Minggu, 06 Januari 2013

PERTANIAN SEBAGAI LEADING SECTOR DALAM PEREKONOMIAN KABUPATEN SIMALUNGUN

Oleh : Mahdi Saragih/101201173
Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara


BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Secara umum pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP (Gross National Product) perkapita atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting yaitu: suatu proses yang berarti terjadinya perubahan terus menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarakat. Dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat yang terjadi dalam jangka panjang.
Pembangunan yang dititik beratkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan nasional mencakup beberapa aspek yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja serta kelestarian sumberdaya yang potensial. Keberhasilan pembangunan di Indonesia menuntut kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak dan peranan masing-masing sektor. Salah satu sektor yang diharapkan dapat menunjang tujuan pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian.
Peran sektor pertanian yang merupakan dasar bagi kelangsungan pembangunan ekonomi berkelanjutan diharapkan mampu memberikan pemecahan permasalahan bagi bangsa Indonesia, hal tersebut dikarenakan sektor pertanian mempunyai empat fungsi yang sama sangat fundamental bagi pembangunan suatu bangsa, yaitu (1) mencukupi pangan dalam negeri, (2) penyediaan lapnagn kerja dan usaha, (3) penyediaan bahan baku industri, dan (4) sebagai penghasil devisa negara (Dillon, 2004).
Potensi pertanian sebagai leading sector  dalam perekonomian ditunjukkan dengan bertahan dan tumbuh positif semasa krisis. Agar tercipta suatu potensi pertanian tersebut ditujukan:
1.      Hasil produksi pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto, merupakan penyumbangan nilai tambah (value added) terbesar dalam perekonomian nasional, diperlukan sebesar 45 persen total nilai tambah.
2.      Menyerap tenaga kerja terbesar
3.      Pemanfaatan lahan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan
4.      Terdapatnya sarana dan prasarana dalam menunjang pertanian
Kabupaten Simalungun sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki daerah yang cukup luas di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yaitu dengan luas wilayah 4.386,60 km2 menjadikannya sebagai daerah terluas ketiga setelah kabupaten Madina dan Langkat, serta dengan potensi kekayaan sumberdaya yang melimpah, yakni daerah lahan pertanian dan perkebunan yang luas. Pada tahun 2010 Kabupaten Simalungun tercatat sebagai daerah penghasil padi terbesar di Sumut dengan luas lahan pertanian sebesar 42.344 ha. Daerah perkebunan yg luas juga terdapat di daerah ini, baik perkebunan jagung luasnya sebesar 14.112 ha, sawit (27.155 ha) , karet (13..280,4 ha), kopi (9.610,3 ha), kakao (5.705,26 ha), cengkeh (442,88 ha), kelapa (2.952,38 ha), ubi jalar dan ubi kayu (14.214 ha) teh (3.500 ha) serta komoditi pertanian lainnya, yang terdiri dari perkebunan rakyat yang menjadi komoditas unggulan kabupaten ini.
Melihat kekayaan sumber daya alam yang melimpah tetapi tidak diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang meyakinkan, atau dengan fakta pertumbuhan ekonomi yang rendah, yaitu pertumbuhan ekonomi yang selalu berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi, maka sangat disayangkan jika potensi-potensi besar yang ada di Kabupaten Simalungun tidak bisa mendongkrak pertumbuhan perekonomian wilayah tersebut ketingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.
Maka dari itu setiap pemerintah daerah harus mengetahui sektor-sektor basis yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian daerah. Karena hal ini sangat erat kaitannya dengan peningkatan pembangunan daerah dan strategi perencanaan yang matang, serta kemampuan pemerintah untuk melihat pergeseran-pergeseran struktur ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dari tahun ke tahun. Untuk mengetahuinya pemerintah harus melakukan analisis terhadap sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan perekonomian daerah yang lebih besar.
1.2.Permasalahan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah:
1.      Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?
2.      Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor unggulan perekonomian Kabupaten Simalungun?
3.      Bagaimanakah perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun?
1.3.Tujuan
Dari permasalahan diatas, maka dapat ditetapkan tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.
2.      Untuk menentukan sektor-sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.
3.      Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah Kabupaten Simalungun.

BAB II. POTENSI-POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN SIMALUNGUN

Simalungun sebagai salah satu kabupaten di Sumatera Utara, letaknya diapit oleh 7 kabupaten/kota yaitu, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Karo, Toba Samosir, Asahan, Batu Bara, dan Pematang Siantar. Letak astronomis Kabupaten Simalungun adalah 02o36’–03o18’ Lintang Utara dan 98o32’ – 99o35’ Bujur Timur dengan luas wilayah 4.386,60 km2 yakni sekitar 6,12% dari luas wilayah Sumatera Utara dan menjadi daerah terluas ke-3 di Sumatera Utara setelah Kabupaten Madina dan Kabupaten Langkat.
Dalam sepuluh tahun terakhir (2001-2010) terlihat jelas bahwa struktur perekonomian Kabupaten Simalungun masih didominasi oleh pertanian dengan rata-rata kontribusi terhadap PDRB sebesar 58,41%, lalu dikuti oleh sektor industri pengolahan (16,45%), sektor jasa-jasa (10,14) serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (8,23%). Sementara itu sektor dengan kontribusi terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan rata-rata kontribusi sebesar 0,35%.
 
Sumber : Abigael, 2011.
Berikut ini merupakan beberapa komoditi unggulan sektor pertanian Kabupaten Simalungun :
1.      Tanaman Bahan Pangan
Kabupaten Simalungun adalah penghasil padi terbesar di Sumatera Utara. Pada tahun 2010 Kabupaten Simalungun menghasilkan padi sebanyak 461.294,08 ton yang terdiri dari padi sawah sebanyak 416.248,70 ton dan padi ladang sebanyak 45.043,38 ton. Produksi padi sawah berasal dari luas panen bersih sebesar 78.995 ha dan produksi padi ladang berasal dari luas panen bersih sebesar 14.348 ha.
Sentra produksi padi sawah terdapat di Kecamatan Hutabayu Raja dengan produksi 49.582,63 ton, Kecamatan Tanah Jawa dengan produksi 42.374,69 ton. Sedangkan untuk produksi padi ladang, sentra produksinya terdapat di Kecamatan Dolok Silau 11.962,14 ton, dan Kecamatan Purba 7.238,49 ton. Saat ini jagung merupakan salah satu komoditi andalan bagi petani, karena disamping biaya produksi yang relatif rendah dibanding komoditas lainnya, juga memiliki nilai tambah yang lebih besar. Kecamatan yang menghasilkan jagung paling banyak adalah Dolok Pardamean, Purba dan Sidamanik. Produksi jagung dari Kecamatan Dolok Pardamean sebesar 21.774,37 ton selanjutnya di Kecamatan Purba sebesar 18.520,35 ton, sementara dari Kecamatan Sidamanik 17.709,35 ton. Berikut ini merupakan grafik luas panen dan produksi tanaman padi/palawija di Kabupaten Simalungun pada tahun 2010 :
 
2.      Perkebunan
Sektor perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Simalungun yang mana sumbangan sub sektor perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2010 cukup tinggi.
Tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Simalungun baik yang dikelola oleh rakyat (perkebunan rakyat) maupun perkebunan swasta/PTPN, seperti karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, coklat, teh, dan lain-lain memberikan nilai yang cukup berarti bagi usaha peningkatan pendapatan masyarakat, hal ini terlihat dari produksi yang dihasilkan oleh tanaman perkebunan tersebut. Tanaman perkebunan rakyat didominasi oleh produksi kelapa sawit tahun 2010 mencapai 507.949,41 Ton.
3.      Perikanan dan Peternakan
Jenis ternak dibedakan atas ternak besar dan ternak kecil (unggas), ternak besar terdiri dari sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Sedangkan untuk ternak kecil dibedakan atas ayam dan itik.
Pada tahun 2010 jumlah ternak yang terbanyak dipotong untuk jenis ternak besar adalah babi dengan jumlah 45.005 ekor yang terdapat di setiap kecamatan dari total populasi 105.329 ekor. Sedangkan untuk populasi ternak kecil didominasi oleh ayam buras dengan populasi sebesar 1.049.231 ekor dan untuk populasi itik jumlahnya sangat sedikit sebesar 49.826 ekor. Rumah Tangga perikanan yang ada di Kabupaten Simalungun dengan jenis usaha yang terdapat di perairan umum dan di sawah /mina padi. Jenis perikanan yang di perairan umum seperti Danau/Waduk, Rawa-rawa, Sungai dan lainnya. Dari usaha perikanan ini dapat memberikan produksi sebesar 67,5 ton
4.      Kehutanan
Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan produksi, hutan lindung, dan hutan suaka alam dengan luas areal kawasan hutan 138.741,72 ha. Produksi hasil hutan Kabupaten Simalungun berupa Eucaliptus dan Rotan. Produksi kayu terbesar pada tahun 2010 adalah eucaliptus sebesar 283.871,49 m3 dan log rimba sebesar 27.336,96 m3.

