga agar pemerintah dan masyarakat sekitar
memperhatikan kebun-kebun tersebut agar tetap berproduksi dan tidak terbuang, karena begitu
banyak jeruk dan
teh yang tebuang di Raya dan atau di Sidamanik dan belum dikelola dengan
baik. Agar perkebunan tetap di jaga kebersihannya dan dapat di buat menjadi tempat
pariwisata.
Tantangan
Pengembangan suatu kawasan wisata
tidak lepas dari peran serta masyarakat sekitarnya, Sektor
pertanian di masa kini dan masa mendatang diharapakan tetap berperan
sebagai penyangga perekonomian nasional, karena kontribusinya sangat nyata,
berupa penyediaan pangan, penyedian bahan baku industri, pencapaian produk
domestik Bruto/PDB, penghasil ekpor dan devisa negara, penyedian lapangan
pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat petani, serta menjaga kelestarian
dan kesimbangan lingkungan.Namun untcapaiannya tidak lepas dari peran para
petani di Kabupaten Simalungun. Adanya tantangan-tantangan seperti cuaca yang tidak mendukung harus
mampu membuat para petani memperhatikan
tanaman pertanian lebih serius.
BAB V.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengandalkan
sektor pertanian sebagai unggulan, dalam mewujudkan pembangunan berwawasan
lingkungan yang berkelanjutan pada lahan pertanian di daerah tersebut.Untuk
mewujudkan pembangunan wilayah yang merata, pertanian akan dijadikan sebagai
sektor unggulan dalam menuju masyarakat mandiri dan sejahtera. Lahan pertanian
pangan berkelanjutanmakan terus dipertahankan serta dikembangkan dengan
meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian, perikanan dan
peternakan.Produksi dan mutu pertanian akan ditingkatkan sebagai bahan baku
industri dengan sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas dalam
memantapkan swasembada pangan berkelanjutan. Diversifikasi dan pengelolaan
pertanian akan ditingkatkan dengan mengembangkan sektor industri berwawasan
lingkungan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.Selain pertanian, industri dan
pariwisata juga telah ditetapkan dalam kebijakan pemantapan fungsi kedudukan
kabupaten sebagai bagian dari sistem kawasan strategi nasional yang menjadi
andalan mendukung pembangunan di wilayah setempat.
Saran
Pemerintah kabupaten
Simalungun perlu untuk mengembangkan
pertanian dengan lebih baik lagi, harus
mampu memberikan solusi untuk perencanaan bagaimana pertanian dapat dikelola
dengan baik. Masyarakat harus diberdayakan, fasilitas, infrastruktur harus
dibangun dengan sebagus mungkin, akses jalan menuju wisata harus lebih baik
lagi, dan pemerintah daerah harus segera turun tangan melihat keadaan tersebut
karena struktur
perekonomian lapangan usaha angkutan dan komunikasi memberikan sumbangan yang
mampu mengembangkan pendapatan daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Abigael, O. 2011.
Analisis Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Simalungun. Diakses dari : http://www.scribd.com/doc/101319629/34/Analisis-Sektor-Pertanian#.
[06 Januari 2013] [09.00 WIB].Pemkab
Asahan. 2009. Profil Wilayah Kabupaten Asahan. Asahan
Dillon, H.S.2004. Pertanian Membangun Bangsa. Dalam
: Aziza, A.N. Analisis Prioritas Pengembangan Wilayah Berdasarkan
Potensi Pertanian Padi. 2008. IPB Press. Bogor.
Indrawidyastuti.2011.Perubahan Iklim Tantangan Bagi
Petani. . Diakses dari: http://www.waspada.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar