Senin, 07 Januari 2013


Potensi Pariwisata Taman Wisata Iman di Kabupaten Dairi dan Pengembangannya

Oleh :   Sartika E C Siallagan / 101201149
Program Studi Kehutanan, Sumatera Utara

BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Dairi adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera UtaraIndonesia. Ibu kotanya ialah Sidikalang. Kabupaten ini kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Barat dengan dasar hukum Undang Undang Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan yang dikelurkan pada tanggal 25 Februari 2003.Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 22 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 hektare) yang terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.
Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s.d. 1.250 m di atas permukaan laut, dengan 15 kecamatan. Jumlah penduduk Kabupaten Dairi akhir tahun 2004 adalah sebanyak 271.521 jiwa dengan banyaknya rumah tangga sebesar 59.197. Penyebaran penduduk tersebut tidak merata di 14 kecamatan definitif. Ada banyak objek wisata yang dapat kita nikmati di kabupaten Dairi, salah satunya adalah Taman Wisata Iman. Kabupaten Dairi sebagai salah satu kabupaten yang terdapat di Sumatra Utara, merupakan salah satu contoh kabupaten yang berhasil mengembangkan keberagaman keyakinan menjadi potensi dalam bidang pariwisata. Kabupaten dengan jumlah penduduk sekitar270.000 jiwa ini, hidup secara berdampingan dalam kerukunan antaragama.

Tujuan
Tujuan dari pengembangan potensi Taman Wisata Iman di Kabupaten Dairi adalah:
1.        Untuk mengetahui bagaimana Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten.
2.        Bagi pembaca merupakan pengetahuan bagi wisatawan yang sering berkunjung ke tempat-tempat wisata.
3.        Sebagai bahan masukan bagi masyarakat di kabupaten Dairi sendiri dan di luar kabupaten Dairi, serta bagi peneliti lain yang terkait dengan pengembangan suatu wilayah.