BAB III. ANALISIS PENGEMBANGAN PERTANIAN  WILAYAH KABUPATEN SIMALUNGUN

3.1.Analisis Location Quotient (LQ)
            Berdasarkan penelitian Abigael (2011) yang menyatakan bahwa dari hasil perhitungan LQ pada Sembilan sektor yang terdapat dalam perekonomian Simalungun selama kurun waktu 2004-2010 hanya terdapat dua sektor basis dan tujuh sektor lainnya adalah sektor non basis. Dua sektor yang menjadi sektor basis adalah sektor pertanian dengan sektor jasa-jasa. Sementara itu tujuh sektor yang menjadi sektor non basis adalah sektor pertambangan & penggalian, sektor Industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan,asuransi dan jasa perusahaan. Berikut ini adalah nilai LQ  Kabupaten Simalungun Tahun 2004-2010 :
Berdasarkan tabel nilai LQ diatas yang menjadi sektor basis yaitu sektor pertanian dan jasa-jasa.  Sektor pertanian merupakan sektor yang mendominasi dalam pembentukan PDRB Simalungun dari tahun ketahun karena selalu mengalami paningkatan nilai LQ. Walaupun secara kontribusi terhadap perekonomian daerah selalu mengalami penurunan namun sektor pertanian masi tetap menjadi kontributor terbesar dan tetap memiliki kisaran nilai LQ tertinggi serta cenderung meningkat. Hal ini membuat sektor pertanian sebagai sektor yang memiliki nilai LQ terbesar di Kabupaten Simalungun.

3.2.Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun dikaitkan dengan wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dalam hal ini, PDRB sebagai variabel pendapatan digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun. Pertumbuhan sektor- sektor perekonomian di Kabupaten Simalungun dipengaruhi oleh tiga komponen pertumbuhan wilayah. Ketiga komponen itu adalah Provincial Share (Nij), Proportional Shift Komponen (Mij), dan Differential Shift Component (Cij). Dua komponen shift yaitu Proportional Shift Component dan differential Shift Component adalah berfungsi untuk memisahkan unsur-unsur pertumbuhan Kabupaten Simalungun yang bersifat dari dalam wilayah (intern) dan dari luar wilayah (ekstern). Yang mana Proportional Shift menunjukkan pengaruh dari luar yang bekerja dalam perekonomian daerah Simalungun sementara itu Differential Shift adalah menceritakan pengaruh faktor-faktor yang bekerja didaerah Kabupaten Simalungun.
Berdasarkan penelitian Abigael (2011) terdapat empat sektor dalam perekonomian Simalungun yang memiliki nilai Differential Shift Component (Cij) positif adalah sektor pertanian dengan nilai sebesar 84,956178, sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai 1,3700847, sektor listrik, gas dan air minum dengan nilai 5,1796197, serta sektor jasa-jasa dengan nilai sebesar 123,41782. Berdasarkan nilai hasil analisis Shift Share diatas, maka keempat sektor yang memiliki nilai positif tersebut adalah sektor dengan pertumbuhan yang cepat sehingga keempat sektor ini adalah sektor-sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Simalungun.
Sementara itu lima sektor lain yang memiliki nilai Cij negatif yaitu sektor industri pengolahan dengan nilai -69,88685, sektor bamgunan -1287232, sektor perdagangan,hotel, dan restoran -25,74714, sektor pengangkutan dan komunikasi -20,7144, serta sektor keuangan, asuransi dan jasa perusahaan -5,102695. Kelima sektor ini adalah sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat, sehingga kelima sektor ini adalah sektor-sektor yang kurang potensial.

3.3.Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Simalungun 2011
 
                                   Sumber : BPS Kabupaten Simalungun
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2011 mengalami percepatan dibanding pertumbuhan tahun 2010 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Pada Tahun 2011, laju pertumbuhan PDRB Simalungun sebesar 5,81 persen sementara tahun 2010 tumbuh sebesar 5,12 persen, percepatan pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi kurun waktu dasawarsa terakhir. Laju pertumbuhan PDRB Simalungun didorong oleh seluruh sektor kegiatan ekonomi dimana sektor pertanian merupakan pendorong terbesar (sumber pertumbuhan terbesar) yang mencapai 3,26 persen disusul oleh sektor jasa jasa 0,69 persen dab sektor industri 0,61 Bila ditelusuri lebih rinci maka sub sektor pertanian tanaman perkebunan merupakan pendorong terbesar yaitu 1,82 persen sementara pendorong pertumbuhan PDRB Simalungun terendah adalah sektor pertambangan dan sektor listrik, gas dan air bersih masing-masing 0,02 persen dan 0,04 persen.


BAB IV. TANTANGAN DAN KENDALA PENGEMBANGAN PERTANIAN WILAYAH KABUPATEN SIMALUNGUN

Menurut pengamatan Simarmata (2010) perkembangan pertanian Kabupaten Simalungun diera globalisasi ini masih berjalan ditempat atau bahkan mengalami kemunduran yang sangat signifikan. Hal ini dapat dibandingkan dengan perkembangan pertanian yang telah diraih oleh masayarakat di kabupaten karo. Perkembangan pertanian di Kabupaten  Karo sangat melonjak jauh meninggalkan daerah-daerah lainnya yang berbasis pada lahan pertanian meskipun jika dilihat dari peta geografis lahan pertanian Kabupaten Karo tidak begitu luas dibandingkan dengan Kabupaten Simalungun.
Keberadaan pertanian di Kabupaten Simalungun sangat memiliki peran penting dalam mengembangkan sistem pendapatan perkapita Kabupaten Simalungun. Hal ini dipengaruhi oleh struktur keberadaan wilayah Kabupaten Simalungun, dimana wilayahnya 98% di dominasi lahan-lahan pertanian. Namun hingga saat ini petani di Kabupaten Simalungun masih diabaikan oleh kepentingan-kepentingan para birokrat Kabupaten Simalungun. Banyak para pemimpin sebelum menduduki jabatannya, selalu berjanji ingin memberikan perhatian khusus terhadap rakyatnya yang notabene adalah petani, tetapi setelah duduk di kursi empuk semua lupa akan janji-janjinya tersebut. Kebanyakan para pemimpin Kabupaten Simalungun masa kini adalah pemimpin yang bertopengkan “ketulusan”. Tapi setelah terpilih mereka kembali kepada cita-cita aslinya : "merampok" kekayaan Kabupaten Simalungun.
Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang utama yang menyebabkan sistem pertanian di Kabupaten Simalungun mengalami kegagalan, yaitu :
1.      Kurangnya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan utama para petani, misalnya :
a.       Penyuluhan Sistem Pertanian Modern.
b.      Sulitnya memperoleh kebutuhan-kebutuhan tanaman, misalnya : Pupuk & obat-obatan (jika ada namun harga cukup mahal).
c.       Tidak adanya sarana-sarana pertanian, misalnya : Tractor, Jetor, dll.
2.      Sistem pertanian Simalungun masih bersifat tradisional.
3.      Kurangnya modal para petani dan rendahnya tingkat SDM petani.
4.      Belum optimalnya pengembangan komoditi unggulan di Kabupaten Simalungun.
5.      Menurunnya daya dukung lahan dan air. 
Ke lima poin di ataslah yang menjadi latar belakang utama sehingga pertanian di Kabupaten Simalungun sangat merosot. Peran utama pemerintah untuk merubah ini semua sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh kemajuan Kabupaten Sumalungun.
Menurut Simarmata (2010) ada enam poin penting yang dapat dijadikan sebagai kontribusi bagi para pemerintah Kabupaten Simalungun agar melahirkan sistem pertanian yang lebih mandiri dan berkembang, yaitu :
1.      Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Simalungun (Dinas Pertanian) sudah selayaknya membangun sebuah sistem komunikasi penyuluhan pertanian kepada para petani melalui tenaga-tenaga profesional di setiap kecamatan-kecamatan kabupaten Simalungun dimulai dari :
a.    Cara memilih tanaman yang akan ditanam
b.    Cara menanam tanaman yang baik.
c.    Pemupukan & Perawatan tanaman.
d.   Cara panen yang baik.
2.      Menyediakan kebutuhan-kebutuhan tanaman baik yang bersifat subsidi maupun nonsubsidi di setiap penyalur-penyalur resmi kecamatan hingga desa.
3.      Menyediakan saran-sarana pertanian di setiap desa, misalnya :
a.       Tractor (sesuai dengan kebutuhan petani)
b.      Jetor (sesuai dengan kebutuhan petani)
c.       Tempat Penampungan Akhir hasil pertanian
4.      Mendirikan Koperasi-koperasi Usaha Tani yang memberi bantuan kepada para petani dengan membebaskan bunga pinjaman di setiap desa.
5.      Membentuk kelompok-kelompok tani, yang dibentuk sesuai dengan kelompok/jenis tanaman yang akan ditanam oleh petani.
6.      Mendirikan sebuah sistem pengawasan yang independen terhadap para pelaksana penyalur dan penyuluh bantuan di setiap desa. Dapat menjalin kerjasama kepada organisasi-organisasi sosial nonpemerintahan.


BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dari hasil uraian diatas, maka sektor pertanian dan sektor jasa-jasa merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Simalungun, menurut hasil penelitian Abigael (2011) antara tahun 2004-2010 hasilnya menunjukkan bahwa kedua sektor ini merupakan sektor basis di Kabupaten Simalungun. Oleh sebab itu diperlukan suatu kebijakan dan dorongan dari Pemerintah, terutama dari pemerintah daerah sebagai penanggung jawab wewenang pengelolaan atas wilayah Simalungun untuk lebih mengembangkan potensi-potensi yang ada didaerah ini.  
Sektor pertanian, sebagai sektor dengan kontribusi terbesar dalam perekonomian Simalungun harus tetap dipertahankan dan dikembangkan lagi hasil-hasil produknya, baik melalui pengembangan produk turunan, perluasan lahan pertanian, peningkatan infrastruktur yang berhubungan langsung dengan pertanian serta dengan berbagai cara lainnya. Sektor pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman bahan pangan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan dan hasil-hasilnya, subsektor kehutanan, serta perikanan mengalami peningkatan secara keseluruhan dari tahun ketahun.
Pada tahun 2010 kabupaten Simalungun berada dalam posisi teratas dalam daftar penghasil produk pertanian didaerah Provinsi Sumatera Utara, dimana jika dilihat dari produksi pertanian per hektar, Kabupaten Simalungun dapat produksi perhektarnya sebesar 417.494 ton. Hal ini membuat Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten swasembada pangan. Kabupaten Simalungun sudah teruji swasembada pangannya selama puluhan tahun.
Jadi berdasarkan penjelasan diatas, maka kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa sektor pertanian di Kabupaten Simalungun dapat digolongkan sebagai sektor kedalam sektor unggulan karena termasuk sektor yang maju, merupakan sektor basis dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama ditingkat Provinsi.

5.2.Saran
Diharapkan  akan adanya perkembangan dan kemandirian ekonomi daerah untuk membangun potensi-potensi yang terdapat dalam wilayahnya sebagai syarat untuk memperkuat kedudukan daerah dalam perekonomian nasional.  Selain itu juga pemerintah Kabupaten Simalungun perlu menetapkan kebijakan pembangunan dengan prioritas sektor unggulan/sektor basis tanpa harus mengabaikan sektor non basis. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari tingkat penerimaan PDRB Kabupaten Simalungun.  

VI. DAFTAR PUSTAKA
Abigael, O. 2011. Analisis Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Simalungun. Diakses dari : http://www.scribd.com/doc/101319629/34/Analisis-Sektor-Pertanian#. [05 Januari 2013] [10.00 WIB].

BPS Kabupaten Simalungun. 2012.  Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Simalungun Tahun 2011. Berita Resmi Statistik kabupaten Simalungun No. 01/07/1209/Th. X, 18 Juli 2012.
--------------------------------. 2011. Simalungun Dalam Angka 2011. BPS dan BPPD Kabupaten Simalungun. Pematang Raya.

Dillon,  H.S.2004. Pertanian Membangun Bangsa. Dalam : Aziza, A.N. Analisis Prioritas Pengembangan Wilayah Berdasarkan Potensi Pertanian Padi. 2008. IPB Press. Bogor.

Simarmata, J.2010. Melirik Perkembangan Pertanian Kabupaten Simalungun. Diakses dari : http://talunparahap.blogspot.com/2010/05/melirik-perkembangan-pertanian.html. [05 Januari 2013] [11.00 WIB].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar