Minggu, 06 Januari 2013

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERTANIAN DAN PARIWISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA


STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERTANIAN DAN PARIWISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

Dosen Pembimbing :
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si

Oleh : Dedy H Silaban (101201178) : Mahasiswa Kehutanan USU 2010

Kabupaten Simalungun adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Suku Batak Simalungun merupakan penduduk asli dari kabupaten ini. Bupatinya saat ini adalah DR. Jopinus Ramli Saragih S.H M.M yang sedang bertugas untuk masa bakti 20102015 sedangkan Wakil Bupatinya Hj. Nuriaty Damanik S.H.
Ibu kota kabupaten telah resmi berpindah ke Pematang Raya pada tanggal 23 Juni 2008 dari Kota Pematangsiantar yang telah menjadi daerah otonom, setelah tertunda selama beberapa waktu.
Letak Geografi
Kabupaten ini memiliki 30 kecamatan dengan luas 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Tanah Jawa dengan luas 49.175 ha, sedangkan yang paling kecil luasnya adalah Kecamatan Dolok Pardamean dengan luas 9.045 ha. Keseluruhan kecamatan terdiri dari 306 desa dan 17 kelurahan. Di Kabupaten ini juga terdapat sebuah universitas, yaitu Universitas Simalungun, tepatnya di Jalan Sisingamangaraja.
Batas Wilayah
            Kabupaten ini memiliki batas-batas dengan beberapa daerah kabupaten yang lain yaitu :

Potensi Pertanian
Potensi ekonomi kabupaten Simalungun sebagian besar terletak pada produksi pertaniannya. Produksi lainnya termasuk tanaman pangan, perkebunan, pertanian lainnya, industri pengolahan serta jasa.
Produksi Padi di Kabupaten Simalungun merupakan produksi terbesar kedua di Sumatera Utara pada tahun 2003 sesudah Kabupaten Deli Serdang. Produksi Kelapa sawit dari perkebunan yang ada di kabupaten ini menjadi komoditas utama, kedua terbesar di Sumatera Utara setelah Kabupaten Labuhanbatu (2001).
Lahan pertanian yang subur dan luas menjadi modal utama perekonomian Simalungun dan menjadikan daerah ini lumbung padi terbesar kedua Sumatera Utara setelah Kabupaten Deli Serdang. Terletak pada ketinggian 369 meter di atas permukaan laut, Simalungun mampu menarik perhatian masyarakat luar daerah sejak zaman kolonial.
Kehadiran pemerintahan kolonial memberi arti penting bagi perkembangan pertanian. Irigasi yang bersumber dari bendungan, salah satu bentuk pembangunan zaman kolonial, dimanfaatkan petani untuk mengairi sawah.
Lahan sawah, termasuk ladang, tersebar merata di setiap kecamatan. Tahun 2001 misalnya, petani Simalungun memproduksi beras 293.179 ton, 190 persen dari kebutuhan lokal. Simalungun setiap tahun surplus beras yang disalurkan ke daerah sekitarnya melalui Dolog maupun pasar tradisional.




Swasembada pangan Simalungun teruji puluhan tahun dan masih akan terus berlangsung. Dalam beberapa kesempatan, niat petani menanam padi tidak begitu kuat. Tahun 1995, petani bersemangat menanam kelapa sawit sehingga tidak sedikit lahan sawah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Alih fungsi lahan ini tidak mengganggu Simalungun sebagai penghasil beras. Produksi beras Simalungun tahun 1995 surplus 149.255 ton.

Potensi Pariwisata
1.      Parapat

Kota turis Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon dengan pesona keindahan alam Danau Toba masih menjadi andalan tujuan wisata Kabupaten Simalungun yang mengedepankan objek wisata alam lainnya, seperti Tigaras, Haranggaol, Tinggiraja,  Pemandian Alam Sejuk, dan Pemandian Karang Anyer. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhxtmbHxV4TdvyM2P__Iincrdy6WWZZiHobF-lUuIaz_PPE6jvPwXCwmTxFNn-nJe-XKbv75R_Ti3-wamyyX0zz0xlTYxaD5qn1-qpM2gvjPVIBXBMwEGMjOpvA3xFdXBKm_P8hebFkByo/s1600/parapat.jpg
Simalungun juga mempunyai wisata cagar budaya rumah adat di Kecamatan Purba untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara. Untuk tahun ini, Pemkab Simalungun menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Parapat dan sejumlah objek wisata lainnya sebanyak 50 ribu orang.

2.      Wisata Dolog Tinggi
Salah satunya objek wisata pemandian air panas  yang dikenal dengan nama Dolok Tinggi Raja. Lokasi pemandian sangat asri konon menyimpan segudang cerita klasik, apalagi dibungkus mitos cerita legenda.
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTx2c89eH-UJnCNXkGPva6_eAUtikl9pgCDvg4b9joMQpzTJ47dPOHDuyP8FA
 Dolok Tinggi Raja atau yang sekarang ini dikenal masyarakat objek wisata pemandian air panas Tinggi Rajam, dihuni oleh penduduk dan punya legenda menarik Pemandian air panas Tinggi Raja terletak di Nagori Dolok Marawa Kecamatan Silou Kahean Kabupaten Simalungun. Jarak tempuh dari kota Pematangsiantar lebih kurang 121 km berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai. Objek wisata Tinggi Raja termasuk kawasan cagar alam dengan luas areal lebih kurang 167 Ha.
3.      Dolok Simarsolpah

Lokasi dolok Simasolpah ini berada tepat di dusun Durian Baggal, Desa Sindaraya, Kecamatan Raya Kahaean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Jika berangkat dari Pematang Raya memakan waktu kurang lebih 45 menit, jika dari Tebing Tinggi akan memakan waktu kurang lebih 1.5 jam perjalanan dengan bus.
http://simalungunonline.com/wp-content/uploads/2011/01/scan0030-300x198.jpg
Terbing Terjal Simarsolpah

Di sisi timur Dolok Simarsolpa terletak tebing terjal vertikal setinggi 250 meter. Tebing yang dikelilingi Bukit Barisan ini kerap menjadi incaran pemanjat tebing yang berkunjung ke Sumatera Utara. Bagian bawah tebing berlumut dan licin karena tertutup pepohonan lebat. Cacat tebingnya bervariasi, dari cerukan panjang mirip talang air sampai beberapa crack (rekahan). Pengaman yang banyak digunakan terutama sisip pegas (friend) dan beberapa buah piton (paku tebing). Panjat tebing Simarsolpah
 Juga terdapat banger pada tiap pitch (titik perhentian sementara). Di bagian tengah terdapat tiga buah gua kecil yang cocok untuk menginap jika menggunakan pemanjatan alpine. Puncak tebing berupa hutan lebat yang didominasi tumbuhan bambu. Secara keseluruhan grade (tingkat kesulitan) rute pemanjatan di Dolok Simarsolpa adalah 5.8 menurut versi Amerika.

4.      Batu Gantung
Batu GantungBatu gantung terletak di tebing perbukitan yang terletak di pinggir danau toba. Jaraknya kira-kira 3 KM dari Kota parapat. Untuk melihat batu Gantung dapat ditempuh dengan menggunakan Speed Boat atau kapal dengan waktu 45 menit. Menurut informasi yang didapat dari pemuka adat setempat, batu gantung adalah Jelmaan dari seorang Gadis desa setempat yang bernama Seruni. Seruni selalu sedih dan murung karena kedua orang tuanya menjodohkannya dengan sepupunya sendiri yang tidak dicintainya. Dia (seruni) selalu bersama dengan seekor Anjing "si Toki". Suatu hari, Seruni dan anjing kesayangannya pergi ke Tepi perbukitan sambil merenungi nasibnya,tiba-tiba Seruni terperosok dalam sebuah lobang dan terjepit oleh Batu besar Seruni putus asa dan dia memohon kepada Tuhan (Na Boloni) untuk mati. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBWzD1mzykBdg9oKHeKmYRGeEj5wyh9PBzBxJYJoPb1KVWRpsKOhc6MLKCIrr8VulSmo-8emGG89EKyk5YrEAixA3GpSTFznAqa9fSgYQOYjokLFa0SPi-xtjCM6I6_Fy5G-l_m2s2SjiS/s640/batunnn.png
Akhirnya terjadi peristiwa di tempat itu, gempa, hujan badai dan angin kencang. Keesokan harinya penduduk setempat melihat, ada sebentuk batu yang mirip dengan tubuh gadis dengan rambut hitam terurai yang melekat di salah satu tebing perbukitan di tepi Danau Toba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar