Senin, 07 Januari 2013

PENGEMBANGAN POTENSI PERTANIAN DI DAERAH PORSEA,KABUPATEN TOBA SAMOSIR


PENGEMBANGAN POTENSI PERTANIAN DI DAERAH PORSEA,KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Oleh : Ricson Marpaung/101201172/5D
                                         Program Studi Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
BAB I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan wilayah merupakan membangun masyarakat sesuai dengan potensi prioritas yang terdapat di dalam daerah yang bersangkutan. Diprioritaskan secara fisik, ekonomi, dan sosial budaya. Pembangunan yang dititik beratkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan nasional mencakup beberapa aspek yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja serta kelestarian sumberdaya yang potensial. Keberhasilan pembangunan di Indonesia menuntut kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak dan peranan masing-masing sektor. Salah satu sektor yang diharapkan dapat menunjang tujuan pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian.
Porsea merupakan salah satu kecamatan yang ada di Toba samosir.Kabupaten Toba Samosir secara feografis terletak diantara 980 10'-990 10'Bujur Timur dan 20 06'-20 39' Lintang Utara.Sektor pertanian menjadi prioritas utama dalam pilar pembangunan di Kapaten Toba Samosir, Sumatera Utara, karena memiliki peranan cukup besar dan hampir 90 persen masyarakat daerah tersebut berprofesi sebagai petani.Untuk itu, peningkatan hasil pendapatan petani terus diupayakan melalui berbagai program, di antaranya kegiatan peningkatan Pengetahuan Ketrampilan Sikap (PKS) dengan menggalakkan penyuluhan pertanian sebagai wujud transfer of knowledge.Lahan pertanian pangan berkelanjutan  akan terus dipertahankan serta dikembangkan dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian, perikanan dan peternakan.Produksi dan mutu pertanian akan ditingkatkan sebagai bahan baku industri dengan sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas dalam memantapkan swasembada pangan berkelanjutan.


Permasalahan
1.      Kondisi petani dan keluarga petani rata-rata berlahan sempit dan permodalan yang kecil.
2.       Sebagian besar status kepemilikan lahan kosong di Tobasa dimiliki oleh masyarakat perantau dan tidak dapat diusahai petani setempat.
3.       Sarana maupun prasarana pendukung belum memadai.
4.      Kurang maksimumnya dukungan masyarakat perantau dalam pemenuhan aspirasi dan inspirasi pembangunan pertanian dalam program “Marsipature Hutanabe”
Tujuan
            Tujan penulisan paper yang mengangkat permasalahan pertanian di Kabupaten toba Samosir adalah:
1.      Bagi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir merupakan sebagai bahan informasi dan   pertimbangan untuk perencanaan pengembangan pertanian di Kabupaten Toa Samosir
2.      Bagi pembaca merupakan penambahan wawasan dalam bidang ilmu pengembangan wilayah.
3.      Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang terkait dengan pembangunan daerah.
          
BAB II.
POTENSI

A. PANDANGAN UMUM
Kabupaten Toba Samosir secara feografis terletak diantara 980 10'-990 10'Bujur Timur dan 20 06'-20 39' Lintang Utara. Kabupaten Toba Samosir secara administratif terdiri dari 10 kecamatan dengan 170 desa dan 13 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Toba Samosir adalah 2.21,80 Km2, dengan jumlah penduduk 176.757 jiwa.
B. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang tersedia di Kbaupaten Toba Samosir adalah sarana perhubungan darat, angkutan sungai dan danau, selain itu juga tersedia fasilitas listrik, telekomunikasi dan air bersih.
C. INDENTIFIKASI BIDANG USAHA POTENSIAL POTENSI SUMBERDAYA KOMODITI
Tanaman Pangan
Diantara komoditi tanaman pangan yang diusahakan secara menonjol di Kabupaten Toba Samosir adalah padi dan jagung. Produksi kedua komoditi tersebut meningkatkan pesat pada tahun terakhir.
Tanaman buaha-buahan
Tanaman buah-buahan yang potensial yang diusahakan masyarakat Toba Samosir diantaranya alpukat, jeruk dan durian.
Tamanan Perkebunan
Produksi kelapa sawit dan jahe masing-masing 5.442 ton dan 5.581,8 ton per tahun.
Peternak
Jenis ternak yang telah banyak dikembangkan di Kabupaten Toba Samosir yaitu kerbau, babi, sapi, kambing dan itik. Besarnya populasi ternak di Kabupaten Toba Samosir menunjukan bahwa untuk ternak ruininansia besar yang dominan adalah kerbau, untuk ruininansia kecil adalah babi dan untuk jenis unggas adalah itik. Sesuai dengan habitatnya dan tanggap masyarakat maka jenis-jenis ternak tersebut menjadi alternatif untuk dikembangkan.
Perikanan
Kabupaten Toba Samosir memiliki wilayah Danau Toba yang sangat potensial untuk pengembangan perikanan baik tangkap maupun budidaya. Data statistik menunjukkan bahwa sebagian besar produksi ikan di kabupaten ini adalah hasil budidaya jaring apung ataupun penangkapan di peraiaran danau. Dari kedua data produksi di Kabupaten Toba Samosir tersebut terlihat bahwa danau Toba merupakan lahan potensial untuk pengembangan perikanan.
Pariwisata
Selain potensial untuk pengembangan perikanan, Danau Toba juga merupakan objek wisata yang sangat terkenal di Pulau Sumatera. Jumlah wisatawan asing pernah mencapai 249.656 orang pada tahun 1996 walaupun pada tahun-tahun belakangan ini terjadi penurunan.penurunan yang sangat tajam pada kunjungan wisata tersebut disebabkan oleh krisis keamanan yang menyertai krisis ekonomi di indonesia serta ditutupnya pabrik Pulp PT. Indorayon yang melibatkan investor asing. Walupun demikian dengan keindahan alam dan kekhasan budaya yang ada Danau Toba tetap merupakan objek wisata yang menarik.
D. BIDANG USAHA UNGGULAN LAYAK DIKEMBANGKAN
Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah kabupaten toba samosir, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi ialah :
- Produksi Jahe
- Produksi Jagung
- Keramba Jaring Apung Ikan Nila
- Peternakan Babi
- Wisata Danau Toba

BAB III.
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Tobasa  kini memiliki jumlah penduduk 170.015 jiwa ini memiliki luas lahan pertania91.008 hektar yang diantaranya luas ladang 17.463 hektar, kebun 22.607 hektar , penggembalaan 10.488 hektar, lahan tidur 40.550 hektar.Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, indikator pertanian menunjukkan peningkatan. Produksi tanaman bahan makanan seperti dari sawah pada tahun 2005 sebanyak 113.542 ton, 2006 (119.113 ton), 2007 (133.633 ton ), padi ladang 2005 (2.817 ton), 2006 (2.599 ton), 2007 (3.170 ton), jagung 2005 (12.968 ton), 2006 (15.257 ton), 2007 (15.236 ton), ubi kayu 8.787 ton), 2006 (12.106 ton), 2007 (9.933 ton), ubi jalar 2005 (5.957 ton), 2006 (3.027), 2007 (2.816 ton), kacang tanah 2005 (1.164 ton), 2006 (561 ton), 2007 (350 ton). Tanaman perkebunan, kopi 2005 (2.516,89 ton), 2006 (2.573,73 ton), 2007 (3.349,41 ton), kelapa sawit 2005 (20.920,05 ton), 2006 (21.233,63 ton), 2007(11.243,62 ton), kemiri 2005 (127,63 ton), 2006 (140,34 ton), 2007 (574,32 ton), coklat 2005 (1,67 ton), 2006 (5,85 ton ), 2007 (67,76 ton), karet 2005 (745,00 ton), 2006 ( 707,74 ton), 2007 (509,99 ton). Dari hasil perikanan, danau tahun 2005 (364 ,02 ton), 2006 (391,38), 2007 (396,50 ton), sungai 2005 (21,62 ton), 2006 (27,78 ton), 2007 (26,95 ton), rawa 2005 (22,10 ton), 2006 (24,09 ton), 2007 (20,53 ton), kolam 2005 (199,06 ton), 2006 (223,13 ton), 2007 (229,82 ton), sawah 2005(386,91ton), , 2006 (420,22 ton), 2007 (425,37 ton).
Pemkab Tobasa dalam meningkatkan ketahanan pangan di bidang perberasan ditempuh melalui usaha pokok intensifikasi lahan sawah seluas 18.065 hektar melalui pengembangan penggunaan bibit unggul, pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi desa, jaringan irigasi usaha tani, pengembangan penggunaan pupuk organik, proteksi pertanaman serta perbaikan dan pengolahan lahan melalui pemberian bantuan Alsintan pra pasen seperti hand-traktor,alsintan pasca panen seperti power tresher dan terpal plastik kepada kelompok tani.Tahun 2007 jumlah produksi padi sebesar padi sawah dan lading sebesar 118.457 ton atau sebesar 74.865 ton produksi beras dengan jumlah petani sekitar 36 ribu KK dan jumlah penduduk 170.015 jiwa. Perimbangan beras dengan tingkat swasembada adalah sebesar 310,54 persen atau dengan marketable surplus sebesar 50.575 ton beras. Selain komoditi padi, Pemkab Tobasa juga menggalakkan program pengembangan dan peningkatan produksi jagung disamping komoditi lainnya. Potensi pengembangan pertanaman jagung di Tobasa sangat besar, selain pada lahan sawah sebagai tanaman bergilir setelah padi, Tobasa memiliki lahan kering kering seluas 91.008 hektar dan diantaranya 40.550 lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk pertanaman jagung. Dalam usaha peningkatan produksi jagung tahun 2008, Pemkab Tobasa melaksanakan kegiatan pembukaan lahan kosong seluas 3 ribu hektar bagi petani/kelompok tani. Peningkatan luas panen jagung dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat sebesar 18,38 persen dan dari tahun 2007 ke 2008 meningkat sbesar 102,15 persen. Memang pertanaman jagung tiga tahun terakhir ini perkembangannya sangat pesat di Tobasa.
BAB IV.
KENDALA DAN TANTANGAN
Kendala
1.    Kurangnya dukungan infrastruktur, seperti jaringan irigasi yang sudah ada belum memadai.
2.    Belum optimalnya pemanfaatan potensi pertanian yaitu lahan kosong yang tersebar luas di seluruh Kecamatan.
3.    Masih lemahnya dukungan kelembagaan petani yaitu belum ada kelembagaan petani yang mandiri.
4.    Belum optimalnya pelaksanaan konservasi lahan maupun perairan umum.
5.    Penguasaan pasar oleh petani masih lemah.
6.    Penguasaan dan penerapan Iptek masih lemah.