BAB II
POTENSI
Parwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidah nampak hanya dapat merasakannya, terlebih lagi pariwsata itu sebenarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ignin melepaskan kepenatan. Oleh karena itu bermacam-macam pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik di mna orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari tempat-tempat objek wisata tersebut beserta atraksi-atraksi yang ada pada objek wisata tersebut. Salah satu objek wisata yang ada di Kab. Dairi adalah Taman Wisata Iman. Taman Wisata Iman merupakan salah satu objek wisata rohani yang terletak dikawasan Bukit Sitinjo Sidikalang. Objek wisata ini menghadirkan pemandangan perbukitan dari sudut pandang yang sangat luas. Objek wisata ini berprospek tinggi karena didukung fasilitas yang baik. Taman Wisata Iman memiliki potensi wisata yang layak dan produktif, yang artinya setiap kegiatan pembangunan pariwisata memberikan tempat menurut kebutuhan fungsi masing-masing sehingga terwujud suatu lingkungan yang harmonis dan di lain pihak meningkatkan kesempatan kerja, kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa, dan memperkenalkan alam dan kebudayaan dengan memanfaatkan objek wisata yang ada.
Potensi ini, oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi dilihat sebagai salah satu aset daerah untuk pengembangan kabupaten ini ke depan, terutama pengembangan dalam wisata religius. Oleh sebab itu, pada awal tahun 2001, Bupati Dairi yang kala itu dijabat oleh Dr. Master P Tumanggor merancang sebuah kawasan yang di dalamnya terdapat beberapa fasilitas beribadah yang mampu mengakomodir semua pemeluk agama di kabupaten tersebut. Untuk mewujudkan gagasan itu, maka bupati mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat dan pemuka agama yang ada di sekitar Kabupaten Dairi untuk berdialog guna merealisasikan rencana ini. Dari pertemuan tersebut didapat kesepakatan mengenai lokasi pembangunan Taman Wisata Iman Dairi yaitu di Perbukitan Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Lokasi yang ditutupi oleh hutan dan pepohonan pinus, sangat bagus untuk dijadikan sebagai kawasan religius (iman) sekaligus tempat berwisata.
Dengan memanfaatkan lahan seluas 13 hektar, Pemda setempat membangun beberapa tempat ibadah, seperti Gereja, Masjid, Vihara,Kuil, serta arena bermain dan fasilitas pendukung untuk berwisata. Pembangunan proyek dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun mulai dari tahun 2001 hingga tahun 2003 sebagai tahap awal dari pembangunan. Untuk selanjutnya, guna melengkapi beberapa fasilitas pendukung, Pemda setempat melakukannya secara bertahap agar Taman Wisata Iman Dairi betul-betul menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah dan berwisata. Selain untuk mendatangkan wisatawan dari daerah di Sumatra Utara dan daerah di luar provinsi untuk beribadah, ke depannya Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi menargetkan kawasan ini nantinya menjadi kawasan wisata iman bagi wisatawan mancanegara.
Eksotik, menawan, dan penuh nuansa religius itulah kata yang pantas untuk mengungkapkan panorama yang terdapat di Taman Wisata Iman Dairi. Rancangan tata ruang dalam pembangunan Taman Wisata Iman Dairi, diatur secara sempurna. Bukit yang semula tertutup hutan, diimbangi dengan bangunan-bangunan ibadah dan beberapa miniatur sebagai daya tarik lebih. Masing-masing miniatur tersebut, menggambarkan beberapa kejadian dan tempat yang dianggap suci oleh beberapa agama. Pada pintu masuk, para wisatawan disambut oleh patung Sang Buddha dan sebuah candi yang dipergunakan untuk tempat beribadah umat Buddha. Vihara Saddhavadana menjadi nama candi yang dirancang mengikuti desain seperti bangunan Candi Borobudur yang terdapat di Jawa Tengah. Patung Buddha tersebut dibuat dengan posisi bermeditasi sembari duduk bersila, dengan posisitelapak tangan kanan menghadap ke depan seperti sedang melakukan salam hormat, sementara posisi tangan kiri menopangsikunya dari bawah.
http://www.wisatamelayu.com/id/images/obyek/ob-feb-jan-17-iman-1.jpg
Vihara Saddhavadana
Sumber Foto: 
http://www.sweetmarias.com
Sekitar 100 meter dari lokasi Vihara Saddhavadana dan patung Buddha, terdapat gereja Oikumene dan beberapa miniatur salib untuk tempat peribadatan umat Kristen Protestan. Gereja tersebut dibangun di atas perbukitan yang di depannya (lembah) terpampang pemandangan alam yang menawan. Persis di samping Gereja, dibangun beberapareplika salib besar yang dipasang secara berjejer. Sebagian dari replika salib, beberapa di antaranya menceritakan proses perjalananpenyaliban (via dolorosaterhadap Yesus guna membebaskan manusia dari dosa sebagaimana yang dikisahkan Kitab Suci (Injil).
http://www.wisatamelayu.com/id/images/obyek/ob-feb-jan-17-iman-2.jpg
Gereja di TWI Dairi
Sumber Foto: maria simanjuntak
Di lokasi yang sama, dibangun sebuah patung Abraham ketika sedangmenyerahkan kurban kepada Tuhan. Di samping patung Abraham, terdapat pula sebuah patung Nabi Musa. Patung tersebut menggambarkan tentang perjalanan Nabi Musa yang bersiap-siapmenerima sepuluh perintah dari Tuhan sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab. Patung tersebut sengaja dibangun tidak jauh dari relief Salib, sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan wisatawan terhadap agama ini dari dekat mengenai kisah perjalanan sang pembawa ajaran agama tersebut.
Berjalan beberapa menit dari lokasi patung Abraham dan Musa, terdapat Gua Bunda Maria yang disimbolkan sebagai wanita suci bagi Kristen Khatolik. Di dalam gua tersebut terdapat patung Bunda Maria yang berparas cantik dengan posisi berdiri menggunakan pakaian jubah berwarna putih dipadu dengan biru muda. Gua dengan ukuran kecil tersebut dibangun persis di lereng perbukitan dengan pintu manghadap ke lembah. Sementara komposisi bangunan menggunakan batu dan semen yang dibentuk persis menyerupai gua yang ada di alam bebas.
http://www.wisatamelayu.com/id/images/obyek/ob-feb-jan-17-iman-3.jpg
Gua Bunda Maria di Taman Wisata Iman Dairi
Sumber Foto: 
maria simanjuntak
Setelah melewati Gua Bunda Maria, para wisatawan akan disuguhkan sebuah bangunan rumah ibadah (Kuil) Hindu. Kuil yang dibangun mengikuti rancangan bangunan kuno ini menyerupai pura yang terdapat di Bali, terutama bangunan menaranya.  
Sementara pada bagian dalam taman, terdapat sebuah miniaturKabah seperti yang terdapat di dalam Masjidil Haram, Makkah. Disekeliling bangunan miniatur Ka‘bah dihiasi dengan tanaman bungayang beraneka warna. Pembangunan miniatur Ka‘bah ini sebagai upaya menghadirkan simbol suci bagi umat Islam di dalam taman. Dengan kehadiran miniatur ini, diharapkan para pengunjung terutama umat Islam dapat mengenal simbol agama mereka sembari berwisata. Tidak jauh dari Miniatur Kabah, berdiri sebuah bangunan masjid yang diperuntukkan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah.
Taman Wisata Iman Dairi ini, tidak hanya dipenuhi bangunan-bangunan peribadatan bagi umat beragama. Taman wisata iman ini juga dihiasi dengan beberapa keindahan panorama alam dan barisanhutan pinus yang begitu rindang. Sungai yang mengalir dari perbukitan, menambah daya tarik dari taman ini. Komposisi bangunan-bangunan peribadatan berpadu dengan keindahan alam yang memukau, menjadikan Taman Wisata Iman Dairi sebagai salah satu lokasi wisata favorit di Kabupaten Dairi.
http://www.wisatamelayu.com/id/images/obyek/ob-feb-jan-17-iman-4.jpg
Taman Bunga di TWI Dairi
Sumber Foto: 
maria simanjuntak

BAB III
DESKRIPSI TEORI LOKASI
Taman Wisata Iman berada di Bukit Sitinjo dengan luas 130.000 m2, terletak di Kecamatan Sitinjo. Di Taman Wisata Iman ini dapat disaksikan sederetan patung nabi-nabi, yaitu antara lain patung Budha setinggi 5 meter terbuat dari batu asli berada di dalam Vihara, patung Abraham ( nabi Ibrahim ), Nabi Musa saat akan menerima Sepuluh Perintah Allah, Gua Betlehem, 14 tahap perjalanan salib (Via Dolorosa), Gua Bunda Maria, Bukit Golgata, Gereja, Kuil Hindu, Lapangan manasik haji dan sebuah mesjid yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan. Taman Wisata Iman dibangun dengan tujuan agar pengunjung dapat menyaksikan, menikmati dan menghargai alam ciptaan Tuhan serta menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan hidup, termotivasi untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, mempererat hubungan silaturahmi antar umat beragama.
           
Tarif Memasuki Taman Wisata Iman
Dewasa
Rp.5.000/orang
Anak-anak
Rp.3.000/orang
Roda 2
Rp.2.000/kendaraan
Roda 4
Rp.5.000/kendaraan
Roda 6
Rp.7.000/kendaraan
Asrama
Rp.200.000/kamar/hari
Aula
Rp.400.000/kegiatan/ha

Taman Wisata Iman dibangun pada lahan seluas 13 hektar, disana terdapat beberapa tempat ibadah, Seperti Masjid, Gereja, Vihara, Kuil, dan arena bermain juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk berwisata. Pembangunan TMI ini mulai dilaksanakan dari tahun 2001 hingga tahun 2003. Guna melengkapi beberapa fasilitas pendukung,selanjutnya Pemda setempat melakukannya secara bertahap agar tempat wisata ini benar-benar menjadi tempat yang nyaman untuk berwisata dan beribadah.
Untuk menuju lokasi TMI ini perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan BUS atau angkutan umum, dan tentunya sangat mungkin jika menggunakan mobil pribadi, atau mobil sewaan. Jika menggunakan angkutan umum (bus), perjalanan dimulai dari Bandar Udara Polonia Medan menuju Kota Sidikalang yang berjarak 152 km dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Dari Kota Sidikalang, perjalanan dilanjutkan menuju lokasi yang berjarak sekitar 10 km dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.




BAB IV
TANTANGAN DAN KENDALA
Sejak dibangun tahun 2001 lalu TWI telah menunjukkan prospek yang cukup menjanjikan. Menurut P Silalahi bahwa dalam 2 tahun terakhir walaupun pengerjaannya masih mencapai 70 persen telah dapat menambah PAD Kabupaten Dairi sekitar Rp 250 juta dengan jumlah pengunjung sekitar 148.200 orang.
Target semula yang diperkirakan dari kawasan itu sebenarnya tidak muluk-muluk dan hanya Rp 50 juta. Namun lonjakan pengunjung sejak awal Januari tahun 2006 TWI telah menjadi salah satu sumber PAD andalan. Untuk minggu pertama bulan Januari 2006 saja pengunjung yang terdata mencapai 11.623 orang dan berlanjut walaupun ada penurunan hingga bulan Agustus sudah mencapai 124.724 orang.
Deretan pedagang souvenir dan pedagang asongan telah pula menunjukkan bahwa kawasan itu telah membuka lapangan kerja bagi warga setempat. Walaupun produk yang dijual masih harus didatangkan dari luar, namun minimal sudah ada titik pemacu untuk melahirkan pengrajin-pengrajin yang bisa dipasarkan di kawasan itu. Kondisi fasilitas wisata yang masih minim seperti halnya perhotelan, air, sarana umum lainnya yang dapat membuat pengunjung merasa betah dan nyaman masih menjadi kendala dalam mewujukan TWI menjadi sektor andalan. P Silalahi yang sudah 2 tahun terlibat dalam pengelolaan taman itu, mengaku dengan berbekal pengamalam selama 29 tahun bekerja di Pemda DKI mencoba melakukan hal-hal yang dapat mendukung perkembangan TWI.
Pelaku wisata diakuinya belum bisa diandalkan dan masih membutuhkan pembinaan, ”Pernah suatu waktu seorang pengunjung bertanya, namun oleh pelaku wisata yang ada di kawasan itu dengan gamblang menjawab, “kau carilah disitu, untuk apa kau jalan-jalan disini”.
Sikap seperti itu akan diupayakan secara perlahan hilang seiring dengan pembinaan terhadap pelaku wisata yang akhirnya bisa menjadi guide bagi pengunjung dalam memberikan pelayananan yang memuaskan.
Sebuah konsep yang menjanjikan juga tengah direncanakan dengan membuat teropong yang akan dapat digunakan memantau seluruh pengunjung sekaligus dapat digunakan pengunjung melihat keindahan alam di luar kawasan Iman itu. Dengan asumsi setiap penggunaan teropong itu dikenakan biaya Rp 3000 per orang akan dapat menghasilkan uang RP 3 miliar dengan perkiraan pengunjung sebanyak 1juta orang. Keberhasilan Kabupaten Dairi membangun TWI merupakan salah satu terobosan untuk memanfaatkan alam dengan spesifikasi yang baru karena selain mendongkrak PAD juga menjadi simbol kerukunan umat beragama.
Antara harapan dan kenyataan, Sekda, Ir B Sinaga mengatakan bahwa pengelolaan TWI bukan tidak mungkin akan menjadi icon kepariwisataan bukan saja Kabupatean Dairi akan tetapi juga menjadi milik Sumut. Pemkab memang menyadari tidak akan mampu untuk melakukan pengelolaan secara maksimal dan untuk itu akan tetap direncanakan untuk membentuk satu lembaga/wadah untuk melakukan penanganan apakah itu dalam bentuk otorita atau yang lain namun intinya untuk menjadikan kawasan wisata yang dikunjungi bukan saja tingkat lokal melainkan juga mencapai tingkat manca negara, tandasnya.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Taman Wisata Iman merupakan salah satu tempat wisata yang cukup mempengaruhi kondisi pengembangan wilayah dan keuangan pada masyarakat di Kabupaten Dairi
2.      Dengan adanya Taman Wisata Iman, kita dapat mengetahui betapa pentingnya budaya ataupun pengetahuan dari potensi yang kita dapat dari sektor tersebut
3.      Sektor wisata yang terdapat di Kabupaten Dairi ini memiliki beberapa proses yang panjang dalam penembangan wilayah yang diperoleh

Saran
            Adapun saran yang dapat saya berikan adalah agar kita dapat menjaga dan mengembangkan potensi wilayah dan kegunaannya dalam masyarakat setempat dan mempengaruhi kondisi keuangan maupun lingkungan yang akan kita peroleh.


DAFTAR PUSTAKA
regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.
repository.usu.ac.id/handle

Tidak ada komentar:

Posting Komentar