Tantangan
Sektor  pertanian di masa kini dan masa mendatang diharapakan tetap berperan sebagai penyangga perekonomian nasional, karena kontribusinya sangat nyata, berupa penyediaan pangan, penyedian bahan baku industri, pencapaian produk domestik Bruto/PDB, penghasil ekpor dan devisa negara, penyedian lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat petani, serta menjaga kelestarian dan kesimbangan lingkungan.Namun untcapaiannya tidak lepas dari peran para petani di Tobasa.Adanya tantangan-tantangan seperti cuaca yang tidak mendukung harus mampu membuat para petani  memperhatikan tanaman pertanian lebih serius.
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, mengandalkan sektor pertanian sebagai unggulan, dalam mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan pada wilayah seluas 19.027 hektar lahan pertanian di daerah tersebut.Untuk mewujudkan pembangunan wilayah yang merata, pertanian akan dijadikan sebagai sektor unggulan dalam menuju masyarakat mandiri dan sejahtera. Lahan pertanian pangan berkelanjutanmakan terus dipertahankan serta dikembangkan dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian, perikanan dan peternakan.Produksi dan mutu pertanian akan ditingkatkan sebagai bahan baku industri dengan sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas dalam memantapkan swasembada pangan berkelanjutan. Diversifikasi dan pengelolaan pertanian akan ditingkatkan dengan mengembangkan sektor industri berwawasan lingkungan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.Selain pertanian, industri dan pariwisata juga telah ditetapkan dalam kebijakan pemantapan fungsi kedudukan kabupaten sebagai bagian dari sistem kawasan strategi nasional yang menjadi andalan mendukung pembangunan di wilayah setempat.
Saran
              Pemerintah kabupaten Tobasa perlu untuk mengembangkan pertanian  dengan lebih baik lagi, harus mampu memberikan solusi untuk perencanaan bagaimana pertanian dapat dikelola dengan baik. Masyarakat harus diberdayakan, fasilitas, infrastruktur harus dibangun dengan sebagus mungkin, akses jalan menuju wisata harus lebih baik lagi, dan pemerintah daerah harus segera turun tangan melihat keadaan tersebut karena struktur perekonomian lapangan usaha angkutan dan komunikasi memberikan sumbangan yang mampu mengembangkan pendapatan daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat



DAFTAR PUSTAKA
Dillon,  H.S.2004. Pertanian Membangun Bangsa. Dalam : Aziza, A.N. Analisis Prioritas              Pengembangan Wilayah Berdasarkan Potensi Pertanian Padi. 2008. IPB Press. Bogor.
Indrawidyastuti.2011.Perubahan Iklim Tantangan Bagi Petani. . Diakses dari:        http://www.waspada.co.id
Uchi. 2010. Pengembangan Wilayah. Diakses dari: http://www.pengembanganwilayah.blogspot.com  /Diakses pada:[3 Januari 2013][17.03 WIB]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